LANGIT7.ID, Jakarta - Seorang muslim yang
bertakwa akan jauh dari kefakiran. Sebab rezeki mereka dijamin oleh Allah Ta'ala, sehingga tak khawatir dan merasa kekurangan.
Pendakwah, Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri mengatakan, orang bertakwa tidak akan pernah hidup dalam
kefakiran. Sebab dia penuh keyakinan akan dicukupkan rezekinya oleh Allah.
"Kalau dilihat, mungkin beberapa Nabi hidup
serba berkecukupan, begitu juga sebagian ulama. Namun para ulama sepakat bahwa orang bertakwa tidak hidup dalam kefakiran," kata dia dalam penggalan kajiannya, dikutip Selasa (3/1/2022).
Adapun alasan pertama terkait hal tersebut adalah karena keyakinan orang bertakwa akan rezeki akhirat yang akan didapatkannya.
"Rezeki itu mencakup dunia dan akhirat. Dan orang-orang bertakwa pasti dapat rezeki akhirat," katanya.
Baca Juga: Ucap Salam Ini saat Masuk Rumah, InsyaAllah Jauh dari KefakiranRezeki akhirat adalah sebenar-benar dan sebesar-besarnya rezeki. Miskinnya orang bertakwa di dunia adalah bentuk penjagaan Allah agar tidak tergelincir dalam urusan dunia.
"Sebab Allah tahu kondisi dan mental setiap hamba-Nya dan rezeki akhirat adalah rezeki terbesar," ujarnya.
Dalam penggalan surat At-Talaq ayat 11, Allah berfirman, "…Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan kebajikan, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya."
"Jadi Allah telah memberikan rezeki terbaik. Maka tidak ada ceritanya orang bertakwa itu fakir, kecuali bila kita menyempitkan makna rezeki hanya soal dunia," katanya.
Sementara alasan kedua, lanjut dia, orang bertakwa akan memiliki kekayaan hati dan jiwa. Artinya, kekayaan tidak dapat diukur hanya dari materi dan nominal semata.
"Inti kekayaan dan kemiskinan adalah hati dan rasa, bukan sekadar materi dan nominal," ungkapnya.
Allah SWT berfirman dalam sebuah hadis qudsi, ''Wahai anak cucu Adam, kalian mencurahkan segala ibadah hanya karena ingin rida-Ku, pasti akan Aku penuhi hatimu dengan kekayaan. Aku juga akan tutup kefakiranmu. Jika tidak demikian, Aku akan penuhi hatimu dengan segala kesibukan. Aku juga tidak akan menutupi kafakiranmu.'' (HR Ibnu Majah).
Menurutnya, keliru orang yang mengatakan kaya hanya terdapat pada capaian yang diukur dari nominal. Sebab, kekayaan bukan harta dan aset, tapi juga hati dan jiwa.
"Maka orang bertakwa tidak mungkin jadi orang fakir, karena jiwanya kaya walaupun hidup serba berkecukupan," katanya.
Orang bertakwa akan diberikan ketenangan dan kenyamanan terkait perolehannya di dunia. Sebab mereka yakin bahwa Allah akan memberikan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.
Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang menjadikan ambisinya semata-mata untuk meraih akhirat, Allah akan mencukupi kebutuhan dunianya. Tapi siapa yang ambisi meraih dunianya bermacam-macam, Allah tidak akan pernah peduli dengan yang ia inginkan. Ia justru akan menemui kehancurannya sendiri.'' (HR Ibnu Majah).
(bal)