LANGIT7.ID, Jakarta - Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir adalah lembaga pendidikan di bawah naungan Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII). STID Mohammad Natsir bertugas mendidik, membina, dan melahirkan pendakwah profesional.
Ketua STID Mohammad Natsir, Dr Dwi Budiman Assiroji menjelaskan, terdapat tiga tahap kaderisasi dai yang akan berdakwah di masyarakat. Lewat tahapan ini, para calon dai akan mendapat pembinaan keagamaan dan sosial kemasyarakatan.
Pada tahap pertama, STID Mohammad Natsir menjalankan program kaderisasi berbasis asrama. Mahasiswa diwajibkan tinggal di asrama dalam rangka pembentukan karakter dai yang kuat, baik mental maupun spiritual.
Baca Juga: STID Mohammad Natsir Berangkatkan 373 Dai Bina Masyarakat Pedalaman“Kita persiapkan pembinaan ibadiyah dan syakhsiyah ke daiaan (karakter pendakwah) mereka agar bisa memiliki bekal yang cukup menjadi dai,” kata Dwi saat memberi pembekalan pengiriman Kafilah Da’wah Ramadhan 1443 H, dikutip Senin (28/3/2022).
Tahapan kedua adalah kaderisasi berbasis masjid. Mahasiswa laki-laki diwajibkan tinggal di masjid untuk mempelajari bagaimana menjadikan masjid sebagai pusat gerakan dakwah dan belajar berinteraksi langsung dengan masyarakat.
“Pada tahapan kedua inilah, selain mereka wajib tinggal di masjid juga wajib mengikuti program kafilah dakwah,” tutur Dwi.
Dwi menguraikan, dalam program kafilah dakwah, mahasiswa akan dikirim secara berkelompok untuk membina masyarakat di wilayah pedalaman Indonesia. Pada kaderisasi tahap dua ini, universitas akan memantau secara ketat perkembangan mahasiswa.
Baca Juga: Netty Minta Pemerintah Evaluasi Vaksin Booster sebagai Syarat Mudik“Pada tahapan kedua ini mereka kita turunkan ke daerah pedalaman, perbatasan, dan minoritas muslim. Dalam program ini, mereka masih kami kirim secara berkelompok dan kita pantau secara ketat,” tutur Dwi.
Kaderisasi tahap ketiga merupakan kaderisasi berbasis masyarakat selama dua tahun. Mahasiswa yang sudah menyelesaikan masa studinya akan ditugaskan berdakwah ke pedalaman secara mandiri oleh Dewan Da'wah.
“Kami ingin para mahasiswa di samping mereka belajar teori juga belajar berinteraksi dengan masyarakat di masjid tempat mereka tinggal, memiliki pengalaman di daerah pedalaman, perbatasan yang nanti jadi kawasan dakwah mereka agar dalam pengabdian dakwah mahasiswa sudah siap 100 persen,” ujarnya.
Baca Juga: Sambut Ramadhan, Salimah Sumut Promosikan Gaya Hidup Halal(zhd)