Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Jum'at, 19 April 2024
home wirausaha syariah detail berita

Hati-Hati Jebakan Umum, Yuk Belajar Peta Sukses Jadi Pengusaha

Muhajirin Kamis, 06 April 2023 - 11:14 WIB
Hati-Hati Jebakan Umum, Yuk Belajar Peta Sukses Jadi Pengusaha
Tangkapan layar Webinar Internasional Santri Mendunia. Webinar ini membahas tentang sukses dan jebakan kegagalan seorang pengusaha.
skyscraper (Desktop - langit7.id)
LANGIT7.ID, Jakarta- - Menjadi seorang pengusaha sukses merupakan impian banyak orang. Namun, di balik harapan tersebut, terdapat jebakan umum yang bisa membuat seseorang terjebak dalam kegagalan.

Oleh karena itu, penting untuk belajar dan memahami peta sukses untuk menjadi seorang pengusaha. Faktanya, 1,6% dari total penduduk Indonesia bergerak di sektor usaha alias menjadi usahawan.

Angka tersebut masih rendah. Sebuah negara maju membutuhkan setidaknya 5% pengusaha. Indonesia masih jauh tertinggal dari Singapura yang memiliki 10% pengusaha, bahkan dari Malaysia yang memiliki 4,5% pengusaha.

Pendiri Good Management School dari Pesantren Kalasuba Indonesia (Pusaka Indonesia), Heri Cahyono, menjelaskan, salah satu penyebab kurangnya pengusaha di Tanah Air adalah tidak ada lembaga yang mencetak seorang pengusaha.

Baca juga:Pesantren Cendekia Amanah Raih Penghargaan Pelopor Ketahanan Pangan

“Jadi, saya belum menemukan. Kalau mencetak usahawan itu banyak, mencetak wirausahawan banyak, mencetak orang yang jago berbisnis itu banyak. Tapi, mencetak untuk menjadi pengusaha, saya belum menemukan,” kata Heri dalam webinar internasional Santri Mendunia yang diikuti Langit7.id, Selasa (4/4/2023).

Dari angka 1,6% itu pun masih menjadi sebuah irono. Itu karena sebagian besar usahawan Indonesia bukan seorang pengusaha. Mereka hanya pekerja yang terjebak dalam bingkai usaha.
“Misalnya, buka warung bakso, maka orang itu akan menjadi tukang bakso seumur hidup di warungnya sendiri,” kata Heri.

Ada jebakan umum di Indonesia yang menyebabkan angka pengusaha sangat minim. Jebakan umum itu bernama produk dan modal. Orang yang bercita-cita sukses jadi pengusaha umumnya memulai dengan membuat produk. Produk itu bisa berupa barang atau jasa.

“Padahal pembuat produk itu namanya produsen, bukan pengusaha. Pengusaha itu tidak ada kewajiban untuk bisa membuat produk. Pengusaha untuk berkewajiban produknya berkualitas bagus,” ujar Heri.

Hal tersebut bisa dilihat dari keluhan produsen di Indonesia. Keluhan mereka sama yakni pemasaran produk dan tidak ada modal. Sebaliknya, seorang pengusaha tidak akan mengeluh tentang pemasaran karena sudah pasti bertemu dengan pasar.

“Itu karena dia punya kapasitas sebagai soerang pengusaha, bukan kapasitas seorang produsen. Pengusaha juga tidak akan berkeluh-kesah dengan modal, karena punya sejuta cara untuk mencari modal,” ujar Heri.

Lalu, siapakah pengusaha itu?
Pengusaha itu adalah seseorang yang “dalam gelap” tetap melihat “cahaya”, menemukan peluang dalam ketiadaan peluang. Jadi, bukan seseorag yang membuat produk lalu mengedarkan produk.
Heri membeberkan empat peta jalan agar seseorang bisa menjadi pengusaha sukses. Di antaranya:

1. Menemukan Peluang
Modal utama seorang pengusaha adalah menemukan peluang. Peluang tidak membutuhkan uang, hanya butuh kreativitas yang bersifat soft skill. Misalnya dalam sektor usaha air mineral. Seorang pengusaha tidak serta merta menciptakan produk, tapi memperbaiki kualitas dari produk air mineral yang sudah beredar di pasaran.

“Bisa juga menemukan peluang dari sesuatu yang baru. Artinya, jika seorang sudah menemukan peluang, artinya sudah menemukan pasar,” ungkap Heri.

Ketika menemukan peluang, seseorang tidak butuh modal uang. Pengusaha hanya butuh kreativitas. Maka kebutuhannya, hanya butuh seseorang yang berkapasitas pengusaha. Kalau sudah bisa menemukan peluang, maka seseorang itu sudah punya jiwa pengusaha.

2. Mengubah Peluang Jadi Produk Usaha
Dari menemukan peluang kemudian diimplementasikan menjadi produk usaha. Produk itu bisa berbentuk barang atau jasa. Kebutuhan yang diperlukan bisa berupa uang, jika memang pengusaha ingin membuat prodauk.

Namun, mengubah peluang menjadi produk usaha bisa juga tidak memerlukan modal uang. Sekarang zaman sudah berubah, uang juga tidak dibutuhkan untuk dijadikan produk. Itu karena pengusaha hanya butuh produsen.

“Tidak ada kewajiban seorang pengusaha bisa membuat prodak, hanya memastikan prodak itu berkualitas sesuai standarnya. Lalu, apakah pengusaha boleh membuat prodak? Boleh. Tetapi, tidak menjadi kewajiban. Prodak itu tidak mesti dari uang kita, tetapi bisa berkolaborasi dengan produsen untuk membuat produk,” ujar Heri.

3. Optimasi dan Pengelolaan
Optimasi dan pengelolaan produk juga tidak memerlukan uang. Pengusaha hanya perlu memaksimalkan kualitas produk dan efisiensi produksi, sehingga dapat meningkatkan keuntungan tanpa harus mengeluarkan banyak uang.

Optimasi dan pengelolaan dapat dilakukan dengan baik melalui perusahaan dan manajemen yang handal.
“Produk tersebut dioptimasi dan dikelola. Optimasi dan pengelolaan juga tidak membutuhkan uang. Optimasi dan pengelulaan hanya butuh perusahaan dan manajemen,” ujar Heri.

4. Pengembangan
Pengembangan memang merupakan hal penting dalam bisnis. Namun, untuk melakukan pengembangan tidak selalu membutuhkan banyak uang. Hal yang dibutuhkan hanyalah seseorang yang memiliki jiwa pengusaha yang kreatif dan inovatif dalam mengembangkan bisnisnya.

“Pada level pengembangan juga tidak membutuhkan uang. Pengembangan hanya membutuhkan orang yang berjiwa pengusaha,” ungkap Heri.

(ori)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Jum'at 19 April 2024
Imsak
04:27
Shubuh
04:37
Dhuhur
11:55
Ashar
15:14
Maghrib
17:53
Isya
19:03
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan