LANGIT7.ID, Jakarta - Islam menganjurkan kepada seluruh kaum mukmin untuk bersifat hemat. Hal ini bukan berarti kikir atau pelit untuk mengeluarkan uang, sebab sifat hemat yang dimaksud yakni membeli sesuatu sesuai dengan kebutuhan dan tidak boros.
Dengan berhemat berati juga bijak dalam memenej keuangan. Sehingga kondisi keuangan tetap stabil, dengan begitu sisa uang dapat ditabung untuk masa depan. Hal ini tertulis dalam surat Al-Isra ayat 26, Allah berfirman:
وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا
Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Baca Juga: Jangan Izinkan Bayi Main Gadget, Efeknya Jangka PanjangJika melihat di zaman sekarang ini, banyak orang berlomba-lomba mengikuti trend agar status sosialnya diakui di kalangan masyarakat. Padahal dengan mengikuti trend itu tidak akan ada habisnya, justru akan membawa si pengikut trend menjadi boros.
Oleh karena itu, sebagai umat muslim semestinya kita mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, seperti memiliki sifat hemat dan tidak boros. Rasulullah pun mengajarkan kepada pengikutnya untuk berlaku hemat, beliau bersabda:
الاِقْتِصَادُ فِي النَّفَقَةِ نِصْفُ الَمعِيْشَةِ
Artinya: "Berlaku hemat dalam membelanjakan harta, separuh dari penghidupan." (HR al-Baihaqi).
Dalam hal ini, pendakwah Buya Yahya mengatakan bahwa berhemat merupakan gaya hidup islam. Tidak bermewah-mewahan atau riya dan juga tidak kikir untuk bersedekah.
"Jadi maksudnya tidak usah gaya-gaya action gitu, berlebihan. Kalau sudah dikuasi oleh kesombongan hidupnya akan susah (selalu merasa wajib tampil mewah)," jelas Buya dalam kajiannya yang diikuti Langit7 secara virtual, Jumat (13/1/2023).
Buya menjelaskan, selalu ingin tampil mewah di masyarakat dapat menjerumuskan orang tersebut menjadi sombong yang akan membawa banyak masalah. Sebab orang yang memiliki sifat demikian bakal selalu merasa tidak cukup dalam hidupnya.
"Dia dikuasai dengan dengki dan sombong, sudah terbayar hutang tapi ingin nambah lagi. Aku harus punya apa, punya ini itu khayalannya begitu," ujar Buya.
(zhd)