LANGIT.ID, Jakarta - Pengamat
terorisme, Harits Abu Ulya menilai aksi
bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung dilatarbelakangi kegagalan pelaku kembali ke masyarakat sekitarnya.
"Bom Bandung adalah aksi dari sisa-sisa ISIS-er yang kehilangan arah," katanya dalam pesan tertulis kepada
Langit7.id, Kamis (8/12/2022).
Harits menduga, pelaku berkaitan dengan Jamaah Islamiyah (JI) atau Khilafatul Muslimin, sebab banyak individu dari dua kelompok itu yang beberapa waktu belakangan ditangkap. Sehingga ada satu atau dua orang melakukan aksi secara personal ibarat "serigala" kesepian.
Menurut pengamat The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), tindakan bom bunuh diri di Bandung tersebut bisa jadi bukan karena indoktrinisasi, tetapi bisa juga masalah sosial. Isu RKUHP yang di bawa pun, menrurut Harits, hanya pengalihan isu.
Baca Juga: Aksi Bom Bunuh Diri Bukan Jihad tapi Tindakan Kriminal"(Dia) sosok yang gagal dalam proses reintegrasi ke masyarakat paska keluar dari penjara. Pintar yang kondisikan dia dan buat tagline arahkan opini (terkait KUHP,dll). Seolah Teroris melek media sosial," kata Harits.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan identitas pelaku bom bunuh diri bernama Agus Sujatno alias Abu Muslim adalah seorang mantan narapidana kasus teroris.
Dia pernah ditahan di Lapas Kelas II A Pasir Putih Nusakambangan selama empat tahun terkait kasus terorisme dan dibebaskan pada Maret 2021.
Kapolri menyebutkan di TKP ditemukan belasan kertas bertuliskan protes terkait rancangan KUHP yang baru saja disahkan.
"Di dalamnya terkait masalah zinah dan sebagainya. Dan tentunya semua kita dalami. Tim saat ini sedang bekerja untuk menuntaskan kasus ini," ujar Kapolri.
(bal)