LANGIT7.ID, Jakarta -
Forum Zakat (FOZ) menyelenggarakan
high level meeting bertajuk CEO OPZ Forum 2022. Forum ini adalah wadah pimpinan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) memberikan gagasan dan masukan terkait isu-isu strategis gerakan zakat dan kesejahteraan masyarakat.
FOZ merupakan asosiasi organisasi pengelola zakat dengan 199 anggota di seluruh Indonesia. Salah satu isu utama dalam forum tersebut adalah isu kemiskinan ekstrem. Isu ini menjadi perhatian besar pemerintah. Maka, lembaga zakat hadir untuk membantu pemerintah mencapai target 0% tingkat kemiskinan pada 2024.
“Dalam forum ini kami membahas berbagai permasalahan besar bangsa yang berkaitan dengan kemiskinan, dan momentum kali ini kita kelola adalah proyeksi tentang akan terjadinya krisis di dunia, dan dampaknya kepada Indonesia,” kata Ketua FOZ, Bambang Suherman di Millenium Hotel Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2022).
Baca Juga: Integritas dan Kolaborasi, Upaya Amil Zakat Entaskan Kemiskinan
Menurut Bambang, pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara terkonsolidasi, terintegrasi, dan tepat sasaran melalui kolaborasi intervensi. Dengan begitu, target 0% kemiskinan bisa tercapai. Lembaga-lembaga zakat yang tergabung dalam FOZ tengah menguatkan aspek kolaborasi tersebut untuk membantu pemberdayaan ekonomi masyarakat
Bambang menyebut, lembaga zakat harus fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat. Tidak sekadar memberi bantuan bersifat sementara, tapi harus berkelanjutan dan bersifat permanen. Salah satu tema produksi komoditas yang tetap stabil adalah komoditas hortikultura.
“Ini yang menjadi perspektif lembaga zakat untuk mulai mengarahkan sumber daya yang ada, yang bisa sekaligus membantu meringankan beban krisis. Jadi, ada tantangan yang kita hadapi di depan, tapi kita juga bisa membangun konsolidasi bersama untuk mengoptimalkan sumber dana zakat yang ada,” kata Bambang.
Baca Juga: Forum Zakat Nilai Filantropi Islam Masih Dibutuhkan, Tapi..
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat akan diarahkan untuk menyediakan akses masyarakat ke kebutuhan pokok, baik yang bersifat primer maupun pelengkap. Lembaga zakat akan fokus pada komoditas kebutuhan pokok seperti beras, daging, telur, dan sayur-sayuran.
“Ini akan diarahkan untuk menyediakan akses bagi masyarakat di Indonesia untuk bahan kebutuhan pokok, baik yang bersifat primier maupun pelengkap seperti beras, daging, dan telur untuk konsep program dan konsep peternakan. Serta pemberdayaan berbasis sayuran, hortikultura,” ujar Bambang.
Program pemberdayaan masyarakat itu bisa dilakukan dengan kolaborasi lembaga-lembaga amil zakat. Lembaga zakat berskala besar sampai yang kecil bisa mengintegrasikan program untuk kesejahteraan masyarakat.
“Hari ini kita sedang konsolidasi agar bisa dihitung berapa besar volume produksi yang bisa kita hasilkan, dan bisa mengisi berapa banyak persentase kebutuhan yang diharapkan bisa disuplai ke masyarakat,” ujar Bambang.
Baca Juga: Forum Zakat: Akuntabilitas dan Transparansi Lembaga Amil Zakat Terjamin Kuat
Selain program pemberdayaan ekonomi, lembaga zakat mengonsolidasikan program yang berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan. Program it uterus dijalankan agar gerakan zakat memberikan kontribusi nyata dan berkelanjutan di tengah masyarakat.
"Jadi, program pendidikan, kesehatan, dan pangan untuk merespon dinamika yang ada. Tetapi, kemampuan program zakat untuk sampai menciptakan dampak signifikan di tengah masyarakat, dan berlangsung secara jangka Panjang, ini yang menjadi fokus dalam pembicaraan kita di forum ini,” ujar Bambang.
FOZ menyadari perkembangan digital yang kian pesat. Itu bisa dimanfaatkan untuk memudahkan masyarakat dalam menyalurkan zakat. Transformasi digital mengacu pada proses dan strategi menggunakan teknologi digital untuk mengubah
mindset dan cara bisnis beroperasi.
“Masyarakat bisa berzakat dengan memanfaatkan transaksi keuangan digital,” ujar Bambang.
(jqf)