LANGIT7.ID, Jakarta - Pegiat Keayahan, Ayah Irwan Rinaldi, meminta para orang tua memperhatikan lima hal sebelum memilihkan sekolah untuk anak-anaknya. Sekolah dan orang tua harus menjalin komunikasi yang kuat untuk membuat anak menjadi unggul.
Di sisi lain, sekolah juga harus memiliki sudut pandang yang sama terkait pengasuhan anak. Sekolah tidak hanya berperan sebagai tempat pendidikan kognitif saja. Ada sisi-sisi lain yang harus diperhatikan seperti sisi spiritual, emosional, intelektual, dan sosial.
“Sangat penting memilih sekolah menurut sisi pengasuhan mengenai cara memilih sekolah,” kata Ayah Irwan dalam webinar parenting yang digelar Yayasan Ma’rifatussalam, dikutip Senin (6/2/2023).
Baca Juga: Legislator Tegaskan Kepala BRIN Tak Bisa Ujug-ujug DigantiBerikut ini lima hal penting yang harus diperhatikan orangtua sebelum memilihkan sekolah untuk anaknya:
1. Pilih Sekolah yang Rendah HatiAda tiga ciri sekolah yang rendah hati. Pertama, sekolah yang mau jadi pembantu, bukan pelaku. Sekolah tidak boleh membaiat dirinya sebagai pelaku utama dalam hal pengasuhan dan mendidik anak.
“Sekolah yang baik, kalau berhubungan dengan rumah tetap menempatkan diri orangtua sebagai pelaku utama, sebagai narasumber utama, sebagai
coach utama, sebagai pembimbing,
muallim, muaddib, dan
murabbi pertama,” kata Ayah Irwan.
Kedua, sekolah yang tidak “merampok” hak pengasuhan orangtua. Artinya tidak mengambil alih semua hal terkait pengasuhan seperti pembentukan akidah, ahlak, atau urusan intelelektual, spiritual, emosional, sosial.
Baca Juga: Kemenag Tawarkan Tiga Strategi Penguatan Moderasi Beragama“Sehingga, orang tua datang ke sekolah hanya menitipkan saja,” ucap Ayah Irwan.
Ketiga, sekolah yang tidak berbohong atau menipu demi industri. Sekolah yang tidak menjual atau mempromokan hanya fasilitas saja. Proses
tarbiatul aulad (pendidikan anak) itu bukan pada fasilitas, tapi lebih kepada kompetensi dan kompetisi gurunya.
“Terutama bagi anak-anak umur 0-15 tahun. Sekolah bukan pelaku utama, tapi sekolah hanya membantu menghembatkan anak ayah dan ibu,” tutur Ayah Irwan.
Baca Juga: MUI Usul Perubahan Skema Dana Calon Jamaah Haji Indonesia2. Prinsip yang Punya Prinsip PengasuhanPrinsip pengasuhan ini paling penting, baik di sekolah maupun di rumah. Prinsip pengasuhan antara guru dengan guru, serta antara guru dengan pihak lain di sekolah wajib sama. Sama halnya prinsip pengasuhan harus sama antara ayah dan ibu.
“Prinsip-prinsip dalam pengasuhan. Misalnya, harus cek apa prinsip sekolah itu tentang anak. Sekolah harus mengakui bahwa anak itu amanah. Mengurus anak bukan sekadar intelektual saja, tapi juga mengurus perkembangan emosional, spiritual, dan sosial anak,” ungkap Ayah Irwan.
Ayah Irwan mencontohkan, jika anak hanya duduk dari pagi sampai sore mendengarkan ilmu pengetahuan dari guru, bisa jadi aspek sosial tidak terbangun. Anak hanya pintar, tetapi tidak mampu bersosialisasi dengan baik. Begitupun dengan aspek emosional dan spiritual.
Baca Juga: Indonesia Peringati Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Dunia“Dalam prinsip pengasuhan juga meliputi anak akan dipertanggungjawabkan, anak itu takdir, shalihkan lalu pintarkan, dan ikhtiar bukan hasil. Ini yang harus dicek lagi, prinsp pengasuhan. Jangan sampai, prinsip yang kita punya di rumah tidak sama dengan prinsip yang dimiliki sekolah,” kata Ayah Irwan.
3. Sekolah yang Punya Pola AsuhPolah asuh berarti hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari anak. Misalnya anak bangun pagi, mandi, hingga cara mendisiplinkan dan mengapresiasi anak. Maka, orangtua harus mengecek polah asuh sekolah jika mau memilih sekolah.
“Misalnya, pola asuh sekolah (kalau pesantren), apakah membangun tapi tidak mempertimbangan emosi anak atua harga diri anak? Bisa juga melihat bagaimana memberikan apresiasi atau mendisiplinkan anak-anak,” tutur Ayah Irwan.
Baca Juga: Drakor Crash Course In Romance Perlihatkan Realita Demam Pendidikan Korsel
Pola asuh yang dipakai bukan polaku dan polamu, tapi pola asuh kita. Jika pola asuh yang dikedepankan adalah pola asuh masing-masing, maka itu akan berpengaruh pada perkembangan anak.
“Kedua, pola asuh harus sesuai dengan tahap perkembangan anak. Berbeda cara mendisiplinkan anak saat masih balita dan sudah remaja. Begitu juga dengan mengapresiasi. Berbeda pula dengan cara mengajar dan lain sebagainya,” ungkap Ayah Irwan.
4. Sekolah yang Punya Roadmap PengasuhanSekolah harus memiliki roadmap pengasuhan untuk anak laki-laki dan roadmap pengasuhan anak perempuan. Di dalam pendidikan dan pengasuhan anak laki-laki dan perempuan pasti berbeda. Maka itu harus dipastikan oleh orangtua sebelum memilihkan sekolah untuk anak.
Baca Juga: Jangan Sekadar Belajar, Kejar Berkah Ilmu agar Bermanfaat
Mendidik anak laki-laki itu, yang kita pastikan adalah ada
qawwam-nya (jiwa pemimpin) atau kelaki-lakiannya. Harus dipastikan tumbuh rasa
qawwan. Tidak bisa mendadak, ada tahapan dari 0-7 tahun dominan ibu dalam mendidik, kemudian 7-15 tahun dan 15-23 tahun lebih dominan ayah.
“Roadmap pengasuhan anak perempuan paling utama adalah menumbuhkan sifat keperempuanan,” ujar Ayah Irwan.
5. Sekolah yang Doyan BersinergiSekolah yang terbaik, menurut Ayah Irwan, adalah sekolah yang terbuka untuk berdiskusi dengan orangtua. Komunikasi dengan pihak keluarga selalu terbuka lebar. Bahkan, sekolah dengan lapang dada menerima saran dan kritikan dari orangtua.
Baca Juga: 5 Cara Sederhana Mengajarkan Kebaikan pada Si Buah Hati“Sekolah harus senang berkolaborasi dengan orangtua. Apakah menerima masukan dan saran bahkan kritik. Bersinergi dalam hal roadmap pengasuhan dan bersinergi dalam hal membangun jembatan, bukan benteng dan melakukan komunikasi dengan orangtua. Jadi, pilih sekolah yang terbuka dengan segala hal untuk membantu menghebatkan anak,” ujar Ayah Irwan.
(jqf)