LANGIT7.ID, Jakarta - Penulis Buku “Semua Bisa Punya Rumah Qur’an”, Ustaz Ihsan Septiadi, menjabarkan Tafsir Surah An-Nisa ayat pertama. Dalam ayat tersebut terkandung fungsi-fungsi
rumah menurut sudut pandang Islam.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (QS An-Nisa: 1)
Berikut tujuh fungsi rumah menurut Al Qur'an:
Baca Juga: 5 Tips Dekorasi Rumah, Bikin Hunian Tetap Hangat di Musim Hujan1. Rumah Sebagai MushallaAl-Musolla berarti rumah sebagai tempat untuk shalat. Tidak hanya shalat, tetapi rumah menjadi tempat untuk beribadah. Ibadah tidak hanya meliputi rutinitas kewajiban seorang muslim saja, tetapi menyangkut semua aktivitas kehidupan berdasarkan nilai-nilai Islam.
“Jadi, rumah tempat seorang ayah membangunkan anak istri untuk shalat pada malam hari, shalat tahajud, shalat hajad, shalat dhuha, shalat sunnah,” kata Ustadz Ihsan webinar Fungsi Rumah Menurut Islam yang diikuti
Langit7.id, Rabu (8/2/2023).
Bahkan, kata dia, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memperbanyak shalat sunah di rumah. Ayah bisa membangunkan istri dan anaknya untuk tahajud. Pun demikian rumah dijadikan tempat shalat dhuha, dan shalat sunah lain.
Baca Juga:
4 Jenis Tanaman Aroma Terapi, Cocok untuk Dekorasi Rumah“Bahkan, shalat sunah yang disukai itu shalat sunnah yang dilakukan di rumah. Maka, bagi mereka yang rumahnya dipakai untuk salat, rumah itu akan menjadi tentram, adem, membahagikan, menentramkan, jauh dari kejelekan dan keburukan. Rumah itu disibukkan dengan ibadah-ibadah,” kata Ustaz Ihsan.
2. Rumah Sebagai MadrasahMadrasah berarti tempat untuk mendidik. Setelah mendidik keluarga untuk beribadah, maka rumah adalah al madrasah. Tidak berlebihan jika disampaikan adalah ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anak.
“Kalau ibu adalah madrasah pertama, maka tempatnya adalah di rumah. Bagaimana kita mendidik anak-anak kita, peduli tumbuh kembang anak, tumbuh kembang keilmuan, keimanan. Sekolahnya di rumah,” kata Ustaz Ihsan.
Baca Juga: 5 Ide Dekorasi Ruang Tamu, Bikin Suasana Tambah NyamanUstaz Ihsan menjelaskan, orangtua yang berhasil mendidik anak di rumah, maka dia akan mendapatkan pahala jariyah yang terus mengalir. Pahala jariyah menjadi syafaat di hari kiamat, bisa membuat kuburan orang tua menjadi terang, dan mendapatkan nikmat dari Allah Ta’ala.
“Maka itu, ayah harus bertindak sebagai kepala sekolah yang membuat visi-misi dan program pendidikan rumah. Tidak hanya memberi nafkah, tapi memastikan keluarga sampai ke Jannah,” ucap Ustaz Ihsan.
3. Rumah Sebagai Al JunnahAl Junnah berarti benteng. Ayah hadir membangun benteng keluarga dengan ketauhidan dan keimanan. Sosok ayah harus meneladani Nabi Ibrahim dalam membangun benteng tauhid. Hal itu bisa dilihat saat Ibrahim mendapat perintah menyembelih Ismail.
Baca Juga: Rekomendasi Pencahayaan Rumah, Sesuaikan Model dan Fungsi LampuJawaban Ismail mencerminkan sebuah pendidikan yang sangat luar biasa. Dia sama sekali tidak menolak perintah Allah. Ismail mengatakan, “Wahai ayahku, kerjakan saja apa yang diperintahkan oleh Tuhanmu. Engkau akan mendapati aku sebagai orang yang sabar.”
Maka itu, rumah harus menjadi benteng tauhid, iman, Islam, dan ahlak bagi keluarga. Benteng keluarga ini bisa terbangun jika sudah melalui rumah sebagai musala dan madrasah.
“Rumah menjadi benteng perahanan, bertanggung jawablah wahai ibu dan ayah tentang keimanan mereka. Yang ngajarin, yang bikin kurikulum tauhid, ayah dan bunda,” kata Ustaz Ihsan.
Baca Juga: Kiblat dan Matahari Terbit, Orientasi Utama Tentukan Arah Rumah4. Rumah Sebagai Al MaskanahAl Maskanah diambil dari kata sakinah artinya ketenangan.
Mawaddah wa rahmah itu adalah ketenangan. Rumah yang penuh dengan ketenangan adalah rumah yang memberikan ketenangan dan menjadi pelipur lara.
“Kira rindu rumah karena suasananya menyenangkan, rumah itu membahagiakan, rumah penuh dengan keberkahan. Rumah yang tidak didiami, ditempati oleh syaitan, rumah yang penuh dengan kemuliaan,” ujar Ustaz Ihsan.
Maka itu, rumah harus menjadi
Baiti Jannati (
Home Sweet Home). Rumah yang menjadi tempat lahir anak-anak yang penuh dengan kemuliaan seperti hafal Al-Qur’an. Pasangan dalam rumah itu menjadi pasangan yang
sakinah mawaddah wa rahmah.Baca Juga: Begini 3 Tips Menata Taman Rumah agar Enak Dipandang“Semua yang hadir atau tamu yang datang membawa keberkahan. Kalau pun terjadi cekcok, tapi tidak lama. Penuh dengan kebahagiaan,” ungkap Ustaz Ihsan.
5. Rumah Sebagai Al-MauludRumah sebagai al-maulud adalah tempat pasangan suami-istri mempunyai keturunan atau memperbanyak keturunan. Tidak hanya memperbanyak keturunan, tapi juga harus bertanggungjawab terhadap keturunan. Tidak hanya memberikan nafkah, tapi juga memastikan sampai Jannah.
“Bayangkan kalau anak kita, Allah izinkan penghafal Al Quran, atau jadi ulama. Atau jadi orang sukses tapi shaleh, mau jadi dokter, TNI, tapi yang shaleh. Anak itu bangun mesjid atau pondok pesantren. Orangtua pasti bahagia dan itu menjadi amal jariyah,” tutur Ustaz Ihsan.
Baca Juga: Desain Rumah Islami, Buya Yahya: Upayakan Punya Toilet TertutupArtinya, baik ayah maupun ibu harus punya ilmu dalam mendidik anak. Orangtua tidak boleh hanya pintar membuat anak, tapi tidak belajar tentang cara mendidik anak sesuai nilai-nilai Islam,
“Maka orang-orang shaleh harus punya anak banyak, karena orang shaleh anaknya juga akan shaleh. Dalam hadits, Rasulullah akan bahagia jika punya umat yang saleh,” ujar Ustaz Ihsan.
6. Rumah Sebagai Al-MarkazMarkaz berarti rumah dalam mempersiapkan keturunan atau generasi penerus dakwah. Rumah merupakan tempat orangtua mendidik anak-anak untuk menjadi dai atau pendakwah di jalan Allah.
Baca Juga: 4 Dekorasi Simpel Kolam Ikan Kekinian di Halaman Rumah“Apapun profesinya tetap Qur’an sebagai tujuan utamanya. Maka markasnya di rumah. Rumah adalah markas untuk mempersiapkan generasi yang berdakwah di jalan Allah. Bahagia sekali orang tua itu, pahala akan terus mengalir kepada kita,” ungkap Ustaz Ihsan.
Menurut dia, semua anak punya sifat alami atau bakat untuk menjadi matahari dunia dan bulan bagi kegelapan. Jadi, tidak ada anak yang gagal. Semua anak terlahir dalam keadaan fitrah, artinya berkembang berdasarkan nilai-nilai Islam.
“Kalau ada yang gagal, bukan anaknya yang gagal, tapi orang tuanya yang gagal dalam mendidik, gagal memahami, gagal mendukung, gagal mendengarkan keluh-kesah anak,” ungkap Ustaz Ihsan.
Baca Juga: Gubernur Anies Bolehkan Warga Bangun Rumah Empat Lantai7. Rumah Sebagai Al-MarhamAl-Marham adalah tempat silaturahim dan pertemuan. Rumah adalah pertemuan untuk menceritakan hal-hal baik. Maka itu, rumah harus dijadikan tempat silaturahmi bagi keluarga besar.
Tidak hanya keluarga, rumah juga harus menjadi tempat silaturahmi bagi tetangga dan masyarakat sekitar. Rumah yang penuh berkah adalah rumah yang didatangi banyak tamu.
“Kita harus senang di rumah banyak datang. Maka undang tamu, bikin kajian, undang Ustadz di rumah, jadi saling mengenal. Jadi, konklusi dari tujuh poin ini menjadi Rumah Qur’an. Rumah kita menjadi rumah Qur’an. Ini adalah dasar dalam membangun Qur’an,” pungkas Ustaz Ihsan.
(jqf)