LANGIT7.ID - , Jakarta -
Pakistan mengalami
banjir bandang hingga berdampak kepada 22 juta penduduk atau 10 persen dari populasi di negara tersebut. Terkini, setidaknya 1.100 orang tewas akibat
bencana alam itu.
Banjir bandang terburuk dalam tiga dekade terakhir ini berdampak pada
sektor pertanian. Lebih dari 800.000 hektar
lahan pertanian terendam banjir, menghancurkan sebagian besar tanaman sehingga petani gagal panen.
Baca juga: PBB Serukan Pengumpulan Bantuan Bencana Banjir di PakistanAkibatnya, warga Pakistan mengalami
krisis pangan di mana pasokan sayur dan buah menipis.
“Pasokan sayuran dan
buah-buahan ke Lahore semakin hari semakin berkurang karena banjir, hujan dan kerusakan jalan,” kata Malik Awan, pemasok di pasar buah dan sayur Lahore, Pakistan, melansir dari The National News, Kamis (1/9/2022).
Parahnya, para pedagang yang sebelumnya menerima lebih dari 100 truk produk sayuran segar setiap harinya, kini hanya 10 sampai 15 truk saja. Harga sayuran pun naik tiga kali lipat karena minimnya pasokan.
Salah satu warga Pakistan mengatakan, harga sayuran juga sudah naik tiga kali lipat karena minimnya pasokan sayuran.
"Tomat sebelumnya seharga 60 rupee (Rp11.000) per kg, sekarang harganya lebih dari 200 rupee (Rp37.414) per kilo bahkan harga tepung sekarang dua kali lipat," kata Sain Husain, warga Selatan Sindh yang menjadi korban banjir bandang Pakistan.
Baca juga: Baznas Terjunkan Tim Kemanusiaan untuk Banjir Bandang BogorKondisi ini memperparah perekonomian di Pakistan. Diketahui, 220 juta orang Pakistan sudah menghadapi
inflasi, dengan harga konsumen naik sekitar 25 persen setiap tahun pada Juli.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perdagangan Pakistan, Naveed Qamar mengatakan, pihaknya akan berjuang untuk mengamankan pasokan pangan, salah satunya dengan mengimpor sayuran dari Iran dan Afghanistan.
"Pemerintah hampir mencapai kesepakatan untuk mengimpor sayuran dan barang-barang yang dapat dimakan lainnya dari Iran dan Afghanistan. Bawang sudah tidak bisa didapatkan. Harga tomat juga sudah melambung tinggi," ujar Qamar.
Baca juga: Pria Pakistan Ini Motoran 50 Hari Lintasi 12 Negara untuk Berangkat Umrah(est)