LANGIT7.ID, Jakarta - Ulama-ulama di Nusantara pada abad ke-19 ternyata tak hanya menulis kitab-kitab bertema agama seputar fikih, tafsir, dan akidah yang biasa disebut kitab kuning. Mereka juga menulis kitab atau naskah tentang ilmu sains, matematika, astronomi, hingga teknologi.
Pakar Filologi Islam, Ahmad Ginanjar Syaban, mengatakan, wilayah Nusantara bukan hanya wilayah yang kaya akan sumber daya alam, tapi juga memiliki kekayaan budaya, bahasa, hingga suku.
“Tetapi, wilayah Nusantara ini juga adalah wilayah yang kaya dengan peninggalan warisan intelektual tertulisnya atau yang kita kenal dengan istilah turats,” kata Ginanjar melalui diskusi daring berjudul 'Khazanah Intelektual Islam di Wilayah Nusantara' pada April 2021 lalu.
Baca Juga: 3 Ulama Indonesia Pernah Jadi Imam Besar Masjidil Haram
Ginanjar mencontohkan, pada 1889 M terdapat sebuah katalog yang menghimpun kitab-kitab karangan ulama Nusantara yang tersimpan di perpustakaan kenegaraan Mesir
Katalog itu ditulis menggunakan tiga bahasa non-Arab. Bahasa Non-Arab itu juga menjadi bahasa literatur dunia Islam di Timur Tengah. Bahasa non-Arab saat itu adalah bahasa Persia, bahasa Turki, dan bahasa Al-Jawiyyah.
Ginanjar menjelaskan, Al-Jawiyyah merupakan bahasa Nusantara, bahasa itu juga menjadi salah satu istilah di dunia Arab. Istilah itu merujuk kepada wilayah kepulauan Nusantara yang menghimpun bahasa Melayu dan bahasa Jawa.
“Karya-karya mereka (para ulama) berjumlah puluhan dan tersimpan di perpustakaan Mesir dan dikatalogkan oleh kepala Perpustakaan Mesir,” kata Ginanjar.
Baca Juga: Menelusuri Kitab Karya Ulama Jawa dan Nusantara di Mesir
Kekayaan Nusantara juga memantik para Ulama melakukan pengamatan dan penelitian ilmiah di bidang sains dan teknologi. Hal itu terlihat dari banyaknya topik sains teknologi yang ditulis pada ulama nusantara. Berikut di antaranya:
1.
Kitab ‘Alam al-Hussab fi ‘Ilm al-Hisab karya Syeikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi (1860-1916) memuat ilmu tentang Matematika Nusantara
2. Mufti Betawi Habib Usman Bin Yahya (1822-1914) menulis tentang Astronomi Ilmu Falak
3. Raden Haji Muhammad Nuh Cianjur (1879-1966) menulis tentang Risalah Kiblat
4.
Kitab Jadwal Dawa’ir al-Falakiyyah dan Kaifiyah ‘Amal al-Ijtima’ al-Kusuf wa al-Khusuf, karya Guru Mansur Betawi (1878-1967) tentang Astronomi Ilmu Falak
Baca Juga: 6 Kitab Tafsir Al-Quran dari Nusantara
5
. Surat Da’iroh al-Mahtubah ‘Ala Samt al-Qibla karya Guru Mansur Betawi (1878-1967) tentang Instrumen Astronomi Arah Kiblat
6.
Kitab Sullam al-Munajat dan Kitab Maraqi al-‘Ubudiyyah karya Syeikh Nawawi al-Bantani (1813-1897) tentang Instrumen Astronomi Arah Kiblat
7.
Risalah Asal Ilmu Tibb karya Raja Daud Tabib bin Raja Haji Ahmad tentang Metode Kedokteran Melayu
8. Kitab Obat karya Raja Daud Tabib bin Raja Haji Ahmad tentang Materia Medica Kedokteran Melayu
9. Kitab Pati Kiraan Pada Menentukan Waktu Yang Lima Dan Hala Kiblat Dengan Logaritma karya Syeikh Thahir Jalaluddin al-Minangkabawi (1869-1956) tentang Astronomi Ilmu Falak
10.
Kitab Natijatul ‘Umur Syeikh karya Thahir Jalaluddin al-Minangkabawi (1869-1956) tentang Astronomi Ilmu Falak
11.
Kitab Risalah al-Lathifah fi al-Maqoyis karya K.H. Zubair bin Umar al-Jailani Salatiga tentang Metrologi Fisika
12.
Kitab al-Nukhbah al-Bahiyah karya Syeikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi (1860-1916) tentang Astronomi Ilmu Falak
13.
Kitab Jadwal Rubu’ Mujayyab bi-Syakal al-Badi’ wa al-Khoth al-Jamil karya Guru Mansur Betawi (1878-1967) tentang Instrumen Astronomi
14.
Kitab Taqrib al-Maqshod dan Kitab Kar al-Kurrah al-Ardhiyyah karya Syeikh Mukhtar Atharid al-Bughuri (1862-1930) tentang Astronomi Ilmu Falak
(jqf)