Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Rabu, 15 Januari 2025
home edukasi & pesantren detail berita

Rumah Kepemimpinan, 'Pesantren' Mahasiswa Bina Pemimpin Masa Depan

Muhajirin Kamis, 20 Oktober 2022 - 17:45 WIB
Rumah Kepemimpinan, 'Pesantren' Mahasiswa Bina Pemimpin Masa Depan
Para mahasiswa santri atau peserta Rumah Kepemimpinan dari berbagai universitas di Indonesia (Dok Rumah Kepemimpinan)
LANGIT7.ID, Jakarta - Pesantren telah teruji melahirkan banyak pemimpin di Indonesia. Model pembinaan ala pesantren kemudian diduplikasi dan dimodifikasi di tingkat perguruan tinggi untuk mengkader pemimpin.

Hal itulah yang dilakukan oleh Rumah Kepemimpinan yang merupakan pesantren atau asrama pembinaan mahasiswa yang memberikan beasiswa kepemimpinan untuk mahasiswa berprestasi.

Chief Executive Officer Rumah Kepemimpinan, Adi Wahyu Adji, menjelaskan, Rumah Kepemimpinan berdiri pada 2002 silam. Awalnya bernama Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS) Nurul Fikri.

"Waktu itu hanya satu asrama dengan 20 orang mahasiswa Universitas Indonesia," kata Adji kepada Langit7.id, Kamis (20/10/2022).

Baca Juga: Cetak Banyak Alumni Berpengaruh, Ini Cara Gontor Didik Santri Jadi Pemimpin

Pada 2015, PPSDMS bertransformasi menjadi Rumah Kepemimpinan. Tujuannya tetap sama yakni melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan. Bukan hanya pemimpin secara individu, tapi dikelola untuk menjadi inkubator pemimpin Indonesia.

Kini, Rumah Kepemimpinan sudah memasuki angkatan ke-11 dengan jumlah peserta 380 mahasiswa dan telah meluluskan 1.800 alumni. Di tempat ini, mahasiswa berprestasi di seluruh Indonesia diasramakan selama dua tahun.

Sebagai lembaga yang mengelola zakat, sedekah, infak, dan wakaf, Rumah Kepemimpinan memberikan beasiswa kepada peserta yang dibina. Para peserta diberi beasiswa berupa uang saku, asrama sebagai fasilitas tempat tinggal selama dua tahun, dan program kepemimpinan.

Dalam pembinaannya, Rumah Kepemimpinan memiliki program harian, pekanan, bulanan, dan program khusus. Mahasiswa di Rumah Kepemimpinan mirip santri kalong. Mereka tetap beraktivitas di kampus masing-masing lalu pulang ke asrama.

Baca Juga: Mohamad Nasir: Santri Jadi Profesor, Rektor hingga Menteri

"Namun, kemudian pulang ke asrama. Lalu, di asrama itulah mereka mendapatkan program pembinaan di malam hari atau akhir pekan, atau pagi hari sebelum mereka beraktivitas kuliah masing-masing," ujar Adji.

Sementara program bulanan dan khusus, Rumah Kepemimpinan menghadirkan Kajian Islam Kontemporer, Kepemimpinan profetik, Perencanaan Hidup, Training Jurnalistik, Dialog Tokoh, dan program-program lain.

"Itu semua tujuannya membekali mereka untuk menjadi insan-insan yang memberikan pengaruh positif bagi kemajuan Indonesia di masa yang akan datang," tutur Adji.

Rumah Kepemimpinan memiliki kesamaan dengan pesantren. Namun, ada perbedaan dari segi program dan kurikulum pembelajaran. Santri berada di pesantren selama 24 jam dan ada Kiai yang membimbing. Di Rumah Kepemimpinan, pengelola hanya mendatangkan tokoh-tokoh untuk mengajar pada waktu-waktu tertentu.

Baca Juga: Mengenal Kurikulum KMI Gontor, Cetak Ribuan Alumni Berpengaruh

"Memang ada yang tinggal bersama peserta tapi posisinya sebagai supervisor untuk mengelola program. Mereka juga membimbing, tapi posisinya tidak sama dengan Kiai yang di pesantren," ujar Adji.

