LANGIT7.ID, Jakarta - Rumah politisi atau pejabat biasanya berada di kawasan elit. Tapi berbeda dengan rumah mantan Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan yang terletak di daerah perkampungan dan masuk gang sempit. Tepatnya berada di Jalan Lebak Bulus II Dalam, Cilandak, Jakarta Selatan.
Jalan menuju kediaman Anies Baswedan tampak hanya bisa dilewati oleh satu mobil, karena lebarnya kurang lebih tiga meter. Tampilan rumah pun sederhana tanpa pagar pembatas dengan tetangga. Tidak ada jalur khusus. Para tetangga sudah terbiasa menyapa Anies.
“Gangnya kecil, dari situ tamannya terbuka. Tidak ada pagar. Kalau ada pagar, kita tidak tau siapa yang lewat. Ketika ini dibuka (tanpa pagar) maka lingkungan pun merasa komunitas saya,” kata Anies kepada akun Instagram @biasalahanakmuda, Sabtu (14/1/2023).
Baca Juga: 5 Ide Lukisan Dekoratif untuk Rumah, Bukan Cuma di Dinding
Rumah Anies dilengkapi dengan perpustakaan mini untuk anak-anak di kampungnya. Siapapun bisa membaca buku di situ. Perpustakaan itu mirip lemari kecil yang ditempel ke dinding. Bisa dibuka, dan tinggal mengambil buku yang diinginkan.
“Buku-buku ini, buku-buku anak-anak," kata Anies.
Rumah Anies memang tampak sederhana, hanya dikelilingi taman. Nah, taman ini ternyata bukan untuk pribadi. Saat sore, anak-anak bisa menghabiskan waktu di taman tersebut. Area sekeliling depan dan belakang, semuanya terasa alami dan asri berkat dominasi elemen botani di sana sini.
Mulai dari pemandangan rumput hijau di halaman belakang, tanaman rambat yang menutupi fasad rumah, dan berbagai jenis pohon yang sukses menyempurnakan suasana hunian alami seperti di pedesaan.
Di halaman belakang, siapapun yang berkunjung akan melihat lapangan hijau yang sangat rapi. Halaman itu dibuat khusus untuk berekreasi dan olahraga keluarga. Mulai dari main futsal sampai main bulutangkis.
Baca Juga: 6 Tips Jadikan Taman Lebih Asri, Tiru Konsep seperti Hutan
Tak cuma sampai di situ, Anies juga menyediakan alat pemeriksaan kesehatan. Di antaranya ada alat pengukur tinggi badan.
Joglo Bernilai SejarahSelain itu, keunikan dari rumah Anies tampak dari arsitektur bangunan yang tak biasa, yaitu Joglo. Rumah joglo merupakan rumah tradisional Jawa yang dikenal dengan ciri khas atap yang berbentuk trapezium serta kaya akan filosofi di setiap sudut. Maka tak heran, hunian tersebut tampak sangat mencolok dan kontras dengan bangunan modern dengan bangunan modern di sekelilingnya.
Ada juga Joglo yang memiliki nilai sejarah. Anies menuturkan, ada seorang pengrajin mebel cari kayu bekas. Lalu, pengrajin mebel itu menemukan puing-puing yang ternyata balokan blandar gantung.
Blandar gantung ini ciri elemen Joglo yang biasa dipakai kraton kesultanan. Usut punya usut, joglo itu ternyata tempat belajar Pangeran Diponegoro. Dari puing-puing itu lalu disusun kembali, dibawa dari Wonosari Yogyakarta ke Lebak Bulus, rumah Anies Baswedan.
Baca Juga: Pangeran Diponegoro, Bergerilya Melawan Penjajah Sambil Berdakwah
“Kita rancang sesuai dengan sejarahnya. Tempatnya tempat pendidikan, tempat masyarakat, tempat berkumpul orang, dan sekarang kami pertahankan itu,” kata Anies.
Desain interior hunian itu juga terlihat serasi dengan nuansa rumah secara keseluruhan. Penggunaan material kayu tampak sangat apik dengan paduan beton ekspos yang dihaluskan tanpa ada keramik satupun.
Untuk keperluan ibadah, sebuah musala minimalis jadi salah satu bangunan menarik. Musala ini didominasi elemen kayu sehingga membuat ruangan terasa lebih adem.
Tak sampai di situ, di Pendopo Anies Baswedan ada sekira 3.500 buku warisan keluarga. Ada pula kolam ikan yang berisi ikan-ikan koi. Kolam ikan itu disebut-sebut sebagai spot favorit Anies saat berada di rumah.
Baca Juga: Tips Percantik Ruangan Rumah dengan Warna dan Tampilan Elegan
Dinding rumah juga dihiasi dengan berbagai macam koleksi. Mulai dari plat nomor lawas hingga mainan-mainan lokal dan dari luar negeri. Bahkan, ada kiswah ka’bah yang menempel di dinding.
Terbuka Tapi Juga Ada PrivasiMeski terbuka dan tak memiliki pagar, tapi Anies tetap memiliki ruang privasi untuk keluarga. Ibarat kata, halaman dan teras rumah sampai pendopo boleh dinikmati masyarakat sekitar untuk aktivitas sosial. Tapi, ruang privasi keluarga tetap ada.
“Ada ruangan keluarga, ada dua kamar untuk orang tua kami kalau mereka lagi di sini. Kemudian ruang bersama menghadap ke halaman,” kata Anies.
Ruang privasi itu tepat berada di depan kolam ikan Koi. Dengan dinding terbuka, Anies bersama keluarga bisa melihat aktivitas masyarakat di luar sana ataupun anak-anak yang sedang bermain di halaman rumah.
Baca Juga: Dampak Positif Jika Rumah Sering Dibacakan Al-Quran
Ada juga ruangan khusus untuk anak-anak yang dipenuhi rak-rak buku. Selain nyaman, anak-anak juga termotivasi untuk membaca buku. Desain ruangan pun dibuat senyaman mungkin. Namanya juga manusia pasti ada rasa bosan, tapi itu bisa disiasati dengan desain yang menarik.
Dibangun dari Material Murah dan Daur UlangDalam konsep pembangunan rumah, Anies lebih memilih material yang murah dan banyak dari bahan daur ulang. Dia mengibaratkan ada dana Rp100 ribu. Rp20 ribu untuk bahan material, dan Rp80 ribu untuk tukang yang terampil.
“Jadi, anggaran banyak diterima oleh tukang-tukang. Kalau ambil material dari pabrik-pabrik, maka anggaran kita masuknya ke pabrik-pabrik. Yang ada di sini (ruangan) adalah hasil kerajinan, kerajinan lantai, kerajinan kayu, kemudian semuanya kerajinan, kerajinan besi,” tutur Anies.
Jadi, ibarat rumah Anies itu dibangun dengan harga minimalis tetapi berkualitas. Itu karena dia memilih membayar pengrajin ketimbang membeli material mahal dari pabrik.
“Keterampilan pertukangan itu usianya ratusan tahun. Turun-temurun. Nah, banyak tukang kita sekarang jadi instalator, tidak lagi pengrajin.
(jqf)