LANGIT7.ID, Jakarta - Cara
berdagang Rasulullah harus ditiru oleh kaum muslim yang berkarier sebagai wirausaha. Salah satu teladan Nabi yakni beretika baik kepada para pelanggannya.
Etika Rasul ketika berdagang yakni ramah dan bermurah hati. Pola bisnis tersebut bisa menarik konsumen, karena ada rasa nyaman berbelanja dengan
pengusaha muslim.
Cara berdagang
Rasulullah ini diterangkan dalam hadist: "Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila berutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan." (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221).
Baca Juga: 4 Modal Pembuka Rezeki dalam Berdagang, Ikuti Sunnah RasulDari hadits di atas termasuk etika bisnis adalah bermurah hati pada konsumen, dengan sikap murah hati kita dapat menarik konsumen lebih banyak, mereka merasa dihargai, merasa dihormati, merasa nyaman, terciptanya sebuah kepuasan bisnis dan komunikasi yang baik.
Dalam berdagang pun tidak boleh sampai melupakan akhirat. Mencari duniawi memang tidak dilarang, namun perlu batasan, karena cita-cita terakhir seorang muslim ialah akhiratnya.
Nabi berkata dalam sebuah hadist: "Akan datang kepada umatku suatu masa dimana mereka mencintai lima perkara dan melupakan lima perkara pula. Mereka mencintai dunia dan melupakan akhirat, meraka mencintai kehidupan dan melupakan kematian, mereka mencintai gedung-gedung dan melupakan kuburan, mereka mencintai harta benda dan melupakan hisab di akhirat, mereka mencintai mahluk dan melupakan khaliqnya.
(bal)