LANGIT7.ID, Jakarta - Memulai hari dengan
dzikir di pagi hari merupakan amalan yang diperintahkan Allah SWT dan diteladankan oleh Rasulullah SAW. Allah Ta'ala berfirman:
وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
“Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit dan sebelum terbenam matahari. (QS Thaha: 130).
Lalu dzikir apa yang bisa dibaca seorang muslim di pagi hari?
Ulama besar di bidang hadits, Imam Nawawi dalam Kitab Adzkar-nya menyebutkan ada banyak dzikir yang bisa dibaca seorang muslim pagi hari. Salah satu yang utama adalah kalimat tasbih atau mensucikan nama Allah SWT.
Baca Juga: Luar Biasa, Dzikir Simpan Banyak Manfaat Kesehatan
Hal itu sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
Siapa yang membaca di waktu pagi dan sore, ‘
Subhanallah wa bihamdihi’ seratus kali, maka tidak ada seorangpun yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala yang lebih baik dari pahala yang dia bawa, kecuali orang yang membaca seperti yang dia baca atau lebih banyak.” (HR. Muslim).
Adapun bacaan tasbih sebagai berikut:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Subhānallāhi wa bi hamdih.
“Mahasuci Allah dengan segala puji bagi-Nya.”
Baca Juga: Hidup Lebih Berkah, Amalkan 5 Rutinitas Baik Ini di Pagi Hari
Selain kalimat tasbih, Imam Nawawi juga menyebutkan bahwa dzikir yang utama dibaca di waktu pagi adalah
sayyidul istighfar.
Hal itu sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
مَا اَصْبَحْتُ غُدْوَةً اِلَّا استَغْفَرْتُ اللهَ مِئَةَ مَرَّةً
Artinya:
“Tidak pernah di waktu pagi saya melewati, kecuali saya membaca istighfar 100 kali”. (HR Thabrani).
Baca Juga: Bacaan Dzikir Pagi Sayyidul Istigfhar, Latin dan Artinya
Adapun bacaan lengkap
sayyidul istighfar adalah sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ. وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa‘dika mastatha‘tu. A‘ûdzu bika min syarri mâ shana‘tu. Abû’u laka bini‘matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.
Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau yang telah menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Dan aku atas tanggungan dan janji-Mu selama aku masih mampu. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang telah aku perbuat. Aku mengakui nikmat yang Kau berikan kepadaku. Aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau."
(jqf)