Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Jum'at, 21 Maret 2025
home edukasi & pesantren detail berita

Perbedaan Antara Kuttab, Madrasah, dan Pesantren

Muhajirin Selasa, 25 Oktober 2022 - 18:03 WIB
Perbedaan Antara Kuttab, Madrasah, dan Pesantren
Metode pengajaran di Kuttab (foto: istimewa)
LANGIT7.ID, Jakarta - Dalam konteks sejarah Indonesia di awal abad ke-20, upaya pembaruan pendidikan dan pendirian sekolah modern yang menjadi pionir kebangkitan masyarakat sebenarnya dimulai dari sekolah-sekolah Islam.

Sekolah Jamiatul Khair di Jakarta dan Sekolah Adabiyah di Padang Panjang berdiri pada dekade pertama abad ke-20. Pada dekade berikutnya, Sarekat Islam dan Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah.

Bahkan, sebelum sekolah-sekolah modern itu muncul, pesantren tradisional sudah lama memainkan peranan penting dalam mendidik masyarakat dalam membangun literasi. Keberadaan pesantren merupakan kesinambungan dari budaya ilmu di dunia Islam.

Islam memang menekankan pentingnya pendidikan serta transmisi keilmuan sejak masa Rasulullah. Pada era Nabi Muhammad SAW, dikenal sistem Kuttab untuk mendidik para sahabat yang berlanjut hingga masa tabi'in. Kuttab terus berkembang dan melakukan transmisi keilmuan.

Baca Juga: Pondok Modern Jadi Pelengkap Bagi Pesantren Tradisional dan Madrasah

Beda negara, beda sistem dan penamaan. Namun, model pendidikan tetap sama, yakni menekankan pendidikan Islam kepada anak. Di Indonesia dikenal sistem madrasah dan pesantren, bahkan kini sudah banyak kuttab yang mulai bermunculan.

Lalu, apa sebenarnya perbedaan Madrasah, Kuttab, dan Pesantren?

1. Madrasah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, madrasah adalah sekolah atau perguruan yang biasanya berdasarkan agama Islam. Sedangkan, dalam Ensiklopedi Islam di Indonesia, kata madrasah adalah kata yang berasal dari bahasa Arab yakni dari kata dasar 'darasa' berarti 'belajar'. Madrasah berarti tempat untuk belajar.

Madrasah merupakan salah satu jenis lembaga pendidikan Islam yang berkembang di Indonesia. Madrasah biasanya didirikan di dekat masjid dan di pesantren. Secara teknis, dalam proses belajar-mengajar secara formal di Indonesia, Indonesia tidak hanya dipahami seintas sebagai sekolah.

Madrasah memiliki konotasi yang lebih spesifik lagi yakni Sekolah Agama Islam, tempat anak-anak didik memperoleh pembelajaran hal-ihwal atau seluk-beluk agama dan keagamaan (agama Islam).

Di Indonesia, Kementerian Agama membakukan kurikulum dan penjenjangan madrasah. Mulai dari Madrasah Ibtidaiyah untuk jenjang SD, Madrasah Tsanawiyah untuk SMP, dan Madrasah Aliyah untuk SMA.

2. Pesantren


Mengutip laman resmi Kemendikbud, pesantren merupakan asrama pendidikan tradisional. Pesantren menjadi warisan budaya para ulama di Nusantara dalam mendidik masyarakat. Pesantren sudah ada sebelum sekolah dikenal di Indonesia pada abad ke-20.

Baca Juga: Pondok Pesantren Tertua di Indonesia dan Sejarah Berdirinya

Sebagai lembaga pendidikan berasrama, peserta didik di pesantren tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru (kiai). Sementara, asrama menjadi tempat menginap para santri.

Kata pesantren terdiri dari kata 'santri' yang tambahkan imbuhan 'pe' dan akhiran 'an. Kata santri, menurut A.H Johns berasal dari bahasa Tamil yang berarti guru mengaji. Istilah santri digunakan untuk menyebut siswa pesantren.

Pondok pesantren menjadi lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia. Keberadaan pesantren di Indonesia dimulai sejak Islam masuk ke Nusantara dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang sebenarnya telah lama berkembang sebelum kedatangan Islam.

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berkembang ini diakui memiliki andil sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa Indonesia. pejuang kemerdekaan banyak yang lahir dari pesantren.

3. Kuttab

Kuttabmenjadi utama di dunia Islam untuk mengajar anak-anak belajar Al-Qur'an dan syariat Islam. Rasulullah pernah memutuskan tentang tawanan perang Badar. Tawanan yang tidak mempunyai harta untuk menebus dengan mengajar 12 anak-anak muslim sebagai tebusan.

Dalam kitab At-Tarbiyah wa at Ta'lim fi al Islam disebutkan, kuttab dibagi menjadi dua. Pertama, kuttab awwal. Pada jenjang ini anak-anak belajar membaca, menuls, menghafal Al-Qur'an, llmu dasar agama dan berhitung dasar.

Kedua, kuttab qonuni. Pada jenjang ini, anak-anak dan remaja belajar ilmu bahasa dan adab. Mereka belajar ilmu-ilmu agama, hadits dan berbagai macam ilmu lainnya.

Kuttab berkembang pesat. Bahkan menjadi lembaga pendidikan anak-anak muslim sejak era Rasulullah sampai sekarang. Di Indonesia pun, metode kuttab mulai banyak digunakan.

Bahkan, ada kuttab khusus anak yatim. Tujuan pendiriannya adalah mengajari ilmu bagi anak-anak yatim, anak-anak tidak mampu, anak-anak tentara dan para pengangguran. Ini untuk menjaga dan memelihara mereka sebagai bentuk ibadah kepada Allah.

Baca Juga: Riwayat Kuttab, Pendidikan Dasar Islam dan Peletak Dasar Literasi

Syekh Ahmad Syalabi dalam Kitab at-Tarbiyah al Islamiyah mengatakan, perhatian kuttab khusus anak yatim ini sangat tinggi pada zaman dinasti Az-Zankiyyin, Al Ayyubiyyin, dan Al Mamalik. Nuruddin Az Zanki salah seorang pemimpin membangun kuttab anak yatim di banyak wilayah. Dia menggaji para pengajar kuttab dengan bayaran tinggi.

Di Indonesia, kuttab sebenarnya dikenal sejak dahulu kala. Di laman Kuttab Al-Fatih disebutkan, Kuttab menjadi lembaga pendidikan resmi kesultanan di Nusantara dalam mendidik anak-anak, seperti Kesultanan Islam Siak Sri Indrapura.

Bahkan, kuttab yang didirikan Kesultanan Siak itu resmi dijadikan sebagai cagar budaya pada 2017 silam. Itu menjadi salah satu bukti, kuttab telah mendampingi pesantren dan madrasah dalam mendidik anak-anak bangsa.

(jqf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Jum'at 21 Maret 2025
Imsak
04:32
Shubuh
04:42
Dhuhur
12:04
Ashar
15:14
Maghrib
18:07
Isya
19:15
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan