LANGIT7.ID, Jakarta - Wakil Presiden RI,
KH Ma’ruf Amin, menilai ekonomi umat Islam di Indonesia masih berada di posisi marjinal. Hal tersebut merupakan masalah yang membutuhkan solusi jangkan pendek dan panjang agar umat Islam bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi.
"Posisi umat Islam secara ekonomi masih berada di posisi marjinal. Sementara kita semua menyadari kemerdekaan sejati cuma dapat diraih karena umat Islam mampu mandiri secara ekonomi," ujar Ma’ruf Amin dalam pembukaan Muktamar ke-16 Persis di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (24/9/2022).
Baca Juga: Galakkan Transformasi Gerakan Dakwah, Muktamar Persis Dihadiri 1.250 PesertaMenurut Ma’ruf, ormas Islam di Indonesia bisa mengambil peran penting dalam mengatasi permasalahan tersebut. Dia mencontohkan
Persatuan Islam (Persis) yang telah memiliki basis di seluruh Indonesia.
"Memperhatikan perekonomian nasional yang berupaya pulih dari pandemi, saya berharap Persis dapat merekatkan peran aktif untuk terus berkhidmat dalam dakwah ekonomi. Sebuah ijtihad membawa kemajuan ekonomi bagi seluruh masyarakat muslim di Indonesia," kata KH Ma’ruf.
Selain itu, Ma'ruf Amin menuturkan Muktamar Persis ke-16 harus menjadi momentum kebangkitan
ekonomi umat Islam. Dengan jaringan yang ada, Persis bisa menjadi mitra pemerintah dalam menggerakkan ekonomi kerakyatan.
"Sudah saatnya kita mengukuhkan sikap untuk bersama-sama bangkit, dan membangun kembali ekonomi dan kesejahteraan rakyat yang berkadilan. Khususnya melalui pemberdayaan UMKM yang saat ini diberi prioritas oleh pemerintah," ucap Wapres.
Baca Juga: KADIN: Ormas Islam Bisa Jadi Sentra Pengembangan Industri Halal Tanah AirPersis Diminta Dakwahkan Islam WasathiyahSelain dakwah ekonomi, Ma’ruf Amin juga berpesan kepada pengurus Persis untuk menyebarkan Islam wasathiyah. Itu tidak terlepas dari peran ormas Islam sebagai jembatan aspirasi masyarakat dan penjaga pilar demokrasi Indonesia.
Menurutnya, kontribusi ormas Islam seperti Persis dalam membangun bangsa Indonesia sangat besar. Mulai dari dakwah pendidikan, kegiatan sosial, gerakan ekonomi kerakyatan, dan pembangunan akhlak generasi muda menghadapi derasnya arus modernisasi dunia.
"Saat ini, pemerintah terus menggalakkan Islam wasathiyah di Indonesia sebagai upaya membangun kerukunan antarumat di dalam kemajemukan. Upaya ini membutuhkan peranan ormas Islam secara lebih optimal untuk terus menguatkan Islam wasathiyah," lanjut Ma'ruf menerangkan.
Baca Juga: Irfan Hakim: Saya Bagian dari Keluarga Besar Persatuan IslamAtas dasar itu, Persis diharapkan menjadi mitra strategis pemerintah dalam merawat dan membangun negeri. Wapres menyebut para pendiri Persis sebagai teladan dakwah secara ilmiah dan berdampak nyata kepada masyarakat luas.
"Untuk itu saya mengajak seluruh pengurus dan keluarga besar Persis untuk melanjutkan dan mengembangkan pola dakwah yang bijak dan damai sesuai tuntutan Al-Qur’an dan keteladanan Rasulullah, serta mencontoh para dai terdahulu yang menyeabrkan ISlam di seluruh pelosok nusantara," tambahnya.
Dakwah yang bijak dan damai itu yang telah dipraktikkan selama ratusan tahun oleh ulama di Nusantara tempo dulu. Itu terbukti berhasil mengubah hati masyarakat Nusantara menerima Islam tanpa paksaan. "Pola dakwah seperti inilah yang harus terus dikembangkan, sebagai upaya nyata mewujudkan Islam rahmatan lil-alamin dalam bingkai NKRI," tutur Wapres.
Baca Juga:
Ketum Persis: Ulama dan Ormas Islam Harus Bela Kepentingan Umat agar Tak Ditinggalkan
KADIN: Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh tapi Harus Waspada 3 Sumber Krisis(asf)