Jusuf Kalla serukan Qunut Nazilah di seluruh masjid Indonesia sebagai bentuk doa bersama hadapi musibah global, termasuk Gaza dan Iran. Satukan kepedulian umat.
Ia menutup ceritanya dengan pelan, Jagalah hatimu untuk selalu peduli. Dan jagalah penilaianmu agar tidak menilai dari rupa. Karena Allah melihat pada hati, bukan pada wajah dan kata.
Hadis-hadis sahih menyebutkan: Dajjal akan muncul dari arah Timur, membawa 70.000 pengikut Yahudi dari kota Asbahan, wilayah yang hari ini dikenal sebagai Isfahan, di jantung negara Iran.
Di sinilah, sekitar tahun ke-20 Hijriah, denyut terakhir kejayaan Zoroaster dan Sasanid berpacu melawan waktu. Pasukan Muslimin datang bukan hanya dengan pedang dan panji, tapi juga dengan mandat sejarah.
Menurut Syaikh bin Baz, kebolehan poligami bukan sekadar kemurahan (rukhshah), tapi justru memiliki banyak maslahat, antara lain menjaga kesucian diri dan wanita, memperbanyak keturunan, hingga memperluas umat yang menyembah Allah.
Mempercayai makhluk yang mengklaim tahu perkara gaib, berarti secara sadar atau tidak, telah mengingkari satu ajaran fundamental Islam: bahwa perkara ghaib hanya dalam pengetahuan Allah.
Pertanyaan klasik ini kembali mengemuka dalam diskusi para ulama dan masyarakat awam ketika warisan dari orang tua ternyata bercampur dengan hasil korupsi, suap, atau bunga riba.
Humor menjadi cara Nasrudin untuk bertahan hidup dan menundukkan kesewenang-wenangan, bukan dengan perlawanan frontal, tapi dengan akal dan kelucuan yang mencairkan ketegangan.
Tak ada yang salah dari semangat itu. Tapi ketika ilmu yang mereka tinggalkan adalah bagian dari kebutuhan strategis umat, keputusan itu justru membuat kita terdiam.
Penyakit, dalam pandangan ini, bukan sekadar persoalan ketidakseimbangan unsur tubuh. Ia bisa menjadi surat cinta dari Tuhan, tali gaib yang menarik sang hamba kembali ke jalan-Nya.
Gagasan fiqh prioritas Syaikh Yusuf al-Qaradawi menggugah nurani umat: dalam situasi darurat, menyelamatkan nyawa lebih utama daripada menunaikan ibadah sunnah berbiaya besar.
Banyak orang membuka lembaran demi lembaran kitab suci, kitab ilmu, kitab sejarah tapi tak mengizinkan satu kalimat pun benar-benar masuk ke dalam kalbunya.
Tak hanya di bidang filantropi. Penyimpangan itu menjalar ke dimensi ibadah. Ribuan orang kaya rela menghabiskan biaya besar untuk haji berulang atau umrah Ramadhan. Padahal kewajiban haji hanya sekali.
Kisah ini bukan hanya menunjukkan kecerdasan Nasrudin dalam menanggapi tirani, tapi juga memperlihatkan bagaimana para sufi dan ulama kadang harus memilih bahasa hikmah untuk menghadapi kekuasaan zalim.
Ia adalah momen ketika semua manusia dihimpun untuk mempertanggungjawabkan hidup mereka. Namun sebelum itu, akan ada tanda-tanda. Dan sebagian di antaranya kini sedang mampir di depan pintu.
Dalam narasi modern kita, agama hanya jadi pelengkap. Ia hanya muncul di acara pernikahan, peresmian, atau pemakaman. Tapi dalam ranah kehidupan sehari-hari, politik, ekonomi, pendidikan, agama dianggap tidak punya peran.
Di tengah gempuran narasi kiamat yang muram dan destruktif, ajaran Islam justru menyimpan tafsir spiritual yang menghibur dan menenangkan: bahwa kiamat adalah awal, bukan akhir.