LANGIT7.ID-, Jakarta- - Sepanjang sejarah Pakistan, ada satu peristiwa penting dan menjadi kenangan berharga yaitu pembuatan Ghilaf-e-Kakbah atau
Kiswah.
Kiswah atau kain penutup Kakbah ternyata dibuat di Karachi, Pakistan di tahun 1962 silam. Keistimewaan unik ini diberikan kepada Waheed-ud-Din Ansari, pemilik toko kain terkenal di Saddar.
Seperti dilansir dari
Islamic Information, hal ini bermula dari serombongan pejabat penting Arab Saudi yang melakukan perjalanan ke Pakistan.
Kunjungan tersebut bertujuan untuk menemukan pengrajin terampil yang dapat membuat kain penutup untuk Kakbah di Mekkah.
Baca juga:
Detik-Detik Kiswah Ka'bah Diganti pada 1 Muharram 1445 HDi antara pencarian tersebut, mereka menemukan sampel luar biasa di rumah sutra Ansari yang memenangkan hati para orang penting itu.
Terkesan dengan kinerja dan dedikasi yang dimasukkan ke dalam sampel, otoritas Saudi memilih Ansari dan timnya untuk menjalankan tugas suci tersebut.
Penuh rasa hormat dan pengabdian, Ansari mengumpulkan tim yang terdiri dari 34 pengrajin terampil. Bersama mereka memulai perjalanan selama tiga bulan, mencurahkan isi hati demi menciptakan Kiswah.
Kiswah adalah simbol persatuan bagi umat Islam di seluruh dunia. Kain penutup ini dibuat dengan penuh kasih sayang dan kehati-hatian.
Setiap jahitan membawa makna, menjadikannya sebagai lambang penghormatan yang mendalam terhadap bangunan suci yang pada akhirnya akan menjadi bagian darinya.
Penyelesaian Kiswah membuat Pakistan sangat bangga. Ini menjadi kontribusi luar biasa bagi warisan Islam yang kaya. Sebelum menutup Kakbah, Kiswah dengan bangga ditampilkan di depan ribuan orang di lapangan Polo di Karachi.
Warisan dari peristiwa bersejarah ini masih hidup hingga hari ini. Keistimewaan membuat penutup suci, Kiswah, tetap menjadi simbol ikatan tak tergoyahkan Muslim Pakistan dengan Kakbah Suci.
Bila melihat ke belakang, tahun 1962 mempunyai tempat khusus di hati orang Pakistan. Keterlibatan negara ini dalam pembuatan Kiswah menjadi bukti keahlian bangsa dan komitmen yang tak tergoyahkan untuk menegakkan tradisi suci.

(ori)