LANGIT7.ID-, Jakarta- -
Masjid As-Sahaba disebut sebagai masjid tertua di Afrika yang dapat ditemukan di Massawa, Eritrea modern. Sejarawan menyebut masjid tersebut dibangun oleh para sahabat Rasulullah SAW yang hijrah ke Habsyah.
Mengutip Madain Project, satu-satunya fitur yang menunjukkan masjid itu berasal dari zaman sebelum Rasulullah hijrah adalah posisi masjid yang menghadap kea rah Al-Quds, bukan Makkah.
Sebagaimana diketahui, perubahan kiblat umat Islam terhadi saat Rasulullah berada di Makkah. Kiblat umat Islam saat Rasulullah SAW masih di Mekkah mengarah ke Masjid Al-Aqsa di Al-Quds, atau dalam Islam dikenal istilah Qibla Awwal (kiblat pertama).
Masjid As-Sahaba baru direnovasi lagi pada abad ke-20 M. Sebelum itu, situs itu terbengkalai, sehingga tinggal menyisakan sedikit dari konstruksi awalnya. Beberapa yang tersisa adalah mihrab dengan model atap melengkung, Menara, dan kubah kecil yang di atasnya terdapat symbol bintang dan bulan sabit. Selebihnya, situs itu hanya berupa areal terbuka seluas sekira 3.100 meter persegi.
Baca juga:
Kemegahan Masjid Kairouan, Warisan Sahabat Nabi Uqbah bin Nafi di TunisiaMeski begitu, sisa fitur yang ada, sebenarnya sudah cukup menjelaskan periodesasi waktu rekontruksi masjid tersebut. Itu karena mihrab dengan model melengkung pertama kali dibuat pada era Umar bin Abdul Aziz yang menjadi khalifahj ke-8 Dinasti Umayyah.
Kemudian menara baru mewarnai gaya arsitektur Islam pada masa Dinasti Abbasiyah. Bentuk desain kubah dengan simbol bintang dan bulan sabit di atasnya merupakan ciri khas dari gaya arsitektur kekhalifahan Utsmaniyah.
Dalam buku
The History of Al-Tabari disebutkan, belum ada bukti sejarah seperti catatan atau prasasti yang menunjukkan Masjid As-Sahaba dibangun pada 614 M atau saat para sahabat hijrah ke Habsyah. Namun, kisah tersebut ini hidup dan menjadi tuturan masyarakat setempat.
Meski beigut, bila merekonstruksi sejarah yang terjadi pada awal dakwah Rasulullah SAW, sebenarnya kisah tersebut bisa jadi benar. Mengingat, lokasi Masjid As-Sahaba terletak di tepi timur Pelabuhan Kota Massawa, Eritre.
Posisi masjid tepat berada di tepi Laut Merah, sebuah jalur laut paling purba yang menghubungkan konstaliasi perdagangan dari Samudera Hindia ke peradaban Romawi di Utara. Saat masa awal Islam, wilayah ini dikenal dengan nama Habasyah, yang dipimpin seorang raja Bernama An-Najasyi.
Menurut Tabari, Habasyah atau Abbyssinia merupakan wilayah yang sudah sangat dikenal oleh orang-orang Quraisy Makkah. Sebab tempat itu merupakan pasar yang bagus. Mereka datang ke tempat itu untuk berdagang, mendapat keuntungan banyak, dan kondisi perjalanan yang relative aman.
Dalam buku Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, saat mengacu pada Riwayat sejarah Islam, pada tahun awal dakwah Rasulullah SAW, umat Islam mengalami perlakuan buruk dari kaum Quraisy Makkah. Rasulullah SAW akhirnya memerintahkan mereka untuk hijrah. Rasulullah SAW juga menyebutkan lokasi ke mana mereka harus hijrah, yaitu ke Habasyah.
Baca juga:
NII Masih Ada?Sebagaimana dikisahkan oleh Ibnu Hisyam dalam Sirah Nabawiyah sebagai berikut:
Ibnu Ishaq berkata, Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam berkata, Ziyad bin Abdullah Al-Bakkai berkata dari Muhammad bin Ishaq Al-Muththalibi yang berkata, “Ketika Rasulullah SAW melihat penderitaan yang dialami sahabat-sahabatnya, sedang beliau dalam keadaan segar bugar karena kedudukan beliau di sisi Allah di sisi pamannya, Abu Thalib.
Sementara, beliau tidak mampu melindungi mereka terhadap penderitaan yang dialmi, maka beliau bersabda kepada mereka, ‘Bagaimana kalau kalian berangkat ke negeri Habasyah, karena rajanya tidak mengizinkan seorang pun dizalimi di dalamnya, dan negeri tersebut adalah negeri yang benar, hingga Allah memberi jalan keluar bagi penderitaan yang kalian alami?’
Kemudian kaum muslimin dari sahabat-sahabat Rasulullah SAW beragnkat ke Habasyah, karena takut mendapatkan penderitaan yang lebih berat, dan lari kepada Allah dengan membawa agama mereka. Itulah hijrah pertama yang terjadi dalam Islam.”

(ori)