LANGIT7.ID, Jakarta - Sifat jujur sangat dijunjung tinggi dalam Islam. Shidiq atau jujur merupakan salah satu sifat menonjol Rasulullah SAW. Akhlak jujur seperti Rasulullah SAW wajib diikuti oleh seluruh umat muslim.
Orang yang selalu jujur memiliki keutamaan tersendiri dalam ruang lingkup kehidupan. Seperti mendapatkan kepercayaaan dari orang-orang terdekat di lingkungan sekitarnya.
Kejujuran merupakan salah satu sifat mulia. Hal ini tertuang dalam surat Maryam ayat 50, Allah SWT berfirman:
وَوَهَبْنَا لَهُمْ مِنْ رَحْمَتِنَا وَجَعَلْنَا لَهُمْ لِسَانَ صِدْقٍ عَلِيًّا
Artinya: Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang jujur lagi tinggi.
Baca Juga: Ikadi: Islamofobia Sudah Ada Sejak Zaman Para Nabi dan RasulSyekh Dr Shalih bin Abdullah bin Humaid menjelaskan ayat tersebut dalam Tafsir Al-Mukhtashar bahwa kejujuran merupakan suatu buah tutur kata yang baik.
"Dianugerahkan kepada mereka rahmat yang sangat banyak beserta kenabian tersebut, dan dijadikan mereka buah tutur yang baik yang terus-menerus diperbincangkan oleh manusia," ujarnya, dikutip Senin (2/1/2023).
Terkait persoalan ini, pendakwah Buya Yahya mengatakan, Nabi SAW menyebutkan sifat jujur akan membawa seorang mukmin kepada kebaikan. Dengan kebaikan tersebut dapat menjadi wasilah atau jembatan menuju surga.
"Dimulai dari sebuah kejujuran maka akan datang segala kebaikan," kata Buya dalam kajiannya di kanal Al-Bahjah TV, dikutip Senin (2/1/2023).
Sebaliknya, Buya menjelaskan bahwa Allah tidak menyukai mukmin dengan sifat bohong atau berdusta. Sebab sifat tersebut akan menjadi kebiasaan buruk yang secara terus menerus akan diulangi.
"Berbohong atau berdusta itu biasanya dimulai dari yang kecil. Ada orang punya sifat berbohong, berbohong terus," jelasnya.
Baca Juga: Ketentuan Salat Jamak Qashar ketika Safar, Tak Harus 80 Km(zhd)