LANGIT7.ID, Jakarta - Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal menyebut Kiai
Ahmad Dahlan sebagai
The Living Qur’an. Hal itu didasarkan dari sejarah perjalanan Dahlan dalam perjalanan hidupnya hingga mendirikan Muhammadiyah.
Fathur menuturkan, bagi Kiai Dahlan,
Al Qur’an merupakan sunnah yang tidak hanya sebagai dalil, tetapi juga sebagai hidayah. Nash suci tersebut diaktualisasikan dalam realitas kehidupan, menjadi pemandu dalam tindakan dan gerakan amal salih yang abadi sampai sekarang.
Baca Juga: Ahmad Dahlan Pernah Dijuluki Kiai Wal Ashri karena Kajiannya"Kalau membaca sejarah beliau, boleh saya terjemahkan hidup beliau sebagai
The Living Qur’an, Qur’an yang hidup. Qur’an tidak semata-mata dijadikan dalil, tapi hidayah," kata Fathur dalam keterangannya, dikutip Senin (6/2/2023).
Al-Qur’an sebagai dalil adalah di mana seorang muslim baru menjalankan perintah untuk salat, tapi belum mengamalkanya sebagai sebuah konsekuensi. Padahal salat haruslah bermanfaat untuk mencegah kemungkaran dan kemaksiatan, dan di sinilah peran Qur’an sebagai hidayah.
Praktik hidup beragama itulah yang diperankan Ahmad Dahlan yang kini menjadi contoh konkret penggerak
Persyarikatan Muhammadiyah dalam menata diri, keluarga, organisasi dan sebagainya. Yaitu dengan panduan dari nilai-nilai keTuhanan yang diajarkan di dalam Al Qur’an.
Baca Juga: Kala Raja Terkaya di Dunia Pergi Haji, Makmurkan Tiap Tempat yang Dilewati"Dalam lingkup keluarga, bentuk konkret pengamalan Al Qur’an adalah perhatian dari seorang suami atau istri ke pasangannya, dan juga ke anak-anaknya untuk mencegah mereka melakukan perbuatan yang keji dan munkar," ujar Fathur.
Adapun agar Al Qur’an tidak hanya menjadi dalil, dibutuhkan komitmen bagi umat Islam supaya tidak berpecah belah dalam kehidupan kebangsaan dan realitas dakwah keumatan.
Untuk itu, dalam kehidupan masyarakat dan dakwah, seruan berpegang teguh dengan Al Qur’an dan sunnah mesti berbanding lurus. Sehingga tidak menjadi dinamika yang memecah belah masyarakat. "Omong kosong orang menegakkan Qur’an dan sunnah tapi gemar memecah belah masyarakat," ucap Fathur.
Baca Juga: Mawadah Muhtasib, Muslimah Pengrajin Kaligrafi Huruf Terbalik(gar)