LANGIT7.ID, Jakarta - Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang tergabung dalam
Forum Zakat (FOZ) berkomitmen menguatkan peran zakat dalam pembangunan negara pada 2023 mendatang. Komitmen itu bisa diwujudkan dengan menguatkan integritas di tengah masyarakat dan memasifkan kolaborasi.
OPZ terus memperbanyak program nyata pemberdayaan masyarakat yang berbasis dana zakat yang berorientasi pada pengentasan kemiskinan. Program ini diselenggarakan dengan indikator
Sustainable Development Goals (SDGs) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta membuka lebar kolaborasi lintas
stakeholder agar manfaat semakin meluas.
“Penyaluran ini harus mengarah pada perbaikan ekonomi umat. Selalu saya ingatkan, kalau ada orang datang ke kantor Baznas dikasih Rp500 ribu, berapa hari dia kaya? Tidak sampai, hanya tujuh langkah miskin lagi. Besok datang lagi. Tapi kalau dia datang kasih Rp30 juta, bimbing, besok tidak menerima zakat lagi, tapi berzakat,” ujar Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama, Tarmizi Tohor, di Millenium Hotel Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2022).
Baca Juga: Rakornas UPZ Baznas 2022 Lahirkan 9 Rekomendasi
Ketua Forum Organisasi Zakat (FOZ), Bambang Suherman, menjelaskan, Indonesia masih menghadapi isu kemiskinan ekstrem akibat pandemi Covid-19. Kemiskinan ekstrem adalah kondisi pendapatan masyarakat berada di bawah garis kemiskinan ekstrem. Garis kemiskinan ekstrem setara dengan USD1.9 pada PPP (Purchasing Power Parity) 2011 dengan target capaian di angka 0% pada tahun 2024.
“Belum lagi ancaman resesi global di tahun 2023. Resesi ekonomi bisa memicu kebangkrutan ekonomi yang ditandai dengan lemahnya daya beli akibat kesulitan finansial,” kata Bambang.
Bambang menilai, ada beberapa dampak resesi yang berisiko dialami masyarakat. Di antaranya kenaikan harga sehari-hari termasuk makanan, pemutusan kerja, kenaikan harga pasokan energi, dan naiknya angka kemiskinan. Hal ini tentu menjadi tantangan baru bagi setiap negara untuk menjaga angka kemiskinan dari peningkatan jika terjadi resesi global tahun 2023.
“Dalam meluaskan manfaat program dan penerima manfaat OPZ di Indonesia di tengah tantangan kemiskinan ekstrem yang diperparah dengan resesi, Forum Zakat melakukan transformasi digital untuk mengintegrasi data, memudahkan pembayaran ZIS dan mempercepat proses layanan OPZ melalui digitalisasi,” ujar Bambang.
Baca Juga: Lembaga Zakat Berperan Hadapi Resesi, Ini Kata Rektor Tazkia
Maka itu, peningkatan tata kelola, penguatan distribusi program yang berdampak, dan transformasi digital sebagai upaya untuk mempercepat proses layanan OPZ. Berdasarkan survei terdapat enam tantangan transformasi digital.
Tantangan tersebut antara lain terdiri atas kurangnya kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), isu kebijakan dan regulasi, isu keamanan dan perlindungan privasi, isu infrastruktur teknologi informasi (TI), integrasi sistem dan layanan, serta resistensi organisasi.
“Dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, perlu disusun strategi dan solusi bersama dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan zakat melalui perwujudan transformasi digital dalam gerakan zakat,” kata Bambang.
Baca Juga: Sulaiman Al-Rajhi, Miliarder Arab Saudi Kuras Kekayaannya untuk Beramal
Selain itu, Bambang menegaskan, Forum Zakat senantiasa menjaga dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap lembaga.
“Kami dorong aspek legalitas perijinan, akuntabilitas lembaga, hingga peningkatan kompetensi dan sertifikasi amil, misi dalam memperkuat OPZ dan mewujudkan cita-cita ideal zakat di Indonesia,” tutur Bambang.
(jqf)