Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Kamis, 01 Juni 2023
home edukasi & pesantren detail berita

Perundungan Makin Marak, Begini Cara Mengatasinya di Lingkungan Sekolah

Muhajirin Jum'at, 03 Maret 2023 - 10:50 WIB
Perundungan Makin Marak, Begini Cara Mengatasinya di Lingkungan Sekolah
Ilustrasi peran orang tua atasi bullying di sekolah (Foto: Istimewa)
LANGIT7.ID, Jakarta - Bullying adalah masalah yang kompleks. Seperti kasus yang menimpa bocah SD di Banyuwangi yang bunuh diri karena tahan di-bully. Korban berinisial MR (11 tahun) sering pulang dalam keadaan murung. Dia sering di-bully oleh teman-teman di sekolah karena yatim atau tidak punya ayah.

Kasus bullying sebenarnya bisa diatasi dengan kerjasama pihak sekolah dengan wali murid. Sekolah harus membuat sistem untuk meredam perundungan antarsiswa. Orang tuapun harus dilibatkan untuk mendukung anak-anak yang menjadi korban bully.

Mengutip laman The Conversation, ada empat cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah perundungan di lingkungan sekolah:

Baca Juga: Film Gendut Siapa Takut, Ceritakan Bullying dan Body Shaming

1. Beri Ruang bagi Anak untuk Curhat

Anak-anak perlu berbicara tentang pengalaman bully mereka agar orang tua dapat bertindak. Namun, penelitian menunjukkan mereka sering tidak berbicara. Satu penelitian menunjukkan hanya 53% anak-anak yang memberi tahu guru dan 67% memberi tahu orang tua saat mengalami bullying.

Ada beberapa alasan kenapa anak-anak tidak mau curhat terkait kasus bullying. Di antaranya mereka tidak mendapatkan respons efektif, tidak peka, dan kerap mendapat respons berlebihan dari orang dewasa.

Selain itu, banyak anak-anak takut terlihat lemah, memperburuk situasi, dan dukungan orang dewasa dapat merusak rasa otonomi mereka. Dalam sebuah penelitian, anak-anak menjelaskan alasan utama tidak melaporkan perilaku bullying dan tidak ingin dianggap cepu oleh teman-temannya.

Baca Juga: 4 Tips Atasi Kekerasan di Sekolah, Begini Saran Kak Seto

Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua dan guru menyediakan ruang bagi anak-anak untuk berbicara. Orang tua dan guru pun merespons ketika anak-anak curhat terkait kasus bullying di sekolahnya.

Orang tua dan guru harus mendengarkan curhatan anak-anak dengan seksama lalu mengajak diskusi dalam pemecahan masalah. Dengan demikian, anak akan merasa terlindungi dan tidak takut lagi.

Orang tua juga dapat memuji kedewasaan dan kekuatan anak-anak ketika melaporkan bullying yang dialami. Setelah itu ditegaskan bahwa itu bukan ‘bercerita’ atau ‘lemah’ ketika keselamatan seseorang terancam.

Baca Juga: 3 Edukasi Dasar untuk Anak agar Terhindar dari Bullying

2. Orang Tua Harus Bekerja Sama dengan Sekolah

Mendengar curhatan anak saat di-bully memang menyedihkan. Tapi, orang tua harus mengontrol emosi agar bisa menemukan langkah-langkah strategis. Tindakan pertama yang harus dilakukan orang tua adalah menghubungi sekolah untuk melaporkan peristiwa bully itu.

Patut dicatat, tidak disarankan untuk menghubungi orang tua anak pelaku bullying. Ini meningkatkan masalah, memutuskan hubungan dengan orang tua anak pelaku bullying. Hal itu tidak bisa menyelesaikan masalah.

Saat menghubungi sekolah, minta penyelidikan atas masalah tersebut dan jadwal tanggapan. Pendekatan ini menunjukkan orang tua terbuka terhadap perspektif lain dan tidak berusaha menyalahkan siapapun. Ini juga menunjukkan orang tua mengharapkan hasil.

Baca Juga: Waspada Perundungan, Psikolog: Dominasi Pelaku terhadap Korban

Orang tua juga dapat meminta agar identitas anak tidak dibagikan untuk melindungi mereka dari pembalasan lebih lanjut. Jika tidak ada tanggapan, tindak lanjuti sampai ada penyelesaian dan memastikan keselamatan anak ketika berada di lingkungan sekolah.

3. Bekali Anak dengan Keterampilan

Anak juga dapat diperlengkapi dengan keterampilan emosional dan interpersonal untuk membantu mengatasi kasus bully. Keterampilan ini meliputi pengaturan diri, keterampilan sosial, dan pemecahan masalah.

Hal ini dapat membuat anak tetap tenang dan tidak tampak tertekan, bersikap asertif bila perlu, dan mempertimbangkan cara-cara kreatif untuk menyelesaikan situasi sulit.

Baca Juga: Anak SD Bunuh Diri karena Dibully, Perundung Jangan Dianggap Sepele

Orang tua juga dapat mengajari anak respons yang aman, terlatih, dan terencana yang dapat digunakan dalam kasus bully. Salah satu contohnya adalah fogging. Ini adalah teknik di mana anak setuju bahwa pelaku bully mungkin benar atau mungkin salah, tetapi tidak bersikap defensif dan kesal.

Misalnya, seorang pelaku bully mungkin mengatakan “bajumu jelek”. Tanggapan fogging akan menjadi "Anda mungkin benar". Dengan pendekatan ini pelaku bully tidak mendapatkan reaksi atas hinaan karena itu tidak memenuhi kebutuhan akan perhatian dan kontrol.

4. Carikan Teman yang Bisa Mendukung

Bantu anak mengidentifikasi tempat yang aman, teman sebaya, dan orang dewasa yang dapat mereka andalkan untuk mendapatkan dukungan.

Baca Juga: Waspada Cyberbullying pada Anak, Pahami dan Atasi Segera

Anak perlu memahami di tengah perilaku bully, mereka memiliki orang-orang yang dapat diandalkan. Saat pelaku bully mencoba mengintimidasi, anak tahu bahwa dia tidak sendirian. Ada orang-orang yang peduli, cinta, dan mendukung. Dengan demikian, anak akan kuat saat mengalami perundungan.

(jqf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Kamis 01 Juni 2023
Imsak
04:26
Shubuh
04:36
Dhuhur
11:54
Ashar
15:15
Maghrib
17:47
Isya
19:01
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan