Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Jum'at, 29 Maret 2024
home masjid detail berita

Perhatikan, Berikut Adab Berpakaian Pria Muslim Saat Shalat

Muhajirin Jum'at, 13 Mei 2022 - 14:15 WIB
Perhatikan, Berikut Adab Berpakaian Pria Muslim Saat Shalat
Ilustrasi (foto: langit7.id/istock)
skyscraper (Desktop - langit7.id)
LANGIT7.ID - Salah satu syarat sahnya shalat adalah menutup aurat. Sementara aurat pria ialah dari pusar hingga dengkul. Namun apakah boleh seorang pria shalat hanya sebatas menggunakan pakaian yang menutup aurat?.

Sebagian masyarakat di Indonesia menganggap shalat seseorang makruh jika tidak memakai peci dan memakai baju pendek. Hal tersebut masuk dalam bab adab seorang pria muslim saat menunaikan ibadah shalat.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon, Buya Yahya, menekankan perlunya seorang pria muslim memperhatikan batas aurat saat menunaikan ibadah shalat. Mesti diketahui, jika adab aurat dalam shalat diperhatikan dengan tulus maka akan mendapatkan pahala dari Allah Ta'ala.

Buya Yahya mengatakan, para ulama telah membahas mengenai adab aurat pria saat shalat di masjid. Para ulama sepakat, seorang pria muslim harus 'berdandan' sebelum berangkat ke masjid.

Baca Juga: Hukum Pakai Parfum Beralkohol untuk Sholat, Ini Penjelasan Ustadz

Dalam fikih, seorang laki-laki wajib menutup aurat saat shalat. Aurat seorang laki-laki adalah antara pusar sampai lutut.

"Namun, jangan serta-merta ketika anda mendengar batas aurat laki-laki ini, besok shalat berjamaah memakai kolor," kata Buya Yahya.

Dia menjelaskan, disunnahkan memakai baju terbaik yang dimiliki. Dengan perlengkapan sempurna, termasuk kopiah atau penutup kepala. Nabi Muhammad SAW hampir tidak pernah melepas penutup kepala saat shalat. Kecuali saat beliau umrah dan haji.

"Di saat masuk toilet pun disunnahkan kita memakai penutup kepala," tutur Buya Yahya. Tapi bila pun ada yang tidak memakai penutup kepala, maka tidak mengapa karena bukan sesuatu yang wajib.

Ada orang shalat tidak memakai penutup kepala, maka tetap sah. Ada imam shalat tidak memakai kopiah, juga tetap sah. Ada yang memakai kaos oblong tetap sah.

"Yang rugi adalah gara-gara imamnya tidak pakai kopiah, pakai kaos oblong lantas tidak mau berjamaah, maka anda yang rugi karena shalatnya imam tersebut tetap sah," ucap Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya, hal terpenting adalah aqidah yang sama. Meksi begitu, seorang muslim harus tetap memperhatikan adab berpakaian saat berjamaah di masjid. Misal tidak memakai kaos bergambar atau tulisan yang bisa mengganggu konsentrasi orang lain saat berjamaah.

Seorang pria muslim dianjurkan tidak menghindari kaos bergambar atau kaos bertulisan. Apalagi gambar atau tulisan itu berada di punggung. Sebab itu bisa dibaca orang yang di belakang dan mengganggu konsentrasi mereka.

"Tidak haram dipakai shalat, namun mengganggu," kata Buya Yahya. Saat hendak shalat berjamaah hendaknya berdandan paling tidak memakai pakaian yang tidak memancing orang berkomentar mengenai pakaian yang dikenakan.

Buya Yahya menganjurkan seorang pria muslim memakai pakaian yang baik dan sopan serta tidak bergambar atau bertulisan mencolok. Sebab itu bisa menarik perhatian sesama jamaah shalat. Tentu hal itu mengganggu khusyuk jamaah lain.

Hal tak kalah penting adalah memperhatikan adab kepada Allah. Adab kepada Allah paling utama. Setelah itu, baru memperhatikan terkait adab-adab yang bersifat horizontal, yakni kepada sesama jamaah masjid.

(jqf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Jum'at 29 Maret 2024
Imsak
04:31
Shubuh
04:41
Dhuhur
12:01
Ashar
15:14
Maghrib
18:02
Isya
19:11
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan