LANGIT7.ID, Lampung - Kehadiran ribuan kelelawar di Gua Lalay menjadi salah satu daya tarik wisata di
Desa Wisata dan Konservasi Minang Rua. Gua Lalay berada di area Pantai Minang Rua, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung.
Di lokasi tersebut Sahabat Langit7 dapat menyaksikan banyaknya kelelawar yang bergantungan di dinding gua. Lokasinya hanya 5 menit dari Sekretariat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Minang Rua Bahari.
Langit7 berkesempatan menelusuri Gua Lalay dengan ditemani salah satu Anggota Pokdarwis Minang Rua, Muhammad Yunus (45) yang sehari-harinya berprofesi sebagai guide dan pengawas bagi wisatawan di Desa Wisata dan Konservasi Minang Rua.
Baca juga: Eksotisme Pantai Minang Rua jadi Incaran Wisatawan Lokal Yunus mengatakan sesuai dengan namanya, Gua Kelelawar merupakan sebuah gua yang menjadi rumah bagi hewan kelelawar. Kemudian, masyarakat sekitar sering juga menyebutnya dengan nama Gua Lalay.
"Disebut Gua Lalay ini karena berasal dari Bahasa Sunda, lalay yang artinya kelelawar karena rata-rata penduduk Desa Kelawi ini mayoritas dari Suku Sunda dan Jawa," ungkap Yunus kepada Langit7 dikutip Senin (26/12/2022).
Sebelum sampai di gua, Sahabat Langit7 harus melewati bebatuan yang cukup menguras tenaga, sekitar beberapa meter. "Biasanya wisatawan hanya sampai sini saja (mulut gua) dan di dalamnya kami belum tahu itu apa sebab jalannya sempit dan berair," ungkapnya.
Ketika berhasil menjangkau gua ini, Sahabat Langit7 akan langsung disuguhkan dengan pemandangan hewan kelelawar yang tengah bergantungan di dinding gua. Kemudian, juga akan melihat batu-batuan besar dan kecil, bila Kondisi air laut sedang pasang, air laut akan masuk hingga ke dalam gua.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Minang Rua, Saiman Alex Candra mengatakan di area Gua Lalay ini terdapat spot jumping yang dibuat oleh para angota Pokdarwis. "Artinya, di spot jumping tersebut kita bisa loncat dari tebing langsung ke lautan," kata Saiman.
Baca juga: Kunjungan ke Desa Wisata dan Konservasi Minang Rua Meningkat di Momen Nataru Saiman juga menilai bahwa keberadaan tebing di kawasan Pantai Rua ada terdapat potensi wisata buatan untuk kegiatan outbound seperti playing fox dan panjat tebing. Akan tetapi, potensi tersebut belum dikembangkan secara maksimal.
"Di sana juga ada potensi wahana playing fox, dan panjat tebing namun masih pengembangan. Dulu pernah dibuat dua jalur oleh kawan-kawan dari
vertical rescue, tapi belum dikelola karena kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM)," katanya.
Saiman berharap, untuk ke depan pihaknya akan fokus untuk mengembangkan
potensi wisata, salah satunya dengan menyiapkan serta meningkatkan kualitas SDM di desanya terutama untuk pengelolaan wisata melalui Kelompok Sadar Wisata Minang Rua.
(sof)