LANGIT7.ID-, Jakarta- - Umat Islam di seluruh dunia akan merayakan
Hari Raya Idul Fitri pada 1 Syawal 1444 H. Tahun ini, PP Muhammadiyah telah menetapkan bahwa Idul Fitri jatuh pada hari Jumat, 21 April 2023. Dalam perayaan tersebut, umat Islam disunnahkan untuk melakukan shalat Idul Fitri.
Shalat ini dilakukan setelah matahari terbit pada hari raya Idul Fitri dan merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat Muslim. Setiap muslim disunnahkan memakai pakaian terbaik lalu berangkat ke tanah lapang sambil bertakbir.
Setelah umat Islam berkumpul, imam lalu mengintruksikan untuk memulai shalat dua rakaat.
Baca juga:
Daftar Lokasi Sholat Idul Fitri di Jabodetabek 21 April 2023Berikut ini tata cara shalat Idul Fitri seperti dikutip buku Fikih Lebaran oleh Muhammad Abduh Tuasikal:
1. Shalat Idul Fitri terdiri dari dua rakaat
2. Shalat Idul Fitri dimulai dengan niat dan takbiratul ihram (ucapan “Allahu Akbar” di awal)
3. Cara melakukan shalat Idul Fitri sama dengan shalat lainnya
4. Setelah takbiratul ihram membaca doa iftitah (istiftah) sebagaimana shalat lainnya
5. Setelah membaca doa iftitah, melakukan takbir tambahan (zawaid) sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama (selain takbir untuk takbiratul ihram dan
takbir turun rukuk).
Sedangkan pada rakaat kedua, melakukan takbir tambahan sebanyak lima kali (selain takbir bangkit dari sujud dan takbir turun rukuk). Takbir tambahan (zawaid) ini hanya sunnah hay’at, sehingga kalau luput tidak mesti diulangi.
Jima ada makmum yang masbuk saat takbir zawaid, cukup mengikuti sisa takbir yang ada tanpa qadha’ takbir. Jika imam hanya bertakbir zawaid enam kali di rakaat pertama atau tiga kali di rakaat kedua, imam tetap boleh diikuti, makmum disunnahkan tidak menambah dari takbir yang kurang tadi.
6. Setiap kali takbir zawaid disunnahkan mengangkat tangan. Setelah itu, disunnahkan di antara dua takbir tambahan meletakkan tangan kanan di depan
tangan kiri di bawah dada sebagaimana bersedekap setelah takbiratul ihram
7. Di antara zawaid, disunnahkan behenti sejenak sekadar membaca satu ayat pertengahan. Saat itu bisa membaca takbir atau mengagungkan Allah.
Bacaan yang paling bagus di antara takbir zawaid adalah
“Subhanallah Wal Hamdu Lillah Wa Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar”. Bacaan itu disebut
al-baqiyaatush shaalihaat (amalan yang kekal) sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas. Setelah takbir ketujuh pada rakaat pertama dan takbir kelima pada rakaat kedua tidak ada bacaan takbir dan zikir.
8. Setelah takbir zawaid, membaca ta’awudz, lalu membaca Surah Al-Fatihah. Setelah membaca Surah Al-Fatihah dianjurkan membaca Surah Qaf pada rakaat pertama dan Surah Al-Qamar pada rakaat kedua, atau membaca Al-A’laa pada rakaat pertama dan Al-Ghasyiyah pada rakaat kedua.
9. Baaan surah saat shalat Idul Fitri dikeraskan (Jahar), begitu pula dengan bacaan takbir, sedangkan dzikir-dzikir lainnya dibaca lirih (sir). (Al-Mu’tamad fii Al-Fiqh Asy’Syafii, Kifayah Al-Akhyar).
(ori)