Dari ayat-ayat suci, pakaian memikul lebih dari sekadar fungsi menutup tubuh. Ia menjadi penanda zaman, penegas identitas, pagar moral, hingga simbol estetika yang diperdebatkan ulama lintas abad.
Mengeluh adalah hal manusiawi, tapi terlalu sering mengeluh justru mengurangi nikmat hidup. Temukan cara berhenti mengeluh, bersyukur lebih banyak, dan mendapatkan ketenangan hati sesuai tuntunan Al-Quran dan Hadis.
Puasa Senin dan Kamis adalah salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan di dalam Islam. Selain memiliki fadilah spiritual yang besar, puasa sunnah ini juga menawarkan manfaat fisik dan mental bagi yang rutin menjalaninya.
Rezeki besar datang kepada mereka yang siap menanggung tanggung jawab besar. Pelajari bagaimana amanah, usaha, dan kesiapan diri mempengaruhi kelapangan rezeki dalam hidup dan bisnis.
Takut kekurangan sering menjadi penghalang dalam mencari rezeki. Padahal, dalam Islam, rezeki datang dari Allah dan justru bertambah lewat sedekah. Temukan makna spiritual berbagi dalam urusan bisnis dan kehidupan sehari-hari, sesuai ajaran Rasulullah SAW
Sejak kisah Adam dan Hawa hingga seruan Ya Bani Adam dalam Al-Quran, dorongan berpakaian dipotret sebagai fitrah manusia. Tafsir para ulama menunjukkan: menutup aurat bukan sekadar aturan, tetapi naluri purba.
Begitu dilantik, Utsman bin Affan memilih meneruskan kebijakan Abu Bakar dan Umar. Di tengah gejolak daerah dan ancaman luar, sang khalifah ketiga lebih hati-hati ketimbang inovatif.
Di awal pemerintahannya, Utsman bin Affan menghadapi ancaman beruntun dari Persia dan Romawi. Kebijakan luar negerinya terpaksa mengikuti garis keras pendahulunya demi menjaga kedaulatan.
Temukan pesan ketenangan hati melalui tawakal kepada Allah. Artikel ini mengingatkan bahwa ketenangan bukan datang dari keadaan, tetapi dari keyakinan pada rencana Allah. Cocok untuk renungan malam yang menenangkan dan menguatkan jiwa.
Mindset rezeki dalam Islam: hidup berubah ketika fokus dari mendapat menjadi memberi. Kebaikan yang bermanfaat bagi orang lain membuka pintu rezeki, baik dalam ibadah maupun bisnis. Semakin banyak manfaat yang ditebar, semakin luas rezeki yang datang.
Perbandingan kisah penciptaan dalam Qur'an dan Bibel kerap dianggap serupa. Namun telaah ilmiah menunjukkan selisih besar: Qur'an menyajikan potongan konsep, bukan narasi tunggal seperti Bibel.
Taubat bukan sekadar kembali pada Tuhan, melainkan pembebasan dari jurang putus asa. Al Qur'an menegaskan: pintu maaf selalu terbuka, bahkan bagi yang dosanya menjulang sampai langit.
Dalam surat-suratnya kepada para pejabat, Utsman bin Affan merumuskan etika kekuasaan yang menolak pemerasan, membatasi aparat pemungut pajak, dan menegakkan amanat sebagai fondasi negara yang baru tumbuh.
Temukan makna sabar dan optimis dalam menjalani ujian hidup. Tulisan inspiratif ini mengingatkan bahwa setiap langkah kecil yang dijaga dengan ikhlas akan membawa kita menuju kemudahan dan kemenangan besar sesuai janji Allah. Bacaan motivasi islami yang menenangkan hati.
Perdebatan hukum musik sampai kini masih terjadi. Sebagian kelompok menggunakan ayat dan hadis untuk mengharamkan lagu, namun ulama besar seperti Ibnu Hazm, Al Ghazali, hingga Qardhawi menilai dalil itu tak cukup kuat.
Kelembutan, kedermawanan, dan kedekatan dengan keluarga Nabi menjadikan Utsman bin Affan menyandang julukan Dzu al-Nuraynsatu-satunya manusia bergelar Pemilik Dua Cahaya dalam sejarah Islam.
Pepatah rezeki tak pernah salah alamat kembali hidup di tengah gelombang kecemasan ekonomi. Dari kitab kuning hingga linimasa, keyakinan lama itu menjadi penopang harapan banyak orang.
Ketenangan dan kebahagiaan sejati dalam rumah tangga hanya bisa diraih jika suami istri menjadikan iman dan takwa sebagai ukuran utama. Ustadzah Dr. Ana Rohanah, Lc., M.Ag. menjelaskan empat kunci utama untuk menjaga keharmonisan, termasuk sabar, ikhlas, dan menjadikan dunia sebagai ladang akhirat.
Al-Quran memakai tiga istilah untuk pakaianlibas, tsiyab, dan sarabilyang bukan hanya menunjuk kain penutup tubuh, tetapi juga simbol fitrah, moralitas, dan relasi manusia dengan godaan setan.
Dalam wacana hukum musik dan nyanyian, para ulama bertolak dari satu kaidah dasar: segala sesuatu asalnya boleh. Namun bagaimana kaidah itu bekerja ketika tafsir nash bersilangan dan sensitivitas moral berubah sepanjang zaman?