Bakal Calon Rektor UMY: Menyongsong Pemimpin Baru Tanpa Gejolak
Tim langit 7
Selasa, 17 September 2024 - 21:18 WIB
Bakal Calon Rektor UMY: Menyongsong Pemimpin Baru Tanpa Gejolak
LANGIT7.ID-Jogja, 19 Agustus 2024. Ibarat pepatah tiada mendung dan angin turun hujan deras. Sebuah surat resmi mendatangiku. Sebuah agendan besar akan berlangsung di kampusku tercinta. Aku diminta mengisi form kesediaan karena masuk kriteria. Kesediaan menjadi bakal calon (Balon) Rektor UMY periode 2024 -2028. Aku didorong karena peminat masih sedikit. Panitia kuatir tidak mencapai target. Demi demokratisasi di kampus tercinta aku dengan ringan bersedia dan melengkapi beberapa syarat administratif yang tidak rumit. Semua online. Cukup klik sana dan klik sini. Tetapi aku kaget kesediaanku ini ternyata viral. Beberapa teman dekat mengucapkan selamat. Ketika aku tanya selamat apa mereka menjawab dengan senyum dikulum. Salah satunya Prof Ichsan Ketua Senat UMY. Bakda jamaah zuhur di masjid beliau serius berujar “lanjut Utadz. Ini jihad, jangan mundur.”
Tetapi ternyata aku memerlukan penguatan. Khususnya dari orang dekat. Aku mengirim pesan ke sekretaris Tim Penjaringan yang mengirim pesan WA padaku. “Menurut Bu Dina, sebaiknya saya maju sebagai Balon atau tidak? Ini permohonan saran serius dari dan pada seorang sahabat.” Bu Dina tahu aku suka traveling. Jawaban beliau, “hmmmm, intinya Pak Mahli harus menikmati hidup. Jika jadi Balon menambah kebahagiaan monggo maju. Tapi jika jadi beban, mungkin perlu dipertimbangkan.” Sahabat lainnya Bu Bahiroh menjawab “saya kira seorang pejuang itu merasa nikmat jika dapat tantangan dan bisa melewatinya.” Nasehat menyejukkan datang dari Prof Fattah dari Solo dan tentu juga dari istri dan anak-anaku. Jawaban mereka senada, “mengalir saja. Kalau memang ditaqdirkan bismillah. Kalau tidak terpilih alhamdulillaah.”
Selanjutnya aku menyiapkan makalah singkat. Temanya Starategi Pengembangan UMY Empat Tahun ke depan. Aku mulai dengan bahwa UMY segera memasuki etape 2025-2030. Temanya "toward leading enterpreneural university." Targetnya Under 50 Asian University. Kini UMY sudah melampaui PTMA lainnya dengan standar mutu di atas standar Dikti. UMY kini bicara pada level dunia. Maka menurut Rektor UMY Prof Gunawan tantangan semakin berat. “Pemasukan non SPP sudah meningkat. Kini sudah 10 persen. Semoga nanti mencapai 60 persen.” Pada sisi lain UMY milik Muhammadiyah. Maka harus seperti sebuah rumah besar yang tidak terpecah-pecah. Menurut Ketum PP Muhammadiyah Prof Haedar yang juga dosen UMY organisasi di luar Persyarikatan kini terus berkembang. Maka perlu kesungguhan dan melakukan akselerasi.
Tantangan lainnya adalah pada kompetitor yang makin banyak. Masyarakat masih silau dengan status negeri perguruan tinggi. Mereka tidak melihat kualitas berdasar akreditasi BAN. Maka ceruk calon mahasiswa baru PTS makin kecil karena dihisap hampir habis oleh PTN, khususnya PTN-NH. Sejak 2022 UMY juga mengalami penurunan grafik pendaftar mahasiswa baru sekitar 500 setiap tahunnya. Tetapi UMY harus tetap optimis. Kinerja rata-rata unit mencapai 80 persen meski penyerapan anggarannya baru 66 persen. Artinya terjadi efisiensi. Meski demikian UMY masih masa prihatin. Pak Gun menegaskan 40 % mahasiswa baru mendapat info tentang UMY dari kakak kelas mereka saat SMA. Lanjut Pak Gun, “kita openi mahasiswa seakan anak kita sendiri. Agar mereka menularkan kebaikan kita ke calon mahasiswa baru.”
