LANGIT7.ID, Jakarta - Dua wanita Belgia asal Turki, dr. Sevilay Altintas dan Yeliz Karaca, mengungkapkan rahasia sukses sebagai perempuan saat memperingati
Hari Perempuan Internasional. Kuncinya, usaha yang teguh dan konsisten serta terus melawan diskriminasi dan kesulitan selama bertahun-tahun tinggal di Belgia.
Altintas saat ini bekerja di Rumah Sakit Universitas Antwerp dan mulai tinggal di Belgia mulai umur tiga tahun saat orang tuanya tiba di sana. Dia mengaku ada peran sosok ibu yang menjadi memainkan peran sentral bisa meraih kesuksesan seperti sekarang.
"Jika Anda seorang ibu yang sukses, Anda akan mengubah dunia. Ibu saya lulusan sekolah dasar dan wanita yang sangat sukses. Dia membesarkan enam anak,” kata Altintas, dikutip
Anadolu Agency, Rabu (8/2/2023).
Baca Juga: Belajar Bisnis dan Kemandirian Ekonomi dari Sayyidah KhadijahAltintas pernah mendapat penghargaan terhormat dari
American Association for Cancer Research (AACR) atas usahanya menangani penyakit kanker. "Ketika saya mendapat komentar negatif, saya berusaha lebih keras untuk berhasil," katanya.
Saat gempa dahsyat bulan lalu di Turki selatan, Altintas juga mengambil bagian dalam upaya bantuan di rumah sakit lapangan yang dikirim Belgia di zona bencana.
Altintas juga aktif secara politik di partai Aliansi Flemish Baru (N-VA) dan anggota dewan Kota Metropolitan Antwerp. "Berkat politik, saya memiliki kesempatan untuk menjangkau keluarga dan anak muda di platform besar," ucapnya.
Baca Juga: Kemuliaan Wanita Karier di Zaman RasulullahAtlintas tidak lepas dari rasisme. Sebagai muslimah berhijab, perlakukan rasis kerap didapatkan di ruang publik. Kendati begitu, dia selalu memiliki pandangan hidup yang positif.
"Energi dan pemikiran positif saya menyelamatkan saya. Pada akhirnya, nama keluarga saya adalah Altintas, bukan Pieters atau Janssens,” ujarnya.
Bergelut di Bidang Hukum, Wujud Cita-Cita Masa KecilYeliz Karaca, seorang pengacara terkemuka di Belgia dengan keahliannya di bidang hukum publik dan administrasi. Dia menyediakan penasihat hukum untuk institusi seperti Bandara Brussels dan Perusahaan Surat Bpost Belgia.
Baca Juga: Kemuliaan Wanita Karier di Zaman Rasulullah
Lahir di Belgia pada 1981, belajar hukum adalah impian masa kecil Karaca. Sebagai orang asing, ada dorongan dalam diri Karaca untuk memastikan keadilan ditegakkan
"Saya selalu merasa bahwa kami memiliki tugas perwakilan. Kami tidak memiliki kemewahan untuk membuat kesalahan. Sepertinya kami harus selalu sukses," ujarnya
"Di negara di mana orang tua kami tidak berbicara bahasanya, kami harus berhasil," imbuh Karaca yang juga merupakan ibu dari tiga anak laki-laki.
Baca Juga: Hari Perempuan Sedunia, Islam Sangat Memuliakan Wanita
Karaca mengaku seperti banyak orang Belgia asal Turki lainnya, selalu berhati-hati sepanjang karier untuk tidak melakukan kesalahan. Ada rintangan menghadang, termasuk rasisme yang muncul dalam perjalanan menuju kesuksesan. Kesulitan seperti itu bisa menjadi kesempatan untuk belajar.
"Di sini, saya mewakili masyarakat (asal Turki) kami. Kami memiliki identitas ekstra, Belgia dan Turki. Jika kami dapat mencerminkan kombinasi ini dengan cara yang baik, saya pikir kami dapat mendapatkan kekaguman mereka,” ucapnya.
"Hidup berjalan di jalan yang penuh belokan. Ini bukan sesuatu yang unik bagi kami, ini berlaku untuk semua orang. Jika kami mengambil belokan ini dengan benar, saya pikir kesuksesan akan datang dengan kekuatan wanita,” imbuh Karaca.
(jqf)