LANGIT7.ID, Jakarta - Surah Ad-Dhuha ayat 9-11 menjadi pedoman Kiai
Ahmad Dahlan terhadap kaum Dhuafa. Ulama tersebut menangkap makna baik di balik kandungan ayat tersebut.
Ustadz Muhammad Damami Zein dalam Pengajian Majelis Tabligh PP
Muhammadiyah menuturkan bahwa tiga ayat tersebut sejatinya merangkum psikologi kaum dhuafa.
Dalam Surat Ad-Dhuha sendiri, ayat 9 berisi larangan berlaku sewenang-wenang pada anak yatim. "Makanya jangan dikerasi, jangan kamu kasari dengan mimikmu atau dengan ucapanmu," ujar Damami mengutip ayat ke-9 dikutip Ahad (27/2/2022).
Baca Juga: Anjuran Mengganti Shalat saat Ketiduran, Tak Bisa DigugurkanAyat 10 berisi tentang larangan menghardik orang yang meminta pertolongan. Sedangkan ayat 11 berisi tentang perintah bersyukur terhadap nikmat yang dikaruniakan Tuhan.
"Jangan kau tambah dengan ucapan kasar itu dan terhadap orang yang terang-terangan minta, jangan kamu gertak. Jagalah perasaannya," ujar Damami mengutip ayat ke-10.
Atas pemahaman terhadap dua ayat ini, Kiai Dahlan menurut Damami selalu berusaha menolong kaum lemah dengan cara yang tidak mengesankan bahwa mereka yang ditolong memiliki derajat lebih rendah daripada mereka yang menolong.
Dua ayat di atas, lanjut Damami terkait dengan ayat ke-11 yang berisi tentang perintah bersyukur. Perintah itu menurutnya bukan semata ucapan lisan, tapi tindakan agar kaum lemah dibimbing sampai dapat keluar dari keadaan yang terbelakang.
"Kalau sudah dapat nikmat, maka ceritakan itu (caranya) yang dalam bahasa modern ilmu ekonomi disebut motivator, isinya ada tiga 3," ujar Damami.
(bal)