LANGIT7.ID - - Pengertian
Isra Mi’raj adalah perjalanan Nabi Muhammad dari
Masjidil Haram di Mekkah ke Baitul Maqdis di Palestina lalu melewati langit ke-7 menuju Sidratul Muntaha. Jumhur ulama berpendapat Isra Mi’raj terjadi pada 27 Rajab sekitar tahun 10 kenabian.
Salah satu kisah Isra Mi'raj dalam Al-Qur'an adalah Surat Al Isra ayat 1. Ayat ini menjelaskan tentang Isra nya
Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa atau
Baitul Maqdis pada malam hari.
Baca juga: Hikmah Isra Miraj Menurut Ustaz Muhammad Al-HabsyiFirman Allah:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُTerjemah : Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Ayat tersebut dibuka dengan kalimat yang sangat bagus (
bara'atu istihlaal) yakni
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى yang menunjukkan kemahabesaran Allah. Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menerangkan bahwa isra merupakan peristiwa luar biasa.
Maka surah ini dimulai dengan sesuatu yang menunjukkan kesempurnaan kekuasaan Allah dan menyucikan-Nya dari sifat-sifat kekurangan. Perkataan selanjutnya
بِعَبْدِهٖ adalah kalimat idhofah yang menunjukkan pemuliaan dan penghormatan.
Baca juga: Mengenal Buraq, Kendaraan Rasulullah SAW dalam Peristiwa Isra Mi'rajKeberkahan lainnya juga ditunjukkan dalam kalimat-kalimat lainnya. Dalam kaidah tata bahasa Arab, kalimat
لِنُرِيَهٗ terdapat iltifaat (perpindahan) dari kata ganti orang ketiga (huwa/ dia, Allah) menjadi kata ganti orang pertama (nahnu /kami) sebagai bentuk pengagungan keberkahan-keberkahan agama dan dunia, dan pengagungan tanda-tanda kekuasaan Allah.
Dalam Tafsir Tahlili Kementerian Agama, Allah menyatakan kemahasucian-Nya dalam pembuka kalimat agar manusia mengakui kesucian-Nya dari sifat-sifat yang tidak layak dan meyakini sifat-sifat keagungan-Nya yang tiada tara.
Ungkapan itu juga sebagai pernyataan tentang sifat kebesaran-Nya yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam, dengan perjalanan yang sangat cepat.
Dalam ayat ini tidak diterangkan waktunya secara pasti, baik waktu keberangkatan maupun kepulangan Nabi Muhammad. Hanya saja yang diterangkan bahwa Isra Nabi Muhammad dimulai dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa yang berada di Baitul Maqdis.
Baca juga: Zulhas: Isra Mi'raj Momentum Politisi Istikamah Perjuangkan Persatuan BangsaMasjid itu disebut Masjidil Aqsa yang berarti “terjauh”, karena letaknya jauh dari Kota Mekkah. Ketika itu, Masjidil Aqsha merupakan masjid yang diagungkan, menjadi tempat tujuan ziarah terjauh bagi penduduk Mekkah.
(est)