Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Senin, 24 Maret 2025
home masjid detail berita

Prioritas Amalan di Bulan Rajab, Ternyata Bukan Puasa

Muhajirin Kamis, 26 Januari 2023 - 17:00 WIB
Prioritas Amalan di Bulan Rajab, Ternyata Bukan Puasa
Ilustrasi (foto: langit7.id/istock)
LANGIT7.ID, Jakarta - Bulan Rajab merupakan salah satu bulan mulia atau bulan haram dalam Islam. Empat bulan haram dalam kalender hijriyah di antaranya Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Bulan tersebut disebut bulan haram karena adanya larangan untuk berbuat aniaya dan peperangan.

Allah Ta’ala berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 36, "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan Bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat)." (QS. At-Taubah: 36).

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani mengatakan, Allah menyebutkan secara khusus larangan menzalimi diri sendiri di empat bulan tersebut untuk menjelaskan kepada kita keistimewaannya (prioritasnya). Keistimewaan itu berupa kehormatan Rajab yang sangat besar. Hal itu juga menegaskan larangan berbuat zalim di dalamnya. Sekalipun berbuat zalim di bulan-bulan lain juga dilarang.

Baca Juga: Rajab adalah Bulan Haram, Ini Hal yang Dilarang dan Harus Dilakukan

Ayat tersebut mengisyaratkan amalan prioritas atau unggulan di bulan Rajab. Di antaranya menghentikan segala bentuk kezaliman terhadap diri sendiri. Tidak disebutkan kezaliman terhadap orang lain, karena berhenti dari menzalimi orang lain itu dimulai dari berhenti menzalimi diri sendiri.

Jika sudah tidak menzalimi diri sendiri akan mudah berhenti dari menzalimi orang lain. Artinya, menzalimi diri sendiri saja dilarang apalagi menzalimi orang lain.

Menurut Ustadz Aunur Rafiq Saleh, amalan prioritas atau unggulan di bulan-bulan Rajab diingatkan bukan tanpa alasan. Itu karena bisa jadi ada sebagian orang yang salah dalam beramal dengan tidak menjaga prioritas.

“Sebagian orang mengutamakan memperbanyak puasa sunnah di bulan Rajab, tetapi dia tidak berhenti dari memakan makanan yang haram dan berbagai kemaksiatan,” kata Ustadz Aunur melalui keterangan tertulis, Kamis (26/1/2023).

Baca Juga: Fakta Bulan Rajab Pertanda Ramadhan Semakin Dekat

Padahal, lebih utama berhenti dari makan makanan haram dan berhenti berbuat maksiat atau kemungkaran ketimbang memperbanyak amalan sunnah. Itu karena bisa jadi tambahan dosa lebih besar dari tambahan pahala yang didapat dari amalan sunnah.

“Bisa jadi ada orang yang memperbanyak shalat dan puasa sunah, tetapi dia tidak berhenti dari menzalimi diri sendiri dengan tidak menutup aurat yang diwajibkan syariah,” ucap Ustadz Aunur.

Bisa jadi ada orang yang bersemangat mengejar berbagai fadhilah amalan sunnah, tetapi dia tidak berhenti mendukung kezaliman dan orang-orang zalim. Bisa jadi ada orang yang memperbanyak sedekah sunah, tetapi tidak berhenti dari korupsi dan makan riba atau muamalah ribawiyah.

“Padahal prioritasnya adalah berhenti dari menzalimi diri sendiri,” ungkap Ustadz Aunur.

Bisa jadi ada orang yang bersemangat berburu amalan sunah, tetapi juga gemar mencaci-maki bahkan memfitnah. Sampai Nabi Muhammad SAW memperingatkan adanya orang yang bangkrut di akhirat karena tidak bisa menjaga prioritas amalan ini.

Baca Juga: Keistimewaan Bulan Rajab, Tiap Kebaikan Diganjar Pahala Berlipat

أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

"Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu? Para sahabat menjawab; 'Menurut kami, orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.' (HR Muslim 4678)

Mengagungkan dan Memperbanyak Doa di Bulan Rajab

Pada masa jahiliyah, kabilah Mudhar dikenal sebagai kabilah yang paling mengagungkan bulan Rajab. Mereka dengan berhenti berperang di bulan ini. Maka itu, Nabi Muhammad SAW menyebut bulan ini dengan "Rajab Mudhar". Itu agar kaum muslimin mengagungkan bulan ini dengan menghentikan segala bentuk kezaliman.

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani mengatakan, dinamakan "Rajab Mudhar" karena sebagian orang kafir mendoakan kehancuran kabilah yang berbuat zalim di bulan ini lalu Allah menghancurkan mereka. Doa pada bulan ini memiliki potensi besar untuk dikabulkan.

Baca Juga: Fakta Bulan Rajab Pertanda Ramadhan Semakin Dekat

“Doa kehancuran atas pelaku kezaliman di bulan ini sangat mustajab (dikabulkan) sehingga orang-orang Jahiliyah dahulu menunda doa-doa mereka ke bulan Rajab atas orang-orang yang menzalimi mereka sehingga doa mereka tidak ditolak,” ungkap Ustadz Aunur.

Selain tidak menzalimi diri sendiri, seorang muslim diminta memperkuat tarbiyah imaniyah secara intensif pada Sya’ban dan Ramadhan. Agenda pembinaan diri sudah cukup menghasilkan perubahan diri yang menjadi syarat dan langkah pertama dan utama bagi terjadinya perubahan sosial.

“Ini sesuai manhaj taghyir (metode perubahan) yang disebutkan al-Quran. Perubahan sosial harus dimulai dari perubahan diri,” kata Ustadz Aunur.

(jqf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Senin 24 Maret 2025
Imsak
04:32
Shubuh
04:42
Dhuhur
12:02
Ashar
15:14
Maghrib
18:05
Isya
19:13
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Ikhlas:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
QS. Al-Ikhlas:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan