LANGIT7.ID, Jakarta - Aksi penistaan dan
pembakaran Al-Qur’an kembali terjadi di Denmark pada Senin (27/3/2023). Pembakaran tersebut dilakukan oleh kelompok sayap kanan Patrioterne Gar Live.
Aksi pembakaran tersebut dilakukan di depan Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen dan bahkan disiarkan di Facebook. Tak hanya
Al-Qur’an, bendera Turki juga ikut dibakar dan tulisan kebencian terhadap Islam juga diutarakan oleh kelompok tersebut.
Tentu saja tindakan ini memicu kemarahan negara-negara Muslim. Kementerian Luar Negeri Turki pun merilis pernyataan mengecam tindakan tersebut.
Baca Juga: Viral Pria Muslim Dilarang Shalat di Stasiun Kereta OttawaMereka menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan tindakan hina yang tidak dapat dibiarkan atas nama kebebasan berekspresi.
"Sekali lagi menunjukkan bahwa Islamofobia, diskriminasi, dan xenophobia telah mencapai tingkat mengkhawatirkan di Eropa," bunyi pernyataan Kemlu Turki, dikutip dari
Daily Sabah, Selasa (28/3/2023).
Tak hanya Turki, negara-negara mayoritas Muslim lain seperti Arab Saudi, Yordania, Kuwait, dan Qatar juga menyuarakan kecaman mereka terhadap tindakan tersebut. Mereka mengecam tindakan yang memicu kebencian terhadap umat Islam, terlebih dilakukan pada bulan Ramadhan.
"Membakar Al-quran adalah tindakan kebencian yang serius dan manifestasi
Islamofobia yang memicu kekerasan dan penghinaan terhadap agama," ujar Juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Yordania, Sinan Majali dikutip dari
Arab News.
Baca Juga: Imam Shamsi Ali: Ada Upaya Penggiringan Opini Islamofobia Hanya MitosPemerintah Denmark juga diminta untuk mengambil tindakan cepat dan konkret untuk mencegah terulangnya aksi serupa di masa depan. Hal ini bukanlah yang pertama kali terjadi di Denmark, sebelumnya politikus ekstremis sayap kanan Rasmus Paludan juga membakar Alquran di Denmark dan Swedia pada bulan Januari lalu.
Kementerian Luar Negeri Kuwait memperingatkan, tindakan pembakaran Alquran dapat memicu kemarahan dari umat Islam di seluruh dunia dan meminta para pelaku untuk dimintai pertanggungjawaban.
Mereka menekankan bahwa kebebasan berekspresi tidak boleh digunakan untuk menyinggung agama atau kepercayaan lain. Qatar pun menyatakan bahwa tindakan pembakaran Alquran merupakan eskalasi berbahaya yang dapat mengancam nilai-nilai hidup berdampingan secara damai. Mereka menolak segala bentuk ujaran kebencian berdasarkan kepercayaan, ras, atau agama.
Baca Juga: Kecam Pembakaran Qur’an di Eropa, Aksi Protes Meluas ke Berbagai Daerah(gar)