LANGIT7.ID, Jakarta - Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menggelar International Ethnic Music Festival, setelah di tahun sebelumnya berlangsung secara virtual. Tahun ini acara dilaksanakan tatap muka Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.
International Ethnic Music Festival merupakan program untuk menciptakan ruang apresiasi secara luas, bagi para pemusik tradisional baik di nusantara maupun dunia. Ini melihat belakangan kurangnya perhatian publik terhadap musik tradisional, dan hanya dipentaskan di tempat-tempat tertentu dengan audiens yang terbatas.
Anggota Komite Musik Komite Dewan Kesenian Jakarta, Imam Firmansyah mengatakan banyak hal yang perlu diperkenalkan dari kedahsyatan musik tradisi Indonesia, terutama musik tradisi yang berpeluang luas bisa dikembangkan dan dikolaborasikan dengan musik apapun.
"Selain menyediakan ruang apresiasi baru, festival ini diharapkan bisa mendorong terjadinya dialog antar musisi tradisional di tengah zaman yang terus berubah," kata Imam dalam keterangan yang diterima, Rabu (9/11/2022).
Menurut dia, hal tersebut dapat memunculkan gagasan-gagasan yang inovatif dalam pelestarian dan pengembangan musik tradisional. Ini agar terus relevan dengan pendengar musik yang sekarang umumnya kaum muda.
"Dengan begitu ke depan, musisi-musisi tradisional bisa terus beregenerasi dan musik tradisional sendiri, tak hanya menjadi warisan leluhur yang tinggal menunggu waktu kepunahannya," ujarnya.
Baca Juga: Ayat Quran Ini Getarkan Hati Chrisye hingga Tak Henti MenangisImam juga mengatakan kemunculan generasi baru yang hidup di peradaban digital memberikan peluang terciptanya pemetaan kembali musik tradisional melalui media baru.
Selaras dengan Imam, Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta, Cholil Mahmud memyampaikan banyak yang pihaknya harapkan untuk dapat digali lagi, agar benar-benar para pemusik bisa hidup dari memainkan musik tradisi. "Dan penontonnya juga merasa punya kebanggaan, kesenangan, dan kangen dengerin musik tradisi," ujarnya.
Cholil mengatakan, musik tradisional juga merupakan musik yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Bukan sekadar bebunyian, akan tetapi sebagai bentuk pengungkapan diri yang mewujud menjadi identitas.
"Dia hidup dan tumbuh sebagai kebudayaan suatu kelompok masyarakat. Sebagaimana musik lain, musik tradisional pun memiliki estetika sendiri yang dihasilkan dari alat musik, permainan nada, ritme, dan tempo," ujarnya.
Cholil mengungkapkan, musik tradisional juga memberikan keindahan bunyi kepada pendengarnya agar masuk ke kedalaman penjiwaan. Dalam praktik keseharian, seringkali musik dimainkan dalam acara peribadatan ataupun ritual kebudayaan.
Dalam International Ethnic Music Festival 2022, ada dua sesi diskusi mengenai pengembangan dan pelestraian musik tradisi. Pertama, diskusi tentang ekosistem musik tradisional di Indonesia. Kedua, diskusi mengenai penciptaan karya musik baru berbasis tradisI.
Sebagai festival internasional yang mempertemukan pembicara dan pelaku musik tradisi dari Indonesia dan luar negeri, secara tidak langsung festival ini juga menjadi medium untuk memperkenalkan musik tradisional Indonesia ke lingkup internasional.
“Jadi ini sangat jarang bisa kita dengarkan di luar wilayahnya masing-masing, sehingga festival ini menjadi kesempatan emas masyarakat Jakarta dan pengunjung festival untuk bisa mengenali dan memelajari bahasa musik dari masing-masing daerah yang akan kita pertunjukkan,” kata Cholil.
(zhd)