Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Selasa, 22 April 2025
home masjid detail berita

Shalat yang Khusyuk Bentuk Karakter Seorang Muslim

Muhajirin Senin, 14 Agustus 2023 - 18:00 WIB
Shalat yang Khusyuk Bentuk Karakter Seorang Muslim
ilustrasi
LANGIT7.ID-, Jakarta- - Ketua PWNU DKI Jakarta, KH. Samsul Ma’arif, mengungkapkan, shalat lima waktu yang menjadi spiritualitas dapat dilihat dari sikap yang efektif menggunakan waktu.

Seorang muslim tidak mau waktunya berlalu sia-sia, karena yakin waktu merupakan nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada manusia.

Shalat adalah kebersihan. Shalat seseorang tidak diterima jika tidak diawali dengan bersuci. Hikmahnya, orang yang akan sukses adalah orang yang sangat cinta dengan hidup bersih. Artinya, orang yang shalatnya menjadi nilai spiritual akan selalu berusaha lahir dan batinnya selalu bersih.

"Hal inilah yang menjadikan manusia mulia dihadapan Allah SWT, karena nilai ketakwaaanya itu. Salah satu ciri orang yang bertakwa ialah mereka yang menegakkan shalat," ujar Samsul saat menyampaikan khutbah di Masjid Istiqlal Jakarta, dikutip Senin (14/8/2023).

Dalam Al-Qur'an, Allah menyebut kegiatan shalat bukan dengan kalimat “mengerjakan shalat” melainkan “menegakkan shalat” (iqamah al-shalah). Ada berbagai derivasi dari kata iqamah itu, seperti yuqimuna alshalah, aqamu al-shalah, aqimu al-shalah dalam beberapa bentuk kata kerja.

"Yang idenya ialah bahwa shalat itu tidak cukup dikerjakan tetapi ditegakkan. Perintah itu bukan berbunyi 'kerjakanlah shalat' atau 'bersalatlah kamu', tetapi 'tegakkanlah shalat'," tutur Samsul.

Baca juga:Gaya Baru Pernikahan, Calon Pengantin Berwakaf Uang Keabadian Cinta

Menegakkan salat berarti mengerjakan shalat dengan sebenar-benarnya dan menepati konsekuensi-konsekuensinya sebagai orang yang shalat. Paling tidak, tuntutan yang diharapkan akan dipenuhi orang yang shalat diisyaratkan dalam penutup shalat itu sendiri.

Shalat dimulai dengan takbirah al-ihram, artinya takbir (kalimat Allahu Akbar) yang mengharamkan segala pekerjaan yang bersifat horizontal atau sesama manusia. Shalat lalu diakhiri dengan salam, yaitu membaca “al-salamu ‘alaikum wa rahmah Allah”.

"Idenya ialah bahwa shalat harus menghasilkan pernyataan baik kepada sesama manusia dengan menyampaikan do’a keselamatan. Itu adalah konsekuensi dari shalat. Karena itu, shalat seharusnya menghasilkan budi pekerti luhur," kata Samsul.

Hal Itu yang menyebabkan Rasulullah SAW menegaskan shalat adalah tiang agama. Ini bisa menjadi indikator kepalsuan beragama. Dalam bahasa kontemporer, indikator kepalsuan beragama kalau tidak mempunyai solidaritas sosial, tidak peduli dengan masyarakat dan sebagainya.

Shalat dan bentuk ibadah-ibadah lainnya dalam Islam pada dasarnya adalah ritus. Orang tidak boleh berhenti kepada ritus itu sendiri, sebab ritus hanya simbolisasi. Ketika orang shalat melakukan rukuk, berdiri, sujud sebetulnya simbolisasi ketundukan manusia kepada Rabbnya.

"Itu nature manusia. Orang modern akan sulit sekali menekuk lututnya, karena terbiasa duduk di kursi," kata Samsul.

Baca juga:Masjid Syekh Karim al Makhdum Bukti Syiar Islam di Filipina

Orang tidak boleh beragama secara simbol. Tetapi tidak berarti simbol tidak penting. Simbol tetap penting, karena dapat menyederhanakan persoalan. Demikian juga shalat, yang sebetulnya untuk mendidik manusia kepada arah yang lain.

Jika orang beragama berhenti hanya dalam shalat itu sendiri tanpa menangkap makna, sama saja ke luar kota membawa uang banyak, tetapi saat lapar dia makan uang itu, tidak masuk warung. Banyak sekali orang beragama hanya berhenti sampai di situ.

Maka itu penting menanyakan pada diri sendiri, mengapa shalat, yang sesungguhnya baik dan bermanfaat itu, tidak merubah kehidupan kita? Mengapa shalat tidak memperbaiki moral kita, juga tidak mengubah kita ke dalam suatu kekuatan yang diabdikan untuk Allah? Dan mengapa kita terus hidup dalam keadaan memalukan dan kalah?

"Dalam hal ini jawaban yang sering kita dapatkan adalah, karena kita tidak melakukan shalat secara teratur atau tidak sesuai dengan cara yang dituntunkan oleh Allah dan Rasul-Nya," ungkap Samsul.



(ori)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Selasa 22 April 2025
Imsak
04:27
Shubuh
04:37
Dhuhur
11:55
Ashar
15:14
Maghrib
17:52
Isya
19:02
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan