LANGIT7.ID, Jakarta - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas) Kemenag, Kamaruddin Amin menjelaskan, penyuluh agama di Indonesia mempunyai peran sentral dan fundamental dalam pencapaian Sustainable Development Goals/SDGS, atau tujuan pembangunan berkelanjutan.
Menurut Kamaruddin, target SDGs ini juga sejalan dengan tujuan pembangunan nasional dan amanat konstitusi Indonesia. Menurut dia, dalam pencapaian SDGs, penyuluh dan tokoh agama berperan sangat fundamental, instrumental, dan sentral.
"Masyarakat Indonesia yang relijius menjadikan penyuluh agama sebagai salah satu bagian dari tokoh agama jadi teladan sekaligus rujukan dalam bersikap," kata Kamaruddin dalam Forum Internasional Partnership on Religion and Sustainable Development 2022, dikutip Rabu (2/11/2022).
Dalam kesempatan itu, Kamaruddin juga mencontohkan keberhasilan penyuluh dan tokoh agama dalam mendukung keberhasilan pembangunan nasional, bidang kemanusiaan terwujud dalam program Keluarga Berencana (KB).
Menurut dia, penolakan sebagian masyarakat terhadap KB mampu diminimalisir dengan kehadiran tokoh agama dengan pemahaman agama di tengah masyarakat.
Baca Juga: Dukung Akselerasi Kendaraan Listrik, AHM Hadir di Rangkaian Acara G20"Begitu pula dalam penanganan pandemi Covid-19, penurunan stunting, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan," tambahnya.
Kamaruddin menuturkan, 50.262 penyuluh agama Islam yang berada di bawah Kemenag, secara rutin menyampaikan bimbingan keagamaan dan kebangsaan kepada masyarakat. Penyuluh juga menjadi jembatan pemerintah menyampaikan kebijakan dengan bahasa agama.
"Penyuluh agama juga menjadi instrumen menyampaikan berbagai program pemerintah dengan bahasa agama. Mereka merupakan tokoh yang disegani sekaligus dirujuk di komunitasnya," ujarnya.
Guru Besar Ilmu Hadis, UIN Alauddin Makassar ini menyatakan penyuluh dan tokoh agama juga berperan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat edukasi zakat dan wakaf. Edukasi ini berdampak signifikan pada pencapaian zakat dan wakaf sebagai intrumen peningkatan kesejahteraan.
"Puluhan bahkan ratusan juta masyarakat Indonesia mendapatkan manfaat zakat dan wakaf. Termasuk mereka yang berhasil mengubah taraf hidup dari mustahik menjadi muzakki," kata Kamaruddin.
(zhd)