LANGIT7.ID-, Jakarta- - Menjalankan
syariat merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam. Begitupun menjalankan hal-hal wajib dalam syariat Islam. Ada pula ibadah-ibadah sunnah yang memiliki keutamaan dan keistimewaan tersendiri.
Lalu, apakah seoorang muslim perlu memperbanyak amalan sunnah atau cukup menjaga ibadah wajib?
Pendakwah asal Yogyakarta, Salim A Fillah, menjelaskan, prioritas utama seorang muslim adalah menjalankan ibadah-ibadah fardhu (ibadah wajib). Maka itu, penting bagi seorang muslim menerapkan skala prioritas dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT.
"Setelah tugas fardhu terpenuhi, kita dapat melaksanakan sunnah nabi dengan memilih yang terasa ringan dan bisa konsisten dilakukan," kata Salim A Fillah saat mengisi kajian secara daring, dikutip Kamis (6/7/2023).
Baca juga:
Kasus Narkoba Meresahkan, Orang Tua Harus Bentengi Anak agar Tak TerpengaruhPenting juga memilih prioritas amalan sunnah yang memiliki keutamaan yang besar. Contohnya, salah satu salat sunnah yang memiliki keutamaan besar adalah Shalat Sunnah Rawatib. Setelah menunaikan tugas fardhu, seorang muslim dapat memilih untuk melaksanakan sunnah ini.
"Di sisi lain, dalam hal beramal di bidang materi, salah satu sunnah terbaik yang diajarkan oleh Nabi SAW adalah merawat dan menyantuni anak yatim. Setelah menunaikan tugas fardhu, kita dapat melaksanakan amalan-amalan sunnah yang terasa ringan dan rutin dilakukan. Ketika kita sudah terbiasa dengan amalan sunnah tersebut, baru kita bisa menambahkan amalan sunnah lainnya," ungkap Salim A Fillah.
Maka itu, penting bagi seorang muslim mendahulukan ibadah wajib. Dalam buku Fikih Prioritas karya Syekh Yusuf Qaradhawy disebutkan, sebuah kekeliruan apabila menyibukkan diri untuk mengerjakan sunnah ketimbang wajib.
Syekh Qaradhawi mencontohkan, terdapat banyak umat muslim yang mendirikan shalat tengah malam, namun di siang hari lalai menjalankan ibadah wajib. Umumnya mereka beralasan karena kesibukan dunia, aktivitas yang dijalankan sehari-hari di waktu siang.
Baca juga:
Kominfo Telusuri Dugaan Kebocoran Data Paspor 34 Juta Warga IndonesiaSikap lalai masuk dalam bagian menyepelekan. Sedangkan sikap menyepelekan merupakan pengkhianatan terhadap amanah dari Allah SWT. Para ahli fikih (fuqaha) bersepakat, Allah tidak menerima ibadah sunah seseorang sebelum ibadah fardhunya ditunaikan.
Imam Ar Raghib menjelaskan tentang perbandingan antara ibadah-ibadah fardhu dengan ibadah sunah. Beliau berkata:
“Ketahuilah bahwa ibadah itu lebih umum daripada sekadar kebaikan, sebab setiap kebaikan adalah ibadah. Dan tidak setiap ibadah adalah kebaikan. Di antara perbedaan keduanyam bahwa ibadah terdiri dari fardhu yang sudah diketahui, dan batasan-batasan yang ditentukan. Orang yang meninggalkannya menjadi zalim yang melanggar.”
(ori)