LANGIT7.ID, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) tengah mengembangkan Kampung
Zakat sebagai bentuk upaya peningkatan ekonomi masyarakat. Program tersebut akan dirilis pada akhir November 2022.
Direktur Pemberdayaan
Zakat dan Wakaf Kementerian Agama, Tarmizi Tohor, mengungkapkan program itu tercetus berdasarkan pengalamannya mengelola dana zakat. Baik saat saat mengelola dana zakat di kampung, di Lembaga Amil Zakat (LAZ), hingga menjadi menjadi direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama RI.
Dia menceritakan, zakat selama hanya didistribusikan dalam bentuk bantuan jangka pendek atau bantuan mendadak, seperti sembako dan uang tunai. Program semacam itu, kata dia, tidak mendatangkan efek jangka panjang, karena manfaatnya hanya dirasakan sementara.
Baca Juga: Integritas dan Kolaborasi, Upaya Amil Zakat Entaskan Kemiskinan
“Saya merenung, apa bisa dana zakat ini untuk memperbaiki kehidupan umat. Di pikiran saya, kita buat yang Namanya kampung zakat. Jadi, ada daerah yang terpencil, susah, yang miskin 3T, termiskin, terluar, dan terjauh. Ini terutama,” kata Tarmizi di Millenium Hotel Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2022).
Program Kampung Zakat dikembangkan berdasarkan potensi daerah yang menjadi target. Dia mencontohkan daerah Mamuju Utara, Sulawesi Barat yang memiliki potensi rumput laut. Kemenag akan memberikan bantuan dana lalu diberi pelatihan, bimbingan, hingga pengawasan selama tiga tahun.
Bimbingan dan pengawasan, menurut Tarmizi, sangat penting. Dia menyebut, salah satu karakter orang Indonesia adalah tidak mampu memanfaatkan bantuan berskala besar jika tidak ada bimbingan. Bisa saja bantuan yang diberikan disalahgunakan jika tidak ada pengawasan.
Baca Juga: Penyuluh Agama Berperan Sentral dalam Pembangunan Berkelanjutan
“Kalau tidak, tidak jalan. Misal, kita kasih uang Rp30 juta untuk pengembangan usaha, kalau tidak diawasi bisa disalahgunakan. Maka harus dibimbing dan diawasi agar berkelanjutan,” kata Tarmizi.
Tarmizi menjelaskan, Kampung Zakat merupakan program yang diluncurkan Kemenag RI untuk membantu pemerintah pusat dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Pemerintah memiliki program untuk pengentasan kemiskinan, namun dana APBN tidak mencukupi. Maka, lembaga zakat hadir untuk menutupi ruang kosong tersebut agar pemberdayaan ekonomi masyarakat bisa tercapai.
“APBN kita tidak akan cukup untuk perbaikan ekonomi, makanya kita manfaatkan instrument zakat. Apalagi, kalau Rp300 triliun berhasil terkumpul, luar biasa manfaatnya. Kalau setiap tahun, luar biasa kita bisa perbaiki ekonomi masyarakat,” ujar Tarmizi.
Selain kolaborasi dengan Baznas dan LAZ, Tarmizi menyebut Kemenag juga bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat. Kabar baiknya, pemda menyambut baik program tersebut. Bahkan, ada yang bersedia membangun rumah untuk melancarkan program tersebut.
Baca Juga: Krisis Pangan Memburuk, Nyaris Satu Juta Orang Hadapi Kelaparan
“Ini juga berkolaborasi dengan Pemda setempat. Alhamdulillah, pemda setempat sangat antusias dengan pergerakan kampung zakat ini. Ada yang bupatinya bangun bedah rumah, ada bangun rumah, bupati juga ikut membuat program di kampung zakat itu,” kata Tarmizi.
Meski belum dirilis, namun Tarmizi menyebut Kemenag telah menjalankan 18 Kampung Zakat di berbagai Indonesia. Hasil evaluasi itu membuat dia optimis membuat satu kampung zakat minimal satu di setiap kabupaten/kota.
“Cuma pelaksanaanya tetap bertahap, karena uang kita terbatas. Tahun 30, begitu terus. Insya Allah sekian tahun nanti, setiap kabupaten kota minimal ada satu kampung zakat,” ujar Tarmizi.
Di sisi lain, program Kampung Zakat ini merupakan upaya mengajak masyarakat untuk mengeluarkan zakat. Berdasarkan outlook data zakat 2021 Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), total potensi zakat di Indonesia sebesar Rp327,6 triliun. Meski memiliki potensi sebesar itu, zakat yang terkumpul pada 2021 baru Rp17 triliun.
Baca Juga: Cara Umar bin Khattab Atur Perekonomian untuk Kepentingan Umat
Menurut Tarmizi, salah satu penyebab potensi zakat tersebut tidak tercapai karena masyarakat belum melihat dampak signifikan dana tersebut. Maka itu, Kampung Zakat menjadi salah satu magnet agar masyarakat mampu mau berzakat.
“Sekaligus juga mengajak orang untuk berzakat, karena mereka melihat bukti mafaat dana zakat. Makanya semakin mau orang berzakat,” ujar Tarmizi.
(jqf)