LANGIT7.ID, Sleman - Keripik belut menjadi salah satu dari banyaknya pilihan
kuliner khas yang biasa banyak ditemukan di wilayah Yohyakarta. Keripik belut ini memiliki citarasa gurih dan lezat, tak heran jika cemilan ini banyak digemari masyarakat terutama wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.
Salah satu UMKM yang menggeluti keripik belut di Yogyakarta yakni Wartiyem. Dia mulai merintis usahanya sejak awal tahun 2001, di mana usaha keripik belut ini merupakan hasil warisan dari orangtua. Di tempatnya, Wartiyem menyajikan aneka olahan keripik dan yang spesial, yaitu keripik belut.
"Setelah berkembangnya waktu kami mencukupi bahan baku dulu, jadi saya belum ikutan produksi tapi saya menjadi distributor belut segar ke teman-teman yang jualan keripik belut yang ada di pasar Godean," kata Wartiyem dalam tayangan YouTube JITV Pemda DIY dikutip Kamis (8/12/2022).
Baca juga: Lezatnya Citarasa Sinonggi, Kuliner Tradisional Khas Suku Tolaki Wariyem mengatakan setelah berkembangnya waktu kemudian muncul keinginan untuk memproduksi sendiri
keripik belut, agar bagaimana olahan belutnya dikenal sebagai cemilan yang digemari oleh kalangan remaja dan dewasa, terutama orangtua.
"Kami kemudian merintis. Dulu keripik belut itu belutnya kecil, tepungnya tebal. Kami ingin membuat keripik yang beda, makanya brand kami adalah Citra Rasa, kresnya beda," ujarnya.
Dalam tayangan tersebut, Wariyem juga membagikan bagaimana proses produksi keripik belut yang dijual di Kloci 2, Maroluwih, Seyegan, Sleman. Menurutnya, cara produksi tersebut bermula dari pemilihan belut dan menyiapkan adonan tebung.
"Belut untuk keripik ini begitu datang campur. Artinya, campur antara yang besar sekali, sedang sama yang kecil. Nah biasanya untuk keripik itu cenderung yang kecil-kecil dan sedang. Setelah disortir, belut ditiriskan untuk diproduksi hari ini berapa, kita timbang, kemudian dicuci, dan membuat adonan," jelasnya.
Setelah belut dicuci bersih, kemudian ditepungi dan dimasukkan ke dalam wajan yang panas satu persatu. Cara tersebut dinilai efektif sebab jika dimasukkan langsung akan menempel.
"Kalau untuk kemasan yang di display di sini karena saya kerjasama dengan wisata, jadi saya bikin yang kecil juga. Ada 200 gram, ada yang 500 gram ada juga yang satu 100 gram. Tergantung permintaan konsumen sehingga bisa menyiapkan untuk selera konsumen," katanya.
Baca juga: Kue Nopia atau Ndog Gludug, Kudapan Tradisional Khas BanyumasWariyem juga mengatakan bahwa dirinya berkeinginan untuk memperlihatkan, bagaimana cara produksi keripik belut ini kepada para pelanggannya.
"Jadi saya ingin pembeli juga bisa melihat cara produksinya, tempatnya, dan lainnya. Kan jarang orang tahu cara buatnya, nah kalau di Citra Rasa mungkin bisa melihat prosesnya tanpa ditutup-tutupi," tegasnya.
(sof)