LANGIT7.ID, Jakarta - Raja Malaysia Sultan Abdullah Ahmad Shah menyeru pemimpin partai bekerja sama menghadapi masalah ekonomi dan kesehatan akibat pandemi yang melanda negara. Saat ini kerajaan negeri jiran itu mencari pengganti posisi perdana menteri baru yang ditinggalkan Muhyiddin Yassin.
Muhyiddin mengundurkan diri pada Senin (16/8/2021) kemarin, tanpa kepastian penerus jelas. Kondisi ini memperdalam krisis politik yang berlangsung di Malaysia di tengah perjuangan melawan pandemi Covid - 19 dan kemerosotan ekonomi.
Raja Malaysia sudah bertemu dengan pemimpin partai politik Selasa. Dia mengatakan akan menunjuk seorang Perdana Menteri yang diyakini akan memimpin Malaysia.
Untuk penunjukan tersebut, Ketua Parlemen Malaysia meminta anggota parlemen menyerahkan surat pernyataan dukungan tersumpah terhadap kandidat perdana menteri berikutnya langsung ke Istana Negara. Tenggat penyerahan surat pernyataan itu adalah Rabu (18/8/2021) pukul 16.00.
Langkah ini diambil lantaran, mengutip
The Star pada Rabu (18/8/2021), ada beberapa kasus anggota parlemen memberikan lebih dari satu suara dukungan terhadap calon tertentu. Alhasil publik tak lagi percaya dengan penggunaan surat sebagai mekanisme pemilihan perdana menteri, mendorong Istana turun tangan dalam proses tersebut.
Raja juga dijadwalkan bertemu dengan pimpinan partai politik pada Jumat pukul 2.30 siang. Agenda pertemuan diprediksi kuat adalah pengambilan keputusan bersama 220 anggota parlemen terkait penunjukkan perdana menteri berikutnya.
Peran raja sangat krusial terkait penentuan final. Sehingga pertemuan tersebut merupakan momen penting, terlebih bila peserta yang hadir tak mencapai kuorum
Pemimpin Oposisi Anwar Ibrahim dilaporkan telah bertemu raja. Ia mengatakan raja meminta kepada pemimpin politik, bahwa perdana Menteri yang baru selain harus memiliki dukungan mayoritas di parlemen, bentuk politik juga harus berubah.
"Masalahnya bukan hanya soal pengangkatan perdana Menteri baru, tapi hal lebih penting ditekankan raja adalah memunculkan bentuk politik baru lebih damai bagi rakyat," jelasnya setelah bertemu Raja,
Saat ini Malaysia mengalami kondisi politik tidak stabil. Situasi ini berlangsung sejak tuduhan korupsi menggurita yang membuat kekalahan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) pada pemilu 2018.
Mahathir Mohamad memimpin oposisi menuju kemenangan pemilihan untuk pertama kali. Tetapi aliansi itu runtuh karena pertikaian. Muhyiddin kemudian berkoalisi dengan partai politik yang kalah dalam pemilu termasuk UMNO.
Tapi aliansi itu juga tidak kuat dipicu pertikaian dengan UMNO, hingga mendorong pengunduran diri Muhyidin setelah hanya 17 bulan menjabat.
Saat ini tidak ada anggota parlemen yang memiliki suara mayoritas cukup signifikan. Blok oposisi dan UMNO (partai terbesar Malaysia) terpecah karena dukungan untuk calon perdana Menteri mereka masing masing.
(arp)