Ustadzah Yati Priyati, Sukses Berdakwah dan Bina Rumah Tangga
Jaja SuhanaAhad, 24 April 2022 - 05:05 WIB
Ustazah Yati Priyati, Sukses Berdakwah dan Bina Rumah Tangga. (Foto: Tangkapan Layar YouTube Langit7.id)
LANGIT7.ID, Jakarta - Dakwah merupakan tugas berat yang memakan banyak waktu dan tenaga. Apalagi bagi seorang istri, selain berdakwah juga memiliki kewajiban untuk mengurus rumah tangga.
Bagi Ustazah Yati Priyati, perempuan tidak ada halangan untuk sukses di ranah publik dan di ranah keluarga. Menurutnya, kedua hal tersebut bisa dijalankan dengan baik asalkan ada komitmen dan saling support antara suami dan istri.
"Ketika kita diberikan potensi oleh Allah SWT, menurut saya suami yang bijak adalah yang memberikan kesempatan istrinya itu mengembangkan potensi tersebut. Namun, tetap ada kontrol dari suami," ujar Ustazah Yati Priyati dalam Apa Kabar Ustaz Langit7, Sabtu (23/4/2022).
Menurut daiah asal Betawi itu, sangat disayangkan apabila ada perempuan yang memiliki potensi dalam bidang tertentu namun suami melarang dengan alasan istri harus sami'na waatha'na, harus taat pada suami. "Saya berharap kepada suami-suami yang dianugerahi istri yang memiliki potensi luar biasa, insyallah kalau dia benar benar istri yang mengerti masalah agama, tidak akan lepas kendali," katanya.
Yati Priyati berpendapat, bahwa kedudukan laki-laki dan perempuan dalam agama sama. Sehingga tidak melulu perempuan harus berdiam diri di rumah mengurus rumah dan anak. Baginya, urusan rumah tangga adalah tanggung jawab bersama antara suami dan istri.
"Kita ini umat terbaik, kuntum khaira ummah. Jadi tidak ada laki-laki tidak ada perempuan, semua sama dan dinilai dari keshalehannya," ucapnya.
Yati Priyati tumbuh dalam lingkungan yang memegang erat tradisi keagamaan khas masyarakat Betawi. Sejak kecil, dia diajarkan untuk mengaji pada malam hari, terlebih sang Ibunda merupakan guru ngaji saat itu.
Dia tidak mengenyam pendidikan pesantren seperti suaminya. Namun, sejak kecil dia dan adik perempuannya sudah dipersiapkan dengan bekal agama agar kelak melanjutkan dakwah melalui majelis taklim yang dipimpin sang Umi.
Kemudian melalui perantara seorang Kiai, dia dijodohkan dengan seorang pria yang merupakan lulusan Pesantren Tebu Ireng, Jombang. Yati dan suami tidak pacaran terlebih dahulu, keduanya sepakat langsung menikah.
"Awalnya bingung, apa bener dia jodoh saya? Tapi bismillah kalau niat kita menikah karena ibadah pasti dipermudah itu kan janji Allah," ujarnya.
Kesuksesan ustazah Yati saat ini tentu tidak lepas dari dukungan penuh yang diberikan suami kepadanya. Suami memutuskan membuka usaha di rumahnya agar bisa sambil mengurus anak-anak.
Yati Priyati mengaku bahwa sang saumi tidak pernah menuntut apapun dari dirinya. Jiwa mandiri yang didapatkan dari didikan pesantren menjadikan saumi dari Yati tidak pernah ingin diperlakukan istimewa oleh istri.
"Yang saya rasakan beliau tidak pernah menuntut, kamu harus begini, harus begitu, karena kalau saya dituntut sama suami saya takut sama Allah, Allah bisa murka karena tuntutannya itu bisa jadi kewajiban saya yang tidak saya tunaikan," ungkapnya.