LANGIT7.ID, Jakarta -
Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 133 orang tewas menjadi momentum reformasi di tubuh Polri. Kepolisian diduga menyalahi prosedur pengamanan dengan menyebarkan gas air mata untuk meredam keributan di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022).
Koordinator Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) LBH Pos Malang, Daniel Alexander Siagian menyebut insiden di Kanjuruhan sebagai
tragedi kemanusiaan. Aparat keamanan dinilai telah bertindak berlebihan saat mengamankan para Aremania.
“Kita tegaskan pentingnya reformasi Polri sebagai salah satu upaya memutus belenggu kekerasan, bahwa di tubuh aparat keamanan kita masih terjadi yang namanya bentuk kekerasan yang sampai hari ini justru semakin terlegitimasi melalui insiden Kanjuruhan ini,” kata Daniel dalam konferensi pers #UsutTuntas Tragedi Kemanusiaan di Kanjuruhan, Rabu (5/10/2022).
Baca juga: Ini 5 Perkembangan Baru Penanganan Tragedi KanjuruhanDaniel mengatakan, tembakan gas air mata oleh aparat keamanan memicu kepanikan yang semakin menjadi-jadi. Kekacauan yang terjadi lantas memakan korban jiwa mulai dari anak-anak, perempuan, dan orang dewasa lainnya.
“Gas air mata tersebut menjadi pemicu terjadinya tumpukan penonton yang ingin keluar mengingat aksesnya masih sedikit,” kata Daniel.
Daniel menilai personel kepolisian yang bertugas di Kanjuruhan menyalahi Perkap Polri Nomor 8 tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia. Ada prosedur yang tidak berdasar prinsip hak asai manusia.
“Perkap Polri nomor 8 tahun 2009 pasal 7 ayat 1 jelas menegaskan tidak boleh melakukan tindak kekerasan yang tidak berdasarkan pada hukum, Jadi artinya penyalahgunaan kekuatan berlebihan dilegitimasi dengan pelaksanaan prinsip Ham yang masih perlu evaluasi secara tegas,” imbuhnya.
Baca juga: Kesaksian Penyintas Tragedi Kanjuruhan: Ada Polisi Tolak Tolong KorbanKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat buntut Tragedi Kanjuruhan. Selain Kapolres, sejumlah anggota polisi lainnya yang terlibat dalam penanganan laga Arema FC vs Persebaya juga dicopot penugasannya.
(sof)