Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Ahad, 20 April 2025
home edukasi & pesantren detail berita

Sungguh Rugi Jika Anak Tak Mau Merawat Orang Tua yang Sudah Renta

Muhajirin Rabu, 18 Januari 2023 - 20:52 WIB
Sungguh Rugi Jika Anak Tak Mau Merawat Orang Tua yang Sudah Renta
ilustrasi (foto: langit7.id/istock)
LANGIT7.ID, Jakarta - Belakangan marak perbincangan di twitter tentang memasukkan orang tua ke panti jompo. Sejumlah warganet menyatakan lebih baik memasukkan orang tua ke panti jompo ketimbang berat hati repot merawat orang tua yang sudah renta. Sementara lainnya menyatakan tidak setuju.

"Naro orang tua di panti jompo sih bukan durhaka, jaman sekarang itu bisa menjadi pilihan realistis. Asal tempatnya layak, fasilitas bagus, kegiatan sesuai kebutuhan. Kita malah perlu melihat kondisi jaman sekarang bagaimana agar hub ortu - anak jauh lebih relevan," tulis salah satu warganet dan disukai ribuan warganet lain, dikutip Rabu (18/1/2023).

Pendiri Pusat Kajian Islam Quantum Akhyar Institute, Ustadz Adi Hidayat (UAH), mengungkapkan kerugian besar seorang anak yang mendapati orang tuanya dalam keadaan sepuh tapi tidak mau merawatnya. Birrul walidain atau berbakti pada kedua orang tua merupakan amalan mulia dan memiliki kedudukan tinggi dalam Islam.

Baca Juga: 3 Kewajiban Orang Tua kepada Anak, Beri Nama Baik hingga Benahi Akhlak

“Keterlaluan seorang anak diberi kesempatan untuk berbakti pada orang tua sampai orang tuanya sepuh, tapi enggak memanfaatkan itu untuk mencari peluang surga, dan memasukkan keduanya ke surga,” kata UAH dalam kajian Kitab Adabul Alim Wal Muta’alim yang diikuti Langit7 secara daring, dikutip Rabu (18/1/2023).

UAH menjelaskan, Rasulullah SAW telah mengingatkan kepada setiap umat Islam untuk berbakti kepada orang tua. Apalagi, kalau kedua orang tua masih hidup. Itu merupakan kesempatan terbaik mendapatkan surga Allah di akhirat kelak.

"Jadi kalau ada orang mendapatkan orang tuanya sampai sepuh, kata hadits, itu kesempatan mengumpulkan amalan tinggi mendapat surga, karena itu tingkatnya itu tingkat tertinggi setelah bakti kepada Allah, yang tertinggi itu Birrul Walidain,” ujar UAH.

Baca Juga: Orang Tua Wajib Beri Pendidikan Terbaik untuk Anak

Suatu ketika Ibnu Abbas didatangi seseorang yang telah banyak melakukan maksiat. Orang tersebut meminta nasihat agar diberi tahu satu amalan yang bisa menutupi dosa-dosa maksiatnya. Ibnu Abbas lalu menasehati orang itu untuk berbakti kepada kedua orang tuanya.

“Saya tidak melihat bagi kamu sekarang yang paling besar peluangnya mendapat ampunan Allah kecuali birrul walidain,” tutur UAH menirukan nasihat Ibnu Abbas kepada orang tersebut.

UAH merasa heran kepada orang yang orang tuanya masih hidup tapi tidak memanfaatkan peluang tersebut. Bahkan, kata dia, berbakti kepada orang tua merupakan wasilah untuk memperlancar rezeki seseorang.

Wasilah berbakti kepada ayah dan ibu, khususnya ibu itu bisa meringankan jalan kemudahan dalam pekerjaan dunia, termasuk melepaskan dari kungkungan musibah yang mungkin menggelincirkan,” ujar UAH.

Baca Juga: Cara Mendidik Anak Jika Orang Tua Kurang dalam Ilmu Agama

Dalam Shahih Bukhari diceritakan tentang tiga orang yang terjebak dalam gua. Salah satu dari orang itu berdoa dan menceritakan perihal baktinya kepada orang tua. Orang itu menjadi tulang punggung dalam merawat orang tuanya yang sudah sepuh. Setelah berdoa, batu besar yang menutup gua pun langsung terbuka dan mereka bisa selamat dari marabahaya.

"Seperti ada tiga orang yang pernah jalan-jalan kena hujan besar, viral di shahih Bukhari, tiba-tiba masuk ke gua ada batu besar menggelinding. Itu wasilahnya dengan amal saleh, salah satunya karena baktinya kepada ibunya, karena baktinya pada ibunya,” ujar UAH.

(jqf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Ahad 20 April 2025
Imsak
04:27
Shubuh
04:37
Dhuhur
11:55
Ashar
15:14
Maghrib
17:53
Isya
19:03
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan