LANGIT7.ID, Jakarta -
Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day dirayakan pada Rabu (8/3/2023). Perayaan yang diperingati tiap 8 Maret ini merupakan bentuk peringatan perjuangan perempuan dalam mencapai kesetaraan gender dan hak-haknya.
Pendiri Pusat Kajian Islam Quantum Akhyar Institute,
Ustaz Adi Hidayat (UAH), mengatakan, sosok perempuan dalam Islam sangat dimuliakan. Hal itu karena mereka bisa dengan mudah mendapatkan surga Allah Ta’ala.
UAH bercerita, anak perempuan kerap didiskriminasikan pada masa jahiliyah. Bahkan, ada riwayat yang menyebut terdapat kabilah yang mengubur anak perempuan hidup-hidup karena dianggap aib.
Baca Juga: Alissa Wahid: Hari Ibu Harus Dimaknai Hari Perjuangan Perempuan"Saat Islam datang, kedudukan
perempuan diangkat. Saat masih anak-anak, perempuan akan membuka pintu surga untuk sang ayah. Saat menikah, perempuan menyempurnakan agama suaminya. Saat menjadi ibu, surga berada di bawah telapak kakinya," kata UAH dalam salah satu tausiahnya, dikutip Rabu (8/3/2023).
"Perempuan diikat dengan keistimewaan, dan keistimewaan itu mengantarkan ke surga. Jadi, surga itu sebetulnya dekat dengan ibu, makanya ada ungkapan surga di bawah telapak kaki ibu," ujar UAH.
Di sisi lain, ada tiga amalan perempuan yang paling mendekatkan ke surga. Tiga amalan itu adalah amalan rahim, amalan melahirkan, amalan menyusui.
Kemudian, ada pula pekerjaan-pekerjaan yang memang tidak bisa diselesaikan kecuali oleh perempuan. "Di antaranya apa? Surah ke-4 ayat 34, Allah (berfirman) bagi laki-laki mencari nafkah, perempuan merawat anak-anaknya, dan itu tidak mudah. Allah titipkan potensi pada perempuan untuk bisa sabar merawat anak," ucap UAH.
Itu salah satu hikmah perempuan lebih utama salat di rumah. Bahkan, keutamaan salat di masjid bisa dialihkan ke rumah untuk perempuan. Hal tersebut menjadi bentuk pemuliaan kepada kaum perempuan.
"Pernah ada seorang perempuan anshar, diceritakan di hadits Muslim, mengadu pada nabi, ‘Ya Rasulullah, enak betul laki-laki. Haji bisa tanpa mahram, ke masjid bisa kapan saja, fisabilillah. Kami kok perempuan kebanyakan di rumah," kata UAH menirukan narasi hadits.
Baca Juga: Peringati Hari Ibu, Wapres: Perempuan Kunci Peradaban Bangsa"Rasulullah lalu menjawab, ‘Sampaikan pada teman-temanmu, apa yang dikerjakan para suami di luar rumah, maka perempuan akan mendapatkan bagian pahala sepanjang dia ridha dengan semua itu’," tutur UAH menirukan narasi hadits.
UAH menuturkan, seorang perempuan akan mendapatkan bagian pahala dari suami jika ridha mengurus segala keperluan yang dibutuhkan para suami, tanpa mengurangi pahala dari sang suami sedikitpun.
Oleh karena itu, UAH meminta para perempuan tidak berkecil hati. Jika perempuan tidak bisa ke masjid lantaran harus mengurus anak, tidak bisa jihad fisabilillah, dan lain sebagainya, maka itu merupakan bentuk keistimewaan bagi perempuan.
"Tanpa perlu keluar rumah, perempuan sudah mendapatkan pahala layaknya para laki-laki. Perempuan bisa meraih pahala dengan bersabar mendidik anak, mengurus suami, dan segala keperluannya," lanjut UAH menerangkan.
"Ibu misalnya mau ke masjid, tapi ada anak yang harus dirawat. Enggak usah paksakan ke masjid, ibu salat di rumah, rawat anak dengan baik. Pahala ibu shalat di rumah sama dengan pahala laki-laki ke masjid," tambahnya.
Baca Juga:
Perempuan Punya Kelebihan yang Dibutuhkan Sebagai Peternak Unggul
Iriana Jokowi: Hari Kartini Dimaknai Sebagai Era Kebangkitan Perempuan(gar)