Tafsir
Contoh dari teman-teman para pendurhaka itu dapat dilihat pada perbuatan orang-orang yang melarang mendengarkan bacaan Al-Qur’an. Dan orang-orang yang kafir berkata satu sama lain di antara sesama mereka, “Janganlah kamu mendengarkan dengan cara apa pun bacaan Al-Qur’an ini, dan buatlah kegaduhan terhadapnya dengan cara berteriak-teriak atau bertepuk tangan sehingga bacaan itu tidak bisa didengar, agar dengan berbuat kegaduhan itu kamu dapat mengalahkan bacaan Al-Qur’an itu.
Orang-orang yang kafir dan ingkar kepada Allah dan rasul-Nya berkata kepada kaum mereka, Jangan sekali-kali kamu mendengar ayat-ayat Al-Quran yang dibacakan oleh Muhammad, jangan kamu memperhatikan dan merenungkan isinya. Hendaklah kamu berusaha mengganggu pendengaran orang-orang yang mendengarnya, seperti dengan bernyanyi-nyanyi, bersorak-sorai. Dengan sikap kamu yang demikian, mudah-mudahan orang-orang yang mendengarnya, tidak mengetahui dengan jelas bacaan Al-Quran yang didengarnya itu.
Dahulu waktu Rasulullah masih di Mekah, sebelum hijrah ke Medinah, apabila beliau membaca ayat-ayat Al-Quran, beliau mengeraskan suaranya agar didengar orang-orang banyak. Apabila pemuda-pemuda musyrik Mekah mendengar beliau membaca Al-Quran, mereka mengusir orang-orang yang mendengar bacaan Nabi saw itu dengan mengatakan, Ganggulah suara Muhammad itu dengan menangis, bersiul, bernyanyi, atau dengan bertepuk tangan.
Ibnu Abbas berkata bahwa Abu Jahal berkata kepada kaumnya, Apabila Muhammad membaca ayat-ayat Al-Quran, berteriaklah dengan keras di mukanya, sehingga tidak terdengar apa yang diucapkannya. Padahal, Allah memerintahkan untuk mendengarkan jika Al-Quran dibacakan. Firman-Nya:
Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat. (al-A raf/7: 204)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Fussilat
Surat Fushshilat terdiri atas 54 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Mu'min. Dinamai
Fushshilat (yang dijelaskan) karena ada hubungannya dengan perkataan
Fushshilat yang terdapat pada permulaan surat ini yang berarti
yang dijelaskan. Maksudnya ayat-ayatnya diperinci dengan jelas tentang hukum-hukum, keimanan, janji dan ancaman, budi pekerti, kisah, dan sebagainya. Dinamai juga dengan
Haa Miim dan As Sajdah karena surat ini dimulai dengan
Haa Miim dan dalam surat ini terdapat ayat Sajdah.