Memadukan Keislaman dan Kebangsaan

Adji mengatakan, aspek keislaman merupakan ruh dan syarat bagi peserta Rumah Kepemimpinan. Lalu, nilai kebangsaan diajarkan kepada peserta agar mereka bisa berkontribusi atau mengabdi untuk Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.

"Tentunya di sini ada nilai-nilai nasionalisme, kebangsaan, rasa cinta Tanah Air. Artinya mereka tidak hanya berprestasi dan berkontribusi untuk diri sendiri, tapi juga untuk bangsa ini, masyarakat, orang-orang yang di sekitar mereka sesuai bidang dan profesi mereka masing-masing," ungkap Adji.

Perpaduan keislaman dan kebangsaan juga diwujudkan dalam bentuk simbolik. Seperti apel pagi setiap pekan, setiap momen penting selalu diawali dengan lagu Indonesia Raya, dan asrama terdapat bendera Merah Putih dan lambang Garuda Pancasila.

Baca Juga: Puan Maharani: Santri adalah Calon Pemimpin Indonesia

"Tidak hanya pada hal-hal simbolik saja, tapi dalam hal aktivitas tentunya kami mengajak mereka untuk menjadi dirinya yang terbaik. Tetapi kemudian berkontribusi untuk masyarakat sekitar, pada akhirnya memajukan bangsa ini," ungkap Adji.

Kontribusi Alumni Rumah Kepemimpinan untuk Indonesia

Adji menyebut sudah banyak alumni Rumah Kepemimpinan yang berkiprah di berbagai macam sektor. Ada yang di sektor publik, privat, dan penyelenggara negara. Dia mencontohkan alumni Rumah Kepemimpinan yang pernah dan tengah mengabdi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Misalnya ada alumni yang di KPK, ada yang masih bertahan ada Mas Wiwid, ada juga sempat jadi satu dari 58 orang yang dikeluarkan dari KPK yaitu Mas Lakso Anindito," kata Adji.

Ada juga alumni Rumah Kepemimpinan yang saat ini berkiprah di berbagai macam kementerian dan lembaga negara. Seperti Faldo Maldini, politisi PSI yang saat ini menjadi stafsus Mensesneg.

Baca Juga: DMI: Santri Harus Jadi Cendekiawan Muslim Masa Depan

Di sektor privat ada Achmad Zaky, pendiri Bukalapak juga merupakan alumni Rumah Kepemimpinan. Ada juga Muhammad Fajrin Rasyid yang merupakan direktur Digital Business at Telkom Indonesia dan Gibran Huzaifah yang kini menjadi CEO of eFishery.

"Sektor akademisi ada Oce Madril yang saat ini menjadi Ketua Pusat Kajian Antikorupsi FH UGM, Shofwan Al-Banna jadi salah satu akademisi dalam mengambil kebijakan aktivitas di ASEAN Community dan Ketua pascasarjana FISIP UI saat ini, ada Zacky Khairul Umam yang menjadi intelektual muda NU," kata Adji.

Gagas Pembinaan Online

Dalam rangka menyambut era digital, Adji menyebut kini sudah dibentuk pula pembinaan full online bernama Rumah Kepemimpinan Nusantara.

Rumah Kepemimpinan Nusantara tidak lagi menggunakan asrama secara fisik. Tapi peserta dibina secara online. Lalu, peserta juga tidak hanya terdiri dari satu kampus saja seperti yang selama ini berjalan.

"Misalnya asrama Jakarta itu mahasiswa UI, asrama Bandung mahasiswa ITB dan seterusnya. Asrama Nusantara ini terdiri dari berbagai macam mahasiswa, namun bentuknya virtual. Ada empat asrama, satu asrama 30 orang," kata Adji.

(jqf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Rabu 15 Januari 2025
Imsak
04:17
Shubuh
04:27
Dhuhur
12:06
Ashar
15:30
Maghrib
18:18
Isya
19:33
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan