LANGIT7.ID, Bogor - Dunia kopi kini banyak dilirik orang. Selain menikmati rasanya, kopi juga produk bisnis yang menjanjikan. Indonesia sendiri termasuk negara penghasil kopi terbesar di dunia. Keberagaman jenis kopi asli Indonesia dinilai memiliki kualitas rasa dan aroma yang baik sehingga memiliki nilai lebih di pasaran.
Itulah yang dimanfaatkan oleh Kiman Siregar, pemilik Dakara Coffee, Cafe & Resto yang terletak di Kota Bogor tidak jauh dari kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Alumni IPB ini mengaku menjadi salah satu pecinta kopi dari kecil. Kini, menjadikan kopi sebagai sumber pendapatan dan membuka lapangan pekerjaan.
Dakara Coffee terdiri dari dua kata, yakni Dakara dan Coffee, yang berasal dari bahasa Jepang dan bisa diartikan sebagai ‘Karena Kopi.’
“Selain itu Dakara juga merupakan gabungan dari tiga suku kata anak saya, yaitu Dzaky, Kaysa, dan Raja, sehingga Dakara bisa diartikan juga sebagai semangat dari tiga anak kami, yang akhirnya kami putuskan pula untuk membuat Dakara Group yang fokus bisnisnya pada tiga bidang, yakni pendidikan, bisnis UMKM IKM, dan lingkungan,” ujar Chairman Dakara Group, Kiman Siregar kepada Langit7.id, Kamis (26/8).
Baca juga: Tips Jitu agar Pelaku Usaha F&B Bisa Sukses Meraih PasarDakara sendiri didirikan tepatnya pada 2002 melalui CV Global Samudera, yang pada 2008 menjadi CV Mitra Suplindo Pertanian. Saat ini grup usaha Dakara telah memiliki tujuh badan hukum usaha, di mana Dakara Coffee sendiri diluncurkan pada 2019.
Bapak tiga anak ini memilih bisnis ini dikarenakan dunia perkopian memiliki daya tarik dari hulu ke hilir. Banyak kreasi yang bisa dilakukan setelah pasca panen kopi hingga sampai ke pada konsumen dalam bentuk turunannya yang beragam.
“Dakara Coffee hadir dengan 18 kopi terbaik Indonesia, dengan pasca panen
full wash, semi wash, honey, dan wine yang tergolong premium. Sementara untuk penyajiannya kami menghadirkan beberapa metode
chemex, french press, aeropress, V60, vietnam drip, syphon, dan tubruk yang disesuaikan dengan selera konsumen,” katanya.
Baca juga: Piawai Main Saham, Ini Sejumlah Investasi Ustadz Yusuf Mansur di BursaPihaknya memiliki tujuan untuk membantu petani kopi di daerah yang menyediakan beraneka jenis kopi yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Seperti robusta dari Padang Lawas Utara, Arabika dari Sipirok, Marancar, Mandailing, dan lainnya. Melihat banyaknya penikmat kopi dari berbagai kalangan, Kiman menyebut perkembangan bisnis kopi di Indonesia masih cukup baik.
“Kami selalu menghadirkan sajian kopi yang mengikuti permintaan konsumen. Misalnya untuk perempuan penikmat kopi yang lebih cenderung menyukai
cold milk brew, sementara
vietnam drip lebih diperuntukkan kepada dewasa, dan orang tua biasanya lebih menyukai dengan metode tubruk dan V60,” jelasnya.
Berbagai kendala ia rasakan di masa pandemi ini dalam perkembangan bisnis kopinya, seperti keterlambatan pasokan bahan baku, jam buka-tutup kafe yang tidak menentu, dan berbagai kebijakan pemerintah yang cukup berimbas. Namun, ia mengaku tertolong dengan merambah kepada dunia pemasaran digital untuk bisa terus beradaptasi dengan perubahan yang ada.
“Kami mengoptimalkan penjualan melalui digital marketing,
go food, grabfood, delivery order dan pelayanan online lainnya. Sehingga kami ciptakan semua ruang yang bisa diakses oleh konsumen melalui media sosial kami, seperti instagram @dakaracoffee.id atau @dakaraumkm.id,” ujarnya.
Selain menggeluti bisnis kopi, Kiman pada 2020 mendirikan Dakara Mart sebagai pusat oleh-oleh UMKM Indonesia yang terletak persis di samping Dakara Coffee, Cafe & Resto. Salah satu produk unggulan yang telah diolahnya yakni Bolu Gulung Dakara yang dihadirkan dengan berbagai varian.
“Dakara Mart sudah menampung sekitar 150-an produk UMKM dari seluruh Indonesia. Pada tahun ini juga kami berhasi mendapatkan penghargaan melalui Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Bidang UMKM, yang diserahkan langsung oleh Pemda Kabupaten Sukabumi,” jelasnya.
Alasan masuk ke proses pengolahan, lanjut Kiman, untuk meningkatkan nilai sebuah produk yang akan di pasarkan. Sehingga diharapkan produk tersebut memiliki kualitas yang baik, menarik, higienis, dan sehat sesuai dengan permintaan konsumen.
Kiman mengaku pro UMKM dengan niat membantu pelaku usaha untuk bisa naik kelas dan mengembangkan bisnis mereka. Selain itu, di kampung halamannya Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) juga dirasa masih banyak pelaku UMKM yang berjuang dari bawah, sehingga ia tergerak untuk membantu meningkatkan peluang bagi para pelaku UMKM dari kampung halamannya tersebut.
“Kuantitas bisnis UMKM kita cukup besar, sekitar 98 persen, tapi nilai bisnisnya dikalahkan oleh pebisnis besar yang kuantitasnya hanya sekitar 2 persen. Kita harus membantu agar pelaku UMKM ini bisa naik kelas menjadi bisnis besar pula,” ujarnya.
Baca juga: Kopi Sipirok Sambut Hangat Event Specialty Coffee Expo 2021Sebagai bentuk dukungannya, selain melalui Dakara Mart, ia juga memiliki peranan penting di berbagai lembaga atau organisasi, seperti Ketua Yayasan Festival Oleh-oleh Tabagsel (YFO2T), Sekretaris Jenderal di Perkumpulan Asuh UMKM IKM , dan pembina di Yayasan Dakara Bisnis Institute.
Melalui berbagai perannya tersebut, Kiman bersama pelaku UMKM menyuarakan pentingnya bersinergi dan berkolaborasi. Di mana saat ini pihaknya mengaku sedang melakukan pembangunan Koperasi Konsumen Syariah Ikatan Saudagar Muslim Indonesia – Bogor Raya (ISMI BORA) yang juga diketuai olehnya.
“Saya harap kita bersama-sama bisa membantu bisnis UMKM dari hulu ke hilir sehingga bisa naik kelas, dan tidak lupa juga memberikan manfaat kepada karyawan, lingkungan. Mudah-mudahan pemerintah bisa memberikan langkah kebijakan konkret yang juga bisa terus mendorong perkembangan positif daripada seluruh pelaku UMKM kita,” imbuhnya.
(zul)