Menghadapi situasi ini sebagai Balon Rektor aku mengusulkan beberapa strategi pengembangan. Pertama, sejalan dengan tema RKTT 2024 yaitu megembangkan inovasi produk komersial. Usaha-usaha UMY yang sudah menguntungkan perlu diduplikasi. Misalnya Klinik Pratama Firdaus, RS AMC, Boga UMY, dan Tim Konstruksi. UMSU sudah berkonsultasi dengan Tim Konstruksi UMY untuk pembangunan kampus terpadu seluas 125 Ha yang akan menjadi ajang Muktamar. Tim Konstruksi UMY juga bisa ambil bagian dalam pembangunan AUM lainnya. Menurut Pak Agung Ketua BPH UMY kini dana bank hampir 1,7 T untuk pembangunan AUM atas persetujuan PP Muhammadiyah. Sistem yang dibangun UMY juga bisa digunakan oleh PTMA lain yang sedang berbenah. Sedangkan Prodi ilmu sosial, humaniora, dan agama bisa menjadi konsultan di berbagai bidang.
Tetapi ternyata aku memerlukan penguatan. Khususnya dari orang dekat. Aku mengirim pesan ke sekretaris Tim Penjaringan yang mengirim pesan WA padaku. “Menurut Bu Dina, sebaiknya saya maju sebagai Balon atau tidak? Ini permohonan saran serius dari dan pada seorang sahabat.” Bu Dina tahu aku suka traveling. Jawaban beliau, “hmmmm, intinya Pak Mahli harus menikmati hidup. Jika jadi Balon menambah kebahagiaan monggo maju. Tapi jika jadi beban, mungkin perlu dipertimbangkan.” Sahabat lainnya Bu Bahiroh menjawab “saya kira seorang pejuang itu merasa nikmat jika dapat tantangan dan bisa melewatinya.” Nasehat menyejukkan datang dari Prof Fattah dari Solo dan tentu juga dari istri dan anak-anaku. Jawaban mereka senada, “mengalir saja. Kalau memang ditaqdirkan bismillah. Kalau tidak terpilih alhamdulillaah.”
Selanjutnya aku menyiapkan makalah singkat. Temanya Starategi Pengembangan UMY Empat Tahun ke depan. Aku mulai dengan bahwa UMY segera memasuki etape 2025-2030. Temanya "toward leading enterpreneural university." Targetnya Under 50 Asian University. Kini UMY sudah melampaui PTMA lainnya dengan standar mutu di atas standar Dikti. UMY kini bicara pada level dunia. Maka menurut Rektor UMY Prof Gunawan tantangan semakin berat. “Pemasukan non SPP sudah meningkat. Kini sudah 10 persen. Semoga nanti mencapai 60 persen.” Pada sisi lain UMY milik Muhammadiyah. Maka harus seperti sebuah rumah besar yang tidak terpecah-pecah. Menurut Ketum PP Muhammadiyah Prof Haedar yang juga dosen UMY organisasi di luar Persyarikatan kini terus berkembang. Maka perlu kesungguhan dan melakukan akselerasi.
Tantangan lainnya adalah pada kompetitor yang makin banyak. Masyarakat masih silau dengan status negeri perguruan tinggi. Mereka tidak melihat kualitas berdasar akreditasi BAN. Maka ceruk calon mahasiswa baru PTS makin kecil karena dihisap hampir habis oleh PTN, khususnya PTN-NH. Sejak 2022 UMY juga mengalami penurunan grafik pendaftar mahasiswa baru sekitar 500 setiap tahunnya. Tetapi UMY harus tetap optimis. Kinerja rata-rata unit mencapai 80 persen meski penyerapan anggarannya baru 66 persen. Artinya terjadi efisiensi. Meski demikian UMY masih masa prihatin. Pak Gun menegaskan 40 % mahasiswa baru mendapat info tentang UMY dari kakak kelas mereka saat SMA. Lanjut Pak Gun, “kita openi mahasiswa seakan anak kita sendiri. Agar mereka menularkan kebaikan kita ke calon mahasiswa baru.”
Menghadapi situasi ini sebagai Balon Rektor aku mengusulkan beberapa strategi pengembangan. Pertama, sejalan dengan tema RKTT 2024 yaitu megembangkan inovasi produk komersial. Usaha-usaha UMY yang sudah menguntungkan perlu diduplikasi. Misalnya Klinik Pratama Firdaus, RS AMC, Boga UMY, dan Tim Konstruksi. UMSU sudah berkonsultasi dengan Tim Konstruksi UMY untuk pembangunan kampus terpadu seluas 125 Ha yang akan menjadi ajang Muktamar. Tim Konstruksi UMY juga bisa ambil bagian dalam pembangunan AUM lainnya. Menurut Pak Agung Ketua BPH UMY kini dana bank hampir 1,7 T untuk pembangunan AUM atas persetujuan PP Muhammadiyah. Sistem yang dibangun UMY juga bisa digunakan oleh PTMA lain yang sedang berbenah. Sedangkan Prodi ilmu sosial, humaniora, dan agama bisa menjadi konsultan di berbagai bidang.