LANGIT7.ID-, Jakarta- - Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia merayakan hari raya
Idul Fitri dengan penuh suka cita. Setelah melaksanakan Shalat Id, umat Islam diperkenankan untuk mendengar khutbah yang disampaikan oleh seorang khatib.
Sebagai seorang khatib, diperlukan syarat-syarat yang harus dipenuhi seperti menguasai ilmu agama, memakai pakaian suci, dan menyampaikan materi khutbah yang senafas dengan pandangan Islam. Namun, tidak diperkenankan untuk menyampaikan khutbah dengan provokasi kebencian dan perpecahan.
Sebaliknya, khutbah senantiasa disampaikan dalam rangka memajukan dan mencerahkan umat. Bagaimana tata cara khutbah Idul Fitri yang baik dan benar? Simak ulasannya berikut ini:
Baca juga:
Shalat Idul Fitri Beda dengan Shalat Lain, Begini Tata Caranya1. Berbeda dengan Khutbah Jumat
Khutbah Id berbeda dengan khutbah Jumat. Dalam Khutbah Id, tidak diselingi dengan duduk antara dua khutbah, alias hanya satu kali. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri:
“
Rasulullah SAW keluar pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha menuju lapangan tempat shalat, maka hal pertama yang dia lakukan adalah shalat, kemudian manakala selesai beliau berdiri menghadap orang banyak yang tetap duduk dalam bersaf-saf mereka, lalu Nabi SAW menyampaikan nasihat dan pesan-pesan dan perintah kepada mereka; lalu jika beliau hendak memberangkatkan angaktan perang atau hendak memerintakan sesuatu beliau laksanakan, kemudian lalu beliau pulang. (Muttafaq ‘alaih, dan ini lafal Al-Bukhari)
Diriwayatkan dari Jabir Ibnu Abdullah, dia berkata:
“Saya menghadiri shalat hari raya bersama Rasulullah SAW. sebelum khutbah beliau memulai dengan shalat tanpa azan dan tanpa qamat, kemudian (Setelah selesai shalat) beliau berdiri dengan bersandar kepada Bilal.Lalu dia mengajak orang supaya bertakwa kepada Allah, menyuruh patuh kepada-Nya, menyampaikan nasehat dan peringatan untuk mereka, kemudian beliau berjalan mendatangi wanita-wanita, lalu menyampaikan nasehat dan peringatan untuk mereka.” (HR Muslim dan An-Nasa’i)
2. Khutbah Id tidak Diawali Takbir tapi Tahmid
Awal khutbah Idul Fitri sebaiknya dimulai dengan membaca tahmid (al-hamdu lillah), bukan dengan takbir. Tidak ada riwayat yang sahih yang mengindikasikan Rasulullah SAW memulai khutbah Id dengan takbir. Semua khutbahnya selalu dimulai dengan membaca tahmid. Meskipun takbir sering disisipkan dalam khutbah Id, namun sebaiknya jangan dimulai dengan takbir.
Diriwayatkan dari Jabir bahwa ia berkata:
“Saya menghadiri shalat hari raya bersama Rasulullah SAW. sebelum khutbah beliau memulai dengan shalat tanpa azan dan tanpa qamat, kemudian (Setelah selesai shalat) beliau berdiri dengan bersandar kepada Bilal. Lalu dia mengajak orang supaya bertakwa kepada Allah, menyuruh patuh kepada-Nya.” (HR Muslim dan An-Nasa’i)
3. Khutbah Id Diakhiri dengan Doa
Setelah selesai memberikan khutbah, selanjutnya adalah berdoa dan mengangkat tangan dengan jari telunjuk tangan kanan sebagai tanda syahadat, sama seperti saat khutbah Jumat, seperti yang dijelaskan dalam hadis berikut:
“
Diriwayatkan dari Hushain, bahwa Basyir bin Marwan mengangkat kedua tangannya pada khutbah Jumuah di atas mimbar, kemudian dimarahi oleh Amarah Ruwaibah ats-Tsaqafi dan berkata: Rasulullah SAW tidak menambah ini, dengan mengisyaratkan jari telunjuknya.” (HR An-Nasa’i)
(ori)