LANGIT7.ID-, Jakarta- - Wakil Ketua Bidang Diklat BPMI, Dr Mulawarman Hannase, menjelaskan,
olahraga memiliki tempat khusus dalam Islam. Olahraga dan Islam memiliki hubungan. Itu karena setiap olahraga selalu mengedepankan yang berkaitan erat dengan kejujuran.
“Kejujuran sangat perlu ditanamkan dalam setiap insan olahraga demi menjaga citra sportif dalam setiap pertandingan,” ujar Mulawarman saat menyampaikan Khutbah di Masjid Istiqlal, Jakarta, dikutip Rabu (16/5/2023).
Olahraga juga berkaitan dengan ibadah. Itu karena seseorang berolahraga agar badan sehat. Jika badan sehat, maka seseorang bisa menjalankan ibadah dengan baik, sehingga tak hanya memikirkan keadaan jasmani saja, tetapi ruhani pun demikian.
Baca juga:
Kunjungi KBRI, Pelajar SMP Islam Amalina Dapat Inspirasi Pendidikan Singapura“Nabi Muhammad SAW, menurut sebuah hadits Riwayat Imam Bukhari, menganjurkan para sahabatnya agar mampu menguasai bidang-bidang olahraga. Terutama berkuda, berenang, dan memanah,” ungkap Mulawarman.
Tiga jenis olahraga yang dianjurkan Rasulullah SAW itu bisa dianggap sebagai sumber dari semua jenis olahraga pada zaman sekarang. Tiga olahraga itu mengandung aspek Kesehatan, keterampilan, kecermatan, sportifitas, dan kompetisi.
“Islam memandang bahwa kesehatan itu sangat penting karena Kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, dikarenakan Islam adalah agama yang sempurna lagi menyeluruh, yang meliputi semua aspek kehidupan manusia,” tutur Mulawarman.
Poin paling penting adalah olahraga bisa membangun solidaritas keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan. ukhuwah Islamiyah merupakan pola hubungan antarsesama umat Islam. Persaudaraan ini tumbuh dan berkembang karena kesamaan akidah, baik di tingkat local, regional, nasional, maupun internasional.
“Pola hubungan ini meliputi seluruh aspek kehidupan, baik ibadah, muamalah, munakahat, mu’asyarah,’ ungkap Mulawarman.
Sedangkan, ukhuwah wathaniyah (kebangsaan) merupakan pola hubungan antarsesama manusia yang berkaitan dengan ikatan kebangsaan dan kenegaraan. Pola hubungan ini mencakup aspek yang bersifat muamalat (kemasyarakatan, kebangsaan, kenegaraan).
Terpenting adalah ukhuwah basyariyah (kemanusiaan), yaitu pola hubungan antara manusia yang tumbuh dan berkembang atas dasar rasa kemanusiaan yang bersifat universal. Atas dasar ini, manusia dilarang saling menyakiti.
“Janganlah kita saling menyakiti dan melakukan kekerasan satu sama lain karena perbedaan latar belakang etnis dan keyakinan. Marilah kita menciptakan rasa damai dan ketentraman atas nama persaudaraan sesama manusia,” ujar Mulawarman.
(ori)