Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Selasa, 14 Januari 2025
home edukasi & pesantren detail berita

Berislam Tanpa Ikut Jamaah atau Ormas Tertentu, Bolehkah?

Muhajirin Rabu, 18 Januari 2023 - 21:50 WIB
Berislam Tanpa Ikut Jamaah atau Ormas Tertentu, Bolehkah?
ilustrasi (foto: langit7.id/istock)
LANGIT7.ID, Jakarta - Pendiri Rumah Fiqih Indonesia, Ustadz Ahmad Sarwat, mengatakan, seorang muslim wajib berjamaah. Namun perlu dipahami bahwa makna jamaah dalam Islam berarti seluruh umat Islam yang ada di dunia. Tidak hanya terkotak pada satu identitas kelompok saja.

Bukan berarti identitas kelompok seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah tidak diperbolehkan. Akan tetapi, identitas kelompok hanya jamaah yang berada dalam jamaah umat Islam.

“Jamaah itu adalah jamaahnya umat Islam. kalau dibilang anda terlepas dari jamaah, maksudnya jamaah umat Islam. keluar dari jamaahnya umat Islam berarti murtad, dia kafir. Bukan keluar dari NU, dari Muhammadiyah, keluar dari Persis. Itu adalah jamaah dari jamaah umat Islam,” kata Ustadz Sarwat dalam Kajian Malam Kamis yang diikuti Langit7 secara daring, Rabu (18/1/2023).

Baca Juga: Haruskah Seorang Muslim Bergabung dengan Ormas Islam?

Maka itu, kata dia, tidak masalah jika ada orang yang netral tidak ikut dalam satu organisasi Islam. Orang yang tidak lahir dari lingkungan NU atau Muhammadiyah tidak dipaksa masuk ke identitas kelompok tertentu. Terpenting, mereka mempelajari ilmu Islam.

“Kalau ditanya, “Anda NU apa Muhammadiyah? Enggak tau”. Karena tidak ikut dua-duanya. Apakah jadi salah kalau begitu, kan enggak. Terus, bisa ga belajar Islam? sangat bisa. Islam itu tidak harus lewat jalur identitas itu, kuliah aja yang benar. Kalau mau belajar syariat, belajar, kuliah di Mesir, ngambil fakultas syariah,” ujar Ustadz Sarwat.

Ilmu Islam harus lebih tinggi dari identitas kelompok tertentu. Kendati begitu, Ustadz Sarwat mengingatkan, tidak boleh menyalah-nyalahkan orang yang belajar Islam melalui identitas kelompok.

Baca Juga: Banyak Muncul Ormas Islam di Indonesia, Ini Penyebabnya

“Memang dia lahir di situ, tidak apa-apa. Yang penting jenjang ilmunya naik, sampai juga nanti ke ‘atas’. Intinya, jangan berhenti di situ (di identitas), dan ngubek-ngubek yang lain,” ujarnya.

Belajar dari Persahabatan Gus Dur, Dr Ahmad Azhar Basyir, dan KH A Latief Muchtar

Ustadz Sarwat menceritakan sosok KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dikenal memiliki hubungan baik dengan tokoh Muhammadiyah dan Persis. Saat kuliah di Universitas Al Azhar Mesir, Gus Dur berteman dengan Ketua PP Muhammadiyah, Dr Ahmad Azhar Basyir, dan KH A Latief Muchtar dari Persatuan Islam (Persis).

“Gus Dur kan NU itu berteman baik dengan almarhum Dr Ahmad Azhar Basyir, Ketua PP Muhammadiyah. Dia juga berteman baik dengan KH Latief Muchtar, orang Persis. Ketika sudah pulang ke Indonesia, ketiga-tiganya jadi ketua NU, Muhammadiyah, Persis,” ucap Ustadz Sarwat.

Tiga tokoh itu jadi potret persaudaraan umat Islam. Meski berasal dari identitas kelompok berbeda, tapi mereka sangat akrab dan berteman baik. Tidak ada yang saling menyalah-nyalahkan. Mereka tetap bersahabat meski memimpin identitas kelompok berbeda-beda.

Baca Juga: Sekjen DMI: Masjid Harus Inklusif, Bukan Tempat Gesekan Antargolongan

“Di sana Universitas Al Azhar Mesir), itu madol (bolos) bareng. Enggak ada masalah kan mereka. walaupun pun mereka berangkat dari identitas yang berbeda. Ketika mengambil kuliah di sana, mereka berteman dengan sangat baik, dan hilang itu semua identitasnya itu,” ujar Ustadz Sarwat.

Persahabatan tiga tokoh tersebut harus menjadi teladan warga NU, Muhammadiyah, Persis, dan semua organisasi Islam di Indonesia. Meski berbeda identitas keloompok, tapi tetap bersatu dalam jamaah umat Islam.

“Harusnya kayak gitu, jadi antara satu dengan yang lain punya putra-putra mahkota, murid terbaik yang diterusin kuliahnya. Kalau sudah pada kayak gitu, sudah asik, jadi tidak terlalu memenangkan kelompoknya masing-masing,” kata Ustadz Sarwat.

(jqf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Selasa 14 Januari 2025
Imsak
04:17
Shubuh
04:27
Dhuhur
12:05
Ashar
15:29
Maghrib
18:18
Isya
19:32
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan