LANGIT7.ID - , Jakarta -
Rayyanah Barnawi menjadi muslimah Arab Saudi pertama yang akan melakukan penerbangan ke
luar angkasa. Dia bakal turut serta dalam misi Axiom Mission 2 (Ax-2).
Perempuan berusia 33 tahun itu bersama
astronaut Arab Saudi lainnya, Ali Al Qarni akan melakukan perjalanan ke ISS atau Stasiun Luar Angkasa Internasional. Penerbangan luar angkasa dijadwalkan meluncur dari Kennedy Space Center NASA di Florida menggunakan SpaceX Dragon.
Baca juga: Arab Saudi Bakal Kirim Astronot Wanita ke Luar Angkasa Tahun DepanBarnawi dan Alqarni akan menjadi warga Saudi kedua dan ketiga yang pergi ke luar angkasa, setelah Sultan bin Salman Al Saud, yang terbang sebagai spesialis muatan dalam misi pesawat ulang-alik pada tahun 1985.
Alqarni adalah pilot pesawat tempur berusia 31 tahun di angkatan udara Saudi dan Barnawi adalah peneliti kanker. Keduanya akan melakukan 14 eksperimen biomedis dan fisika selama berada di ISS.
Barnawi memegang dua gelar dalam Ilmu Biomedis. Dia mendapat gelar Sarjana dari Universitas Otago Selandia Baru dan Master dari Universitas Alfaisal. Dia juga seorang spesialis laboratorium penelitian, dengan pengalaman hampir satu dekade dalam penelitian sel induk kanker.
Direktur Penerbangan Luar Angkasa Manusia Axiom Space dan mantan astronaut NASA Peggy Whitson akan memimpin misi ini. Sementara, bertindak sebagai pilot adalah John Shoffner dari Knoxville, Tennessee.
Baca juga: Astronaut Berhijab Pertama, Nora Wujudkan Mimpi Masa KecilSetelah mendarat, para astronot bakal menghabiskan 10 hari di atas laboratorium untuk melakukan penelitian. Misi tersebut ditargetkan meluncur pada musim semi 2023.
“Melalui program ini, Kerajaan berusaha untuk mengaktifkan inovasi ilmiah di bidang ilmu ruang angkasa,” kata Ketua Komisi Luar Angkasa Saudi, Eng. Abdullah Bin Amer Al-Swaha dilansir Saudi Press Agency.
CEO Komisi Luar Angkasa Saudi Dr. Mohammed Bin Saud al-Tamimi menambahkan bahwa memulai penerbangan luar angkasa manusia mencerminkan "keunggulan dan daya saing global negara-negara di banyak bidang seperti teknologi, teknik, penelitian, dan inovasi."
"Misi ini juga bersejarah karena akan menjadikan Kerajaan salah satu dari sedikit negara di dunia yang membawa dua astronaut dengan kewarganegaraan yang sama ke atas Stasiun Luar Angkasa Internasional secara bersamaan," kata al-Tamimi.
Baca juga: Astronaut UEA Bakal Jalani Puasa Ramadhan di Luar Angkasa(